Menganggap diri suci

akugue

New member
Sering kita mendengar orang menceritakan kebaikan dirinya atau bahkan mungkin pelakunya adalah diri kita sendiri. Apakah ini tindakan terpuji atau tercela?

Orang yang menceritakan tentang kebaikan dirinya, bisa jadi karena ingin menceritakan nikmat Allah yang ia peroleh dan untuk memotivasi orang Lain agar mengikutinya. Tindakannya itu merupakan tujuan terpuji. (Lihat QS adh-Ohuha; 11).

Ada juga orang yang menceritakan kebaikan dirinya untuk maslahat agama. Seperti amar makruf nahi mungkar, memberi nasihat, menghindarkan dari suatu kerugian atau bahaya. Tujuannya untuk meyakinkan bahwa ia mampu menunaikan amanat yang akan ia tunaikan, dan hal ini termasuk perbuatan terpuji. Sabda Nabi SAW, ,... Saya yang paling mengenal Allah di antara kalian dan saya orang yang paling bertakwa di antara kalian

Jika ia menceritakan kebaikan dan memuji dirinya karena menganggap diri suci dan pamer kepada orang lain untuk kebanggaan, maka perbuatan ini berbahaya. Karena dapat mengakibatkan terhapusnya amal kebaikan. (QS an-Najm: 32).

Menganggap diri suci dan bersih termasuk penyakit hati yang berbahaya. Ia setaLu memuji diri dan menganggapnya lebih baik dari orang Lain. Akibatnya, timbul kesombongan dan menolak kebenaran serta suka merendahkan manusia.

Jika ada orang memuji orang lain. ia tidak suka dan sempit dadanya. bahkan ia menginginkan hilangnya kenikmatan dari orang Lain. Penyakit ini sering diderita oleh para pejabat, orang-orang kaya. pemuka masyarakat, ilmuwan (intelektual), kaum ningrat/berdarah biru dan Lainnya.

Penyakit yang berbahaya ini mungkin pula menjangkit alim ulama, ustaz, mubaligh. khatib. atau dai/aktivis dakwah jika mereka tidak menjaga hati. Penyakit ini dimiliki iblis dan Fir’aun.

(Iblis) menjawab. ‘Aku lebih baik dari pada dia. Engkau ciptakan aku dan api, sedangkan dia, Engkau ciptakan dari tanah.” (QS aL-A’raaf (7]: 12), dan ucapan Firaun, Bukankah aku (lebih baik dari orang Musa) yang hina ini (QS z-Zukhru:) 52).

Orang mukmin yang berakhlak muLia, ia selalu rendah hati, menganggap orang Lain lebih baik darinya. Ia sibuk mengingat dan menghitung aib serta kekurangan dirinya guna mengevaluasi dan memperbaikinya. Ia sangat menginginkan kebaikan saudaranya.

Ia tidak sibuk dengan aib orang lain, jika Ia dapatkan aib dan saudaranya maka ia sayang dan cinta kepadanya menginginkan kebaikan saudaranya sehingga Ia tidak mendiamkannya tetapi memperbaikinya dan meluruskannya dengan cara yang baik dan bijaksana. Ia selalu mendoakan kebaikan untuk saudaranya,

Kita harus selalu memperbaiki hati agar selamat dari penyakit sombong, ujub. hasad, riya, buruk sangka, gila hormat, dan penyakit hati Lainnya. Karena itu, bersihkan hati dengan menauhidkan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Mari kita hiasi diri ini. dengan sifat rendah hati. cinta kepada Allah. takut azab-Nya, berharap akan rahmat-Nya, dan akhlak mulia lainnya. Wallahu a'alam.

Sumber:Republika
 
Back
Top