Menanti 'Taring' MRT Ubah Jakarta Seperti Jepang

spirit

Mod
ddd34b82-28be-4237-a3f7-f6d6b76223c2_169.jpeg

Waktu masih menunjukkan pukul enam pagi, tapi trotoar jalan di depan hotel tempat saya menginap di Shinjuku sudah ramai oleh riuhnya derap langkah para pejalan kaki. Shinjuku adalah salah satu distrik khusus dari prefektur atau provinsi Tokyo, yang merupakan pusat dagang dan pemerintahan Tokyo Metropolitan.

Pada waktu sepagi itu, jalanan di Shinjuku sudah mulai ramai dipadati oleh orang-orang yang ingin berangkat kerja maupun ke sekolah. Kerumunan orang-orang di jalan tersebut berasal dari para penumpang kereta api yang ada di stasiun Shinjuku, maupun yang akan hendak pergi ke stasiun Shinjuku menuju tempat tujuannya masing-masing.

Mereka yang mengenakan jas, lengkap dengan dasi dan tasnya bisa dengan tertib berjalan, menyeberang jalan melalui zebra cross, menunggu antrean mulai dari di luar stasiun, di dalam stasiun hingga masuk ke dalam dan keluar dari kereta. Padatnya stasiun Shinjuku yang menjadi salah satu stasiun interchange transportasi umum terbesar di Tokyo tak membuat pergerakan kacau dan menegangkan.

Tak perlu diragukan lagi, bepergian menggunakan transportasi umum khususnya kereta telah menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari bagi warga Jepang. Dengan total panjang jalur kereta 27.607 km, seluruh kota di Jepang telah terhubung dari Selatan hingga ke Utara oleh kereta api (saat ini kereta listrik).

Kereta menjadi backbone atau tulang punggung transportasi di Jepang, sementara bus menjadi angkutan feeder atau pendukung menuju lokasi-lokasi yang lebih spesifik lagi. Hal ini persis seperti yang akan dilakukan di Jakarta, menjelang beroperasinya angkutan kereta moda raya terpadu atau MRT.

Kereta MRT akan menjadi backbone transportasi umum di Jakarta, sementara busway atau angkutan dalam kota lainnya akan menjadi feeder. Beroperasinya MRT Jakarta pada Maret 2019 nanti diharapkan bisa mengubah Jakarta menjadi lebih baik lagi, lewat budaya baru dalam menggunakan transportasi umum yang baik dan benar.

"Saat bangsa Indonesia membangun infrastruktur transportasi baru seperti MRT, sesungguhnya kita juga sedang membangun budaya baru, budaya tepat waktu, budaya antre," kata Presiden Jokowi mengomentari soal akan beroperasinya MRT Jakarta pada Maret 2019 nanti, seperti dikutip dari akun instagram @jokowi.

MRT Jakarta memang menjadi harapan baru bagi masa depan transportasi umum di Indonesia. Meski baru akan beroperasi 16 km pada Maret 2019 nanti, namun MRT diharapkan menjadi pemantik budaya baru dalam etika menggunakan transportasi umum, disiplin waktu dan antrean.

Sebagai sebuah korporasi, MRT Jakarta juga harus menjadi perusahaan berkelanjutan dengan mengoptimalkan setiap aset yang ada. Sama seperti setiap operator kereta di Jepang, MRT juga akan meniru bagaimana bisnis perusahaan bisa terus berkelanjutan sehingga misi mengubah Jakarta bisa tercapai.



sumber
 
Back
Top