nurcahyo
New member
Apa yang Dapat Saya Lakukan untuk Menghadapi Resistensi Antibiotik?
Apa yang bisa saya lakukan?
Jagalah kebersihan! Dengan sering-sering mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan air, anda membantu mencegah terjadinya penyakit?dan karena itu kebutuhan akan antibiotik (lihat Hand washing) dapat dikurangi. Sebagai tambahah, dengan memasak daging hingga matang dan membersihkan bahan makanan sebelum dimasak Anda akan membantu mencegah penyakit yang disebabkan oleh makanan. Selain itu, Anda juga harus minum antibiotik hanya pada saat diperlukan. (lihat Kapan dan bagaimana cara minum antibiotik).
Apakah penggunaan zat antibakteri, seperti sabun antibakteri, merupakan satu solusi?
Pada beberapa institusi seperti rumah sakit dan panti-panti perawatan, zat-zat ini sangat bermanfaat dan patut untuk digunakan dibawah pengawasan yang ketat untuk tujuan-tujuan yang spesifik. Namun demikian, ada beberapa kekhawatiran mengenai antibakteri yang dapat menimbulkan resistensi antibiotik, (lihat Zat-zat antibakteri untuk informasi lebih lanjut) dan kegunaan zat-zat tersebut untuk masyarakat umum belum terbukti manfaatnya.
Apakah ada peraturan penggunaan antibiotik?
Beberapa institusi, seperti rumah sakit, memiliki panduan ?Kebijakan Penggunaan Antibiotik? dan komite peninjau penggunaan antibiotik, untuk memastikan bahwa penggunaan antibiotik dalam institusi mereka dalam cukup rasional dan tidak menyebabkan timbulnya masalah resistensi antibiotik.
Setiap negara memiliki kebijakan pemerintahan yang berbeda-beda soal antibiotik. Pada beberapa negara, antibiotik dapat dibeli secara ?bebas,? artinya, antibiotik tersebut dapat dibeli tanpa resep dokter. Di beberapa negara yang lain dibutuhkan sebuah resep dari dokter sebelum seorang pasien diijinkan untuk membeli antibiotik, meskipun peraturan ini tidak selalu dijalankan. Antibiotik juga dijual melalui internet, sebuah mekanisme perdagangan yang hanya sedikit campur tangan dari pemerintah yang dapat menjangkau lintas perbatasan negara.
Lebih jauh lagi, makanan hewan (hewan yang diternakkan untuk dikonsumsi oleh manusia) seringkali dibubuhi antibiotik dalam dosis kecil, dengan jangka panjang untuk memercepat terjadinya pertumbuhan. Antibiotik seperti ini mewakili porsi terbesar dari total penggunaan antibiotik di dunia industri. Pemerintah di beberapa negara membatasi jenis-jenis antibiotik yang dapat digunakan untuk makanan hewan, dengan tujuan untuk menjaga agar penggunaan antibiotik paling kuat hanya untuk mengobati penyakit manusia. (Lihat Antibiotik dalam agrikultura.)
Apakah ada tindakan internasional dalam menghadapi masalah resistensi antibiotik?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki kekhawatiran mendalam mengenai peningkatan jumlah resistensi bakteri di semua wilayah di dunia. Untuk menciptakan koordinasi secara global, WHO mengeluarkan Global Strategy for Containment of Antimicrobial Resistance (Strategi global untuk menahan peningkatan resistenati antimikroba), sebuah dokumen yang ditujukan pada para pembuat kebijakan yang mendesak pemerintah di berbagai negara untuk melakukan tindakan yang dapat membantu menahan terjadinya resistensi antibiotik.
Negara-negara berkembang perlu memfokuskan diri pada menghapuskan akses tidak terkontrol terhadap antibiotik dan tindakan-tindakan pencegahan seperti memerbaiki sanitasi, begitu juga tindakan sering mencuci tangan, dapat memastikan bahwa orang akan lebih jarang sakit, dan karena itu hanya akan menulasrkan lebih sedikit infeksi yang resisten pada orang lain.
