Menentukan jenis kelamin anak sejak dibuahi

Megha

New member
Dengar berita burung dari ibu-ibu tetangga, mereka bilang ada teknik khusus untuk menentukan jenis kelamin anak sejak dibuahi.. Entah itu dengan pola makan tertentu atau posisi badan si ibu saat setelah "ehem" eehhh maksudnya dibuahi :D gak tau pasti sih namanya juga kasak-kusuk..

Mohon pencerahannya den, non, apakah benar seperti itu?? jika ada caranya kasih tau ya ;) Pengen punya anak sepasang nih Laki-laki (anak pertama) dan anak keduanya perempuan..

Terimakasih
 
Last edited by a moderator:
pernah denger juga siy non, tapi biasanya orang yang berkeluarga yang lebih paham, tinggal posisi dan waktu yang tepat untuk dibuahi...
 
Dulu tidak pernah terbayangkan orangtua bisa memilih jenis kelamin anak yang dikandungnya? Kini dengan teknik genetik memungkinkan orangtua memilih jenis kelamin anak-anaknya dengan teknik lebih akurat daripada sebelumnya.

Suatu teknik yang disebut dengan pra-implantasi genetik diagnosis (pre-implantation genetic diagnosis/PGD) pada awalnya dikembangkan selama dua dekade lalu untuk menentukan apakah embrio yang dikandung memiliki penyakit genetik. Hal ini memungkinkan bagi orangtua yang melakukan fertilisasi in vitro (bayi tabung) yaitu sel telur dibuahi di luar rahim.

Dengan menggunakan teknik PGD, embrio tersebut akan diuji untuk melihat adanya kelainan genetik atau tidak dan hanya yang terbebas dari penyakit saja yang akan ditransfer ke rahim ibunya. Ini berarti orangtua yang membawa cacat genetis dapat dipastikan tidak lulus dalam tes ini. Tapi teknik ini juga memungkinkan orang untuk memilih jenis kelamin embrio yang ditanamkan dalam rahim ibunya.

Sampai saat ini teknik PGD baru dilegalkan di AS saja, sementara beberapa negara lain justru melarangnya. Di Amerika sendiri untuk bisa melakukan prosedur ini dikenai biaya sekitar US$ 18.000 (Rp 180 juta dengan kurs 10.000/US$) dan sudah termasuk fertilisasi in vitro.

“Kebanyakan klien kami yang dari Amerika sudah memiliki satu anak dan berusaha untuk mencapai adanya keseimbangan keluarga, sedangkan hampir 70 persen pasien saya berasal dari negara-negara yang melarang teknik ini,” ujar Dr Jeffrey Steinberg seorang ahli kesuburan dari Los Angeles, seperti dikutip dari CNN, Kamis (10/12/2009).

Namun, bukan berarti teknik ini bebas dari kontroversi. Karena banyak juga kritikus yang berpendapat hal ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan gender, terutama dalam masyarakat tradisional yang punya kecenderungan untuk memiliki anak laki-laki.

“Seperti China sangat mendukung anak laki-laki begitupun dengan India. Tapi ketika Anda melihat dunia pada umumnya, rasio itu masih 50:50,” ujar Dr Mark Hughes, pelopor PGD. Lebih lanjut Mark lebih memiliki keprihatinan terhadap berbagai keperluan lain yang non-medis.

Meskipun teknologi ini sudah tersebar luas, tapi tetap saja hal ini menimbulkan kontroversi bagi beberapa kalangan. Sebagian merasa teknik ini seperti mempermainkan Tuhan sementara yang lainnya justru menyambut baik teknik ini agar memiliki lebih banyak pilihan dalam merencanakan keluarganya.

Sumber : http://babyorchestra.wordpress.com
 
oh ternyata ada caranya dengan bayi tabung.. lalu kasak-kusuk tentang posisi tertentu dan asupan makanan sebelum pembuahan itu gimana non? itu beneran bisa atau enggak?
 
MUNGKIN sebagian orang ada yang percaya bahwa jenis kelamin anak bisa ditentukan oleh posisi saat bercinta. Namun dr Handrawan Nadesul punya pendapat yang berbeda.

Menurutnya, posisi saat bercinta tidak bisa menentukan jenis kelamin anak, baik itu pria maupun wanita. Karena sperma itu jumlahnya ratusan juta, ada sekira 600 sampai 700 juta, separuhnya Y dan separuhnya X. Cuma bedanya, sperma Y yang bikin anak laki-laki itu ringkih dan mudah mati, dibandingkan dengan sperma perempuan.

"Jadi lebih gampang membuat anak perempuan, karena kemungkinan jadi lebih besar, walaupun jumlahnya sama. Apalagi kalau suasana vagina lebih asam," jelas dr Handrawan Nadesul kepada okezone seusai mengisi acara talkshow di Sun Hope, Jalan Radio Dalam Raya No 2A, Jakarta Selatan, Sabtu (16/2/2008)

Menurutnya, wanita yang keputihan itu suasana vaginanya lagi asam, sehingga Y cepat mati. "Kalau ingin mendapatkan anak laki-laki, si perempuannya tidak boleh keputihan," jelasnya.

Untuk mengurangi keputihan sebenarnya dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan tertentu. Dr Handrawan menyebut wanita yang suka daging maka suasana vaginanya lebih basah, tetapi wanita yang suka sayur-sayuran suasana vaginanya lebih asam.

"Jika Anda ingin mendapatkan anak laki-laki, ya harusnya mengurangi sayuran agar suasana vagina lebih basah," tuturnya.

Sebelum mengakhiri pembicaraan dr Handrawan menambahkan, "Katanya kalau melakukan hubungan seksual pada saat subur (ovulasi), kemungkinan untuk mendapatkan anak laki-laki juga lebih besar, karena lendir pada waktu ovulasi lebih basah dan tebal, sehingga memudahkan sperma laki-laki aman sampai tujuan".

Sumber : lifestyle.okezone.com
 
ohohohoho ternyata begitu ya :p akhirnya dapet pencerahan..

matur nuhun jawabannya non Dai kalo udah nikah coba ahhhh :))

aku pilih jadi solved answer ya
 
Siapa sih perempuan yang gak mau nikah dan punya anak yang sehat? <3D jangan-jangan Misa yang mau nikah duluan? :)) hahahaha bisa aja kabarnya beredar
 
Back
Top