Megha
New member
Memperjuangkan Kebebasan Hak cipta
Den, kita terkadang suka kesel sama keterbatasan mengunduhan informasi berbentuk file dari dunia maya atau lebih kerennya Online. Keterbatasan itu berupa ketentuan-ketentuan menyebalkan seperti harus mendaftar pada sebuah media download, membayar file yang kita inginkan via kartu kredit dan masalah hak intelektual. Salah satu file yang paling sering menyulitkan adalah electronic book atau yang lebih dikenal dengan istilah e-book.
Keterbatasan masyarakat yang membutuhkan informasi dan referensi berbentuk tulisan berjilid ini jadi salah satu faktor yang membuat masyarakat yang tidak terbiasa dengan ketentuan tersebut menjadi malas untuk mendekat ataupun mencari informasi dari internet. Ketentuan tersebut dibuat atas dasar komersialisasi. Sebenarnya itu sah-sah aja, tapi ada pendapat lain nih dari sahabat aktivis kita di internet. Dialah CORY DOCTOROW, seorang penulis dan aktivis.
Megha sempet ngobrol banyak di aplikasi mengobrol paling populer dengannya, menurutnya, keterbatasan dan kebijakan hak cipta jika dibuat untuk menjaga aset sang pemilik justru dinilai kurang efektif buat mendongkrak pendapatan secara nyata. Mungkin aja itu terasa aman-aman aja, tapi nyatanya mereka harus menunggu lama agar bisa dikenal dan direspon oleh masyarakat secara luas.
Dia berpandangan gini, masalah utama bagi seonang senimanbukan hak cipta, melainkan ketidaktenkenalan.Menurutnya,seberapa besar pun karya seorang penulis, jika tidak bisa dikenal dan dibaca khalayak ramai, akan menjadi karya yang percuma. “Tapi, kalo karya loe terkenal, loe pasti bakalan beruntung,” katanya sambil nyengir yakin lewat kamera web.
Apalagi, manusia hidup di abad ke-21 di mana orang-orang ingin mengopi sebuah karya. Doctorow pun menganggap, jika orang membangun bisnis dengan strategi membelihak cipta atau pembelian izin,bisnis itu akan cepat bangknut.
“ya silahkan aja loe memilih mau cepat bangknut atau tetap bertahan,” ujarnya santai tapi menantang.
Aktivis gaul ini ngasih contoh, novel pertamanya Down and Out in the Magic Kingdom yang diterbitkan oleh Ton Books pada Januari 2003 itu pertama disebarkan gratis melalui blog. Novel itu diunduh sebanyak 30.000 kali. Ternyata, dalam tiga tahun kemudian, novel itu udah dicetak lebih dari enam kali, Novel itu juga udah diterjemahkan keberbagai bahasa. Ini bukan sekedar chating narsis Den, tapi dia sendiri udah membuktikan, menggratiskan adalah langkah awal untuk meraih keuntungan besar.
Nih ya den salah satu novelnya Doctrow yang sempet laris manis judulnya For the Win nah itu novel salah satu dari enam karya novel sains fiksi, nah yang lainnya tuh judulnya Little Brother yang diterbitkan pada Mei 2008. Pada Oktober tahun lalu, dia merilis novel berjudul Makers.Hehe percaya gak den, ini novel semuanya pertama kali cuma dia pampang di blognya dan disebar gitu aja secara gretongan (baca : gratis). nah buat tau apa naha blog/situs si aktivis gaul ini Aden bisa tanya sama paman Gugel <- hoho maaf den pake ejaan bahasa indonesia
Doctonow juga mendesak media-media untuk menggratiskan informasi. Bukan cuma itu, dia juga menyerukan perusahaan film dan rekaman di seluruh dunia untuk memberikan akses cuma-cuma kepada semua orang. Dia pun mengampanyekan supaya segala jenis informasi dignatiskan.
Hehe gokil ya Padahal itu bertentangan banget sama fakta di lapangan bahwa infonmasi saat ini harganya amit-amit mahal lantaran dinilai sangat berharga.
Dia sempet bilang gini den “Padahal biaya buat dapet sebuah infonmasi sebenarnya gampang banget dan akan semakin munah,” paparnya.
Kenapa film, infonmasi, dan peranti lunak harus digratiskan? Menunut Doctonow, menggratiskan hal tensebut akan membuat ilmu pengetahuan lebih solid, pengetahuan masyarakat akan semakin kokoh, dan budaya pun bertambah kuat. “flmu pengetahuan tidakber kembang,
pengetahuan masyarakat sempit, dan budaya semakin lemah karena orang harus membayar hal itu ditambah dengan pajak dan biaya lisensi,” katanya sambil pasang muka sok serius di web cam.
Kalo loe mau membangun sebuah karya yang kreatif dan inovatif, menurut gue itu gak bisa dilepaskan dan penemuan sebelumnya. Dengan demikian,hak cipta justru menjadi pengekangan terhadap karya-karya baru. “Hak cipta membendung terciptanya masyarakat adil dan terbuka,” kritiknya.
Hehe sampe lupa ngenalin, ini loh CORY DOCTOROW, pria kelahiran 17 Juli 1971 ini dari kecil emang udah dikenal kritis. sejak masih kecil, dia aktif dalam gerakan yang mengampanyekan gerakan penghapusan senjata nuklir. Dia pernah empatkali drop out dan empat universitas tanpa meraih gelar sarjana. Dia memilih berjuang di dunia sosial dengan bergabung bersama Grindstone Island CooperativeonBigRideauLakediOntanio, Kanada Dia memperjuangkan pendidikan perdamaian dan keadilan sosial.
nah gimana dengan pendapat aden tentang usulan Doctrow tentang pembebasan hak cipta di dunia maya? Pro atau kontra?