Negara-negara industri perlu memfokuskan diri pada tindakan-tindakan pencegahan seperti sering mencuci tangan dan membatasi penggunaan antibakteri, membangun lebih banyak vaksin yang dapat mencegah populasi tertentu yang rentan terhadap penyakit seperti anak-anak, mengendalikan bakteri multi-resisten di dalam rumah sakit dan komunitas tertentu, dan mengurangi penggunaan antibiotik pada peternakan hewan dan agrikultura.
Para ahli sepakat bahwa suatu sistem global yang berfungsi untuk menelusuri resistensi antibiotik sangat dibutuhkan. Sistem ini dapat berfungsi sebagai suatu indikator untuk mengenali ?titik-titik? resistensi dan trend tindakan yang dapat menjelaskan pada kita apakah program edukasi kita atau solusi lain yang telah kita terapkan menghasilkan efek positif.
Apakah efektivitas antibiotik yang ada saat ini dapat tetap dipertahankan?
Untuk tetap menjaga potensi antibiotik yang ada saat ini, semua penggunaan antibiotik harus dikurangi. Dokter, petugas farmasi, dan masyarakat secara umum harus menghindari penggunaan obat-obatan yang sangat berharga ini secara sembarangan. Antibiotik harus diresepkan hanya untuk infeksi bakteri dan dalam dosis yang tepat selama jangka waktu yang benar. Obat-obatan dengan Spektrum yang sempit harus menjadi pilihan bagi para dokter bila mungkin untuk menghindari penghancuran populasi bakteri yang menguntungkan bersamaan dengan bakteri yang merugikan. Sebagai tambahan, penggunaan antibiotik bukan untuk tujuan pengobatan pada hewan ternak dan agrikultura harus dihentikan.
Apakah ada antibiotik baru yang dapat ditemukan?
Timbulnya epidemi bakteri resisten telah menimbulkan minat bar untuk menemukan antibiotik yang lain. Namun, proses untuk memroduksi sebuah antibiotik baru sangatlah panjang dan mahal, membutuhkan waktu sekitar sepuluh tahun dan biaya sebesar 300 juta dolar untuk melempar antibiotik baru ke pasar. Banyak usaha dilakukan untuk menemukan obat-obatan baru di dalam jamur atau tanah menghasilkan suatu persenyawaan yang sama atau sangat mirip dengan antibiotik-antibiotik yang sudah ditemukan. Oleh karena itu, resistensi pada akhirnya akan terjadi pada antibiotik-antibiotik yang baru ini. Penggunaan antibiotik terbaru dalam jumlah besar dapat menyebabkan timbulnya resistensi dalam waktu hanya dua tahun. Meskipun demikian, para ahli masih berusaha untuk membuatantibiotik-antibiotik baru dengan mencari di tempat-tempat yang tidak biasa seperti pada bakteri yang tinggal jauh di bawah permukaan bumi, di kulit katak dan di beberapa serangga tertentu.
Dapatkah resistensi antibiotik diatasi?
Salah satu pendekatan yang dilakukan oleh para ilmuwan untuk memerangi resistensi antibiotik adalah dengan menguatkan efek dari antibiotik yang ada dengan cara memodifikasinya sehingga enzim-enzim bakteri yang menyebabkan terjadinya resistensi tidak dapat menyerang bakteri tersebut. Sebagai alternatif, ada molekul-molekul yang dijadikan ?umpan? yang digunakan secara bersamaan dengan antibiotik tersebut, sehingga enzim resistensi yang ada pada bakteri menyerang molekul umpan tadi bukan antibiotiknya sendiri. Molekul umpan seperti clavulanic acid (asam klavulanat) atau sulbactam (sulbaktam) sebelumnya sudah digunakan untuk menutup enzim beta-lactamase yang menghancurkan obat-obatannya yang berada dalam keluarga penisilin.
Pendekatan lain untuk mengatasi masalah resistensi antibiotik adalah dengan menginterfensi mekanisme yang menyebabkan terjadinya resistensi, bukan dengan berusaha untuk membunuh bakteri tersebut. Contoh, menginterfensi dengan duplikasi atau memindahkan materi genetik suatu bakteri akan menghilangkan transfer gen-gen resisten antar bakteri.
Sumber
http://www.tufts.edu/med/apua/Q&A/Q&A_action.html
APUA: Alliance for the Prudent Use of Antibiotics
http://www.apua.org
Apa yang bisa saya lakukan?
