Menari di Bawah Guyuran Hujan, 2 Gadis Pakistan Ditembak Mati

tiaseptiani

New member
tari-tembak-130701b.jpg

Liputan6.com, Chilas : Hal yang dilakukan 2 gadis Pakistan ini sejatinya bukanlah dosa besar. Mereka menari di bawah guyuran hujan di luar rumah, bersama dua anak yang lebih muda. Masih memakai pakaian tradisional yang menutup tubuh mereka, kecuali di bagian wajah.

Namun, tindakan mereka dianggap "mempermalukan" keluarga dan kaum pria, di desa mereka yang konservatif di Kota Chilas, di wilayah utara Gilgit, demikian dilaporkan News24Online.

Konsekuensinya pun mengerikan, Noon Basra dan Noor Sheza -- nama dua gadis itu-- ditembak mati setelah rekaman telepon genggam yang menunjukkan gerakan menari mereka, sambil tersenyum ke arah kamera, tersebar.

Tak hanya dua gadis itu yang tewas, ibunya pun ikut meregang nyawa. Pelaku penembakan adalah lima orang bersenjata.

Polisi mengkonfirmasi, mereka telah menangkap saudara tiri para gadis itu, yang diketahui bernama Khutore, atas tuduhan pembunuhan. Aparat juga masih memburu empat pria lain, yang mereka yakini sebagai pelaku "pembunuhan atas nama kehormatan".

"Tampaknya dua gadis itu dibunuh setelah dituduh menodai nama baik keluarga, karena membuat video yang merekam tarian mereka di bawah guyuran hujan," demikian kata polisi kepada situs News24Online, seperti dilansir kembali oleh News.com.au, Senin (1/7/2013).

Sementara, aktivis hak asasi manusia, Atiya Jehan mengatakan, video tersebut menjadi "masalah besar" setelah para tetua desa menyatakan keberatan pada karakter gadis-gadis itu.

Bukan negeri damai buat perempuan

Ini bukan kali pertamanya Pakistan menjadi headline di media massa internasional dalam hal kekerasan terhadap perempuan.

Sebelumnya, korban pemerkosaan beramai-ramai, Kainat Soomro justru "divonis" mati secara tak sah setelah menjadi korban kekerasan seksual 4 pria, saat ia berusia 13 tahun.

Para tetua di desa Dadu, selatan Pakistan, meminta keluarganya membunuh gadis malang itu. Penderitaannya dianggap sebagai aib masyarakat.

Kisah hidup Kainat Soomro yang tragis diangkat dalam sebuah film dokumenter. Kini, 4 tahun setelah kejadian tragis itu, ia masih berjuang mendapatkan keadilan.

Ada lagi kasus Malala Yousafzai yang ditembak di kepala oleh Taliban pada Oktober tahun lalu karena mengkampanyekan hak pendidikan bagi para gadis remaja. Sementara, aktivis HAM Fareeda Afridi ditembak saat menuju kantornya. Ia dihabisi karena mengkampanyekan soal HAM -- pembunuhnya belum diseret ke pengadilan.

Pada Mei tahun lalu, tetua suku lokal dilaporkan memerintahkan pembunuhan empat wanita yang bernyanyi dan bertepuk tangan, diduga bersama dua pria lain, di sebuah pesta pernikahan di Distrik Kohistan, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

Mahkamah Agung setempat melakukan penyelidikan dan menyimpulkan, perempuan yang dikabarkan tewas mungkin masih hidup. Namun, organisasi HAM menilai, penyelidikan itu cacat.

Juru bicara Amnesty International Australia, Karen Trentini, mengatakan, ada ratusan kasus "pembunuhan atas nama kehormatan" di Pakistan yang tak terkuak ke publik.

"Tiap tahun ratusan perempuan tewas sebagai akibat dari pembunuhan atas nama kehormatan. Ada banyak kasus yang tak dilaporkan dan hampir semua tidak diproses hukum," kata dia.


sumber : Liputan 6
 
wah emang kakak tiri nya ngak punya perasaan

apa salah nya menari di bawah guyuran hujan masih berpakaian lengkap

kalau saja gue ada di situ uda gue hantam kakak nya pakai kayu
 
wah emang kakak tiri nya ngak punya perasaan

apa salah nya menari di bawah guyuran hujan masih berpakaian lengkap

kalau saja gue ada di situ uda gue hantam kakak nya pakai kayu
tia juga rasanya pengen banget nembak kakak tirinya juga grrr biadab banget dia >.<
 
Back
Top