Mengenal Kemoterapi

Megha

New member
Mengenal Kemoterapi

Untuk mengatasi kanker, saat ini beragam pengobatan sudah tersedia. Mulai dari pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Apa sebenarnya kemoterapi? Apakah berbahaya?

2003483415.jpg

Kangker merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan kematian dan membuat penderitaan berkepanjangan, Penyakit ini dapat terjadi karena pertumbuhan berlebihan sel yang tidak dapat dikontrol oleh tubuh, Akibatnya sel kanker malah dapat merusak jaringan atau organ tubuh yang sehat. Untuk mengatsi kanker terdiri dari beberapa metode, yakni pembedahan, radioterapi dan kemoterapi.

Metode pembedahan dan radioterapi hanya bersifat lokal pada satu area. Oleh karena itu tidak dapat mengatasi sel kanker yang sudah menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening (limfe). Keuntungan kemoterapi yaitu, obat dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan kelenjar getah bening, sehingga dapat mematikan sel kanker yang tidak dapat dilakukan dengan metode pembedahan atau radiasi. Dengan demikian, pengobatan kemoterapi disebut juga dengan pengobatan sistemik, artinya menjangkau seluruh tubuh.

Mekanisme Kerja
Dr.Andhika Rachman SpPD,Staf Sub Bagian Hematologi Onkologi Medis Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM menjelaskan bahwa pada dasarnya kemoterapi merupakan obat yang bekerja

dengan cara membunuh sel kanker, atau dikenal juga dengan obat sitotoksik. Obat ini spesifik hanya membunuh sel yang tumbuh dengan cepat seperti halnya sel kanker atau sel tubuh lain, misalnya rambut. Jadi memang salah satu efeknya bisa terjadi kebotakan.

Saat ini sudah tersedia lebih dari 50 jenis kemoterapi dan masing-masing memiliki peran berbeda tergantung jenis kanker yang ada. Pemberian kemoterapi dapat bersifat tunggal dan ada yang diberikan dalam beberapa jenis, dikenal dengan metode kemoterapi kombinasi.

Mungkin saja setelah diberikan satu jenis obat, pada pemberian berikutnya, jenis obat yang diberikan diganti. Hal itu disebabkan beberapa alasan. Salah satunya karena setelah dilakukan evaluasi ternyata obat pertama tidak memberikan hasil yang diharapkan.Sel kanker tidak mati dengan obat tersebut. Alasan lain adalah kondisi pasien yang mengalami perburukan setelah diberikan kemoterapi sehingga perlu dicari obat yang dapat disesuaikan dengan kondisi tubuh.

Kapan Digunakan?
Kemoterapi digunakan tergantung pada tujuan pengobatan. Dapat sebagai terapi utama, juga sebagai terapi tambahan pada tindakan operasi atau radiasi .Jika diberikan sebelum operasi dikenal dengan neoadjuvant chemotherapy. Tujuannya memperkecil sel tumor sehingga mudah saat dilakukan operasi. Jika diberikan setelah operasi dikenal dengan adjuvant chemotherapy. Tujuannya menghilangkan sel tumor yang mungkin masih tersisa setelah dilakukan operasi atau radioterapi.

Kemoterapi juga dapat diberikan bersamaan dengan radiasi, dikenal dengan istilah chemoradiation. Tujuan pemberian kemoterapi adalah memperkecil kemungkinan kambuh. Jika sudah tidak dapat disembuhkan, maka pemberian kemoterapi masih bermanfaat sebagai terapi paliatif, untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.

Obat kemoterapi dapat bekerja secara spesifik pada sel kanker dan membedakannya dengan sel sehat. Namun tidak dapat dipungkiri, karena banyak sel sehat yang juga membelah dengan cepat seperti rambut, sel darah di sumsum tulang, maka efek samping seperti rambut rontok, dan jumlah sel darah putih, darah merah dan trombosit yang rendah tidak dapat dihindari.

Terapi Sel Target
Saat ini berkat kemajuan ilmu dan teknologi, untuk beberapa jenis tumor, telah terdapat metode pengobatan terbaru dengan terapi sel target. Prinisip kerja obat ini berdasarkan pada pemberian antibodi monoklonal yang bekerja menghambat komunikasi antar sel kanker. Sebagaimana telah lama

diketahui, untuk perkembangannya, sel kanker melakukan komunikasi (cross talk) antar set. Dengan menghalangi jalur komunikasi antar sel kanker, sehingga pertumbuhannya terhambat. Namun kelemahan, terapi sel target ini adalah mayoritas pemberiannya harus dikombinasi dengan kemoterapi atau radiasi.

Bagaimana Pemberian Kemoterapi?
Sebelum memberikan kemoterapi, dokter akan mempertimbangkan jenis kanker, lokasi kanker, apakah sudah terjadi penyebaran, dan bagaimana kondisi tubuh penderita. Terdapat beberapa cara pemberian kemoterapi, tergantung jenis kanker dan jenis kemoterapi yang digunakan. Umumnya diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah, jenis lain diberikan melalui tablet, injeksi ke otot, atau pemberian di bawah kulit. Tidak perlu khawatir jika pemberian dimasukkan melalui suntikan. Nyeri yang muncul akibat pemberian melalui suntikan, sama dengan pemberian obat lain.