Jagalah kebersihan! Dengan sering-sering mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan air, anda membantu mencegah terjadinya penyakit?dan karena itu kebutuhan akan antibiotik (lihat Hand washing) dapat dikurangi. Sebagai tambahah, dengan memasak daging hingga matang dan membersihkan bahan makanan sebelum dimasak Anda akan membantu mencegah penyakit yang disebabkan oleh makanan. Selain itu, Anda juga harus minum antibiotik hanya pada saat diperlukan. (lihat Kapan dan bagaimana cara minum antibiotik).
Apakah penggunaan zat antibakteri, seperti sabun antibakteri, merupakan satu solusi?
Pada beberapa institusi seperti rumah sakit dan panti-panti perawatan, zat-zat ini sangat bermanfaat dan patut untuk digunakan dibawah pengawasan yang ketat untuk tujuan-tujuan yang spesifik. Namun demikian, ada beberapa kekhawatiran mengenai antibakteri yang dapat menimbulkan resistensi antibiotik, (lihat Zat-zat antibakteri untuk informasi lebih lanjut) dan kegunaan zat-zat tersebut untuk masyarakat umum belum terbukti manfaatnya.
Apakah ada peraturan penggunaan antibiotik?
Beberapa institusi, seperti rumah sakit, memiliki panduan ?Kebijakan Penggunaan Antibiotik? dan komite peninjau penggunaan antibiotik, untuk memastikan bahwa penggunaan antibiotik dalam institusi mereka dalam cukup rasional dan tidak menyebabkan timbulnya masalah resistensi antibiotik.
Setiap negara memiliki kebijakan pemerintahan yang berbeda-beda soal antibiotik. Pada beberapa negara, antibiotik dapat dibeli secara ?bebas,? artinya, antibiotik tersebut dapat dibeli tanpa resep dokter. Di beberapa negara yang lain dibutuhkan sebuah resep dari dokter sebelum seorang pasien diijinkan untuk membeli antibiotik, meskipun peraturan ini tidak selalu dijalankan. Antibiotik juga dijual melalui internet, sebuah mekanisme perdagangan yang hanya sedikit campur tangan dari pemerintah yang dapat menjangkau lintas perbatasan negara.
Lebih jauh lagi, makanan hewan (hewan yang diternakkan untuk dikonsumsi oleh manusia) seringkali dibubuhi antibiotik dalam dosis kecil, dengan jangka panjang untuk memercepat terjadinya pertumbuhan. Antibiotik seperti ini mewakili porsi terbesar dari total penggunaan antibiotik di dunia industri. Pemerintah di beberapa negara membatasi jenis-jenis antibiotik yang dapat digunakan untuk makanan hewan, dengan tujuan untuk menjaga agar penggunaan antibiotik paling kuat hanya untuk mengobati penyakit manusia. (Lihat Antibiotik dalam agrikultura.)
Apakah ada tindakan internasional dalam menghadapi masalah resistensi antibiotik?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki kekhawatiran mendalam mengenai peningkatan jumlah resistensi bakteri di semua wilayah di dunia. Untuk menciptakan koordinasi secara global, WHO mengeluarkan Global Strategy for Containment of Antimicrobial Resistance (Strategi global untuk menahan peningkatan resistenati antimikroba), sebuah dokumen yang ditujukan pada para pembuat kebijakan yang mendesak pemerintah di berbagai negara untuk melakukan tindakan yang dapat membantu menahan terjadinya resistensi antibiotik.
Negara-negara berkembang perlu memfokuskan diri pada menghapuskan akses tidak terkontrol terhadap antibiotik dan tindakan-tindakan pencegahan seperti memerbaiki sanitasi, begitu juga tindakan sering mencuci tangan, dapat memastikan bahwa orang akan lebih jarang sakit, dan karena itu hanya akan menulasrkan lebih sedikit infeksi yang resisten pada orang lain.
Negara-negara industri perlu memfokuskan diri pada tindakan-tindakan pencegahan seperti sering mencuci tangan dan membatasi penggunaan antibakteri, membangun lebih banyak vaksin yang dapat mencegah populasi tertentu yang rentan