Karena efek samping yang muncul kadang tidak dapat diduga, pasien yang menjalani kemoterapi biasa nya menjalani perawatan di rumah sakit dalam satu atau dua hari, tergantung kondisi kesehatannya. Dokter yang menangani pasien yang akan dikemoterapi harus memliki keahlian khusus di mana ia dapat mencegah efek samping pasca pemberian obat kemoterapi.

Pemberian kemoterapi dilakukan menggunakan sistem siklus. Dalam satu sikius biasanya memiliki interval 14 hari dan 21 hari. Jumlah total pemberian tergantung pada jenis kanker dan derajat kan ker tersebut. Setiap sikius pemberian obat memerlukan periode istirahat, untuk memberikan waktu bagi sel sehat untuk memperbaiki dirinya akibat terpapar dengan kemoterapi.

Masing-masing penderita sudah tentu berbeda waktu pemberian obat kemoterapi, sehingga penderita tidak perlu khawatir jika merasakan bahwa kemote rapi yang diberikan berlangsung lama. Dokter sudah tentu mempertimbangkan waktu pemberian obat. Penderita yang masih men gkonsumsi obat lain selain kemoterapi, misalnya obat asma atau penghilang nyeri, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk menghindari munculnya efek yang tidak diharapkan.

Bagaimana dengan Efek Samping?
Karena kemampuan membedakan set sehat dengan sel kanker kadang tidak tepat, maka dapat menimbulkan efek samping berupa kematian sel normal. Biasanya yang juga mengalami kematian adalah sel yang cepat tumbuh misalnya sel rambut, sel hormon kelamin dan sel sumsum tulang (bone marrow). Masing-masing penderita memiliki reaksi berbeda terhadap kemoterapi. Dapat saja gejala yang muncul berbeda antara penderita satu dengan yang lain.

Efek samping antar lain adalah muntah, rambut rontok, badan lelah, gangguan emosional gangguan pembentukan set darah, nafsu makan, dan berbagai gangguan organ tubuh lainnya, Pada umumnya efek samping yang terjadi bersifat sementara, dan beberapa waktu kemudian akan hilang setetah pemberian obat dihentikan. Efek samping yang terjadi berbeda tiap orang, ada yang mengatami dalam waktu ama.

Penderita yang sedang menjalani kemoterapi sebaiknya segera melaporkan ke dokter jika didapatkan gejala infeksi (suhu meningkat di atas 39°C, demam, atau memiliki gejala menyerupai flu). Selain itu jika terjadi

gejala mimisan, sariawan bertebihan, muntah bertebihan, atau diare. Gejata lain yang perlu diwaspadai adalah kesulitan bernafas setetah pemberian kemoterapi.

Beberapa jenis obat kemoterapi dapat merusak sel testis atau organ reproduksi lainnya, sehingga dapat mengakibatkan infertititas, Kemoterapi tidak dapat diberikan pada wanita yang sedang mengandung karena dapat mengganggu proses pertumbuhan janin.

Jika digunakan dalam waktu lama kemoterapi mungkin saja mencetuskan sel kanker lain. Kemungkinan ini yang pertu dikonfirmasikan dengan dokter, sehingga penderita mendapatkan penjelasan yang memadai. Selain itu beberapa jenis obat kemoterapi seperti doxorubicin diketahui dapat merusak otot jantung jika diberikan metebihi dosis maksimat tubuh.

Tidak Perlu Khawatir
Mendengar pengobatan kemoterapi, mungkin penderita kanker akan merasa takut terhadap efek samping yang terjadi. Hal ini tidak pertu dikhawatirkan, karena dokter sudah tentu mempertimbangkan secara masak sebetum memberikan tindakan kemoterapi. Jika memang hasilnya tidak akan memuaskan dan efek samping yang muncul tebih banyak, dokter akan menjelaskan hal tersebut. Apa saja keuntungannya, dan bagaimana dengan kerugian yang akan terjadi.

Penderita yang diberikan kemoterapi juga dapat melakukan aktivitas harian, karena pengobatan ini tidak mengganggu. Kecuali jika penderita memiliki masalah kesehatan akibat kanker yang dialami, sehingga perlu perawatan di rumah sakit. (DK/Dr.GI)
 
Bls: Mengenal Kemoterapi

Beberapa jenis obat kemoterapi dapat merusak sel testis atau organ reproduksi lainnya, sehingga dapat mengakibatkan infertititas, Kemoterapi tidak dapat diberikan pada wanita yang sedang mengandung karena dapat mengganggu proses pertumbuhan janin.
wah ngeri juga donk kalau sampai bisa menyebabkan infertilitas.
kalau untuk kanker selain kemoterapi ga ada alternatif lain?
 
Back
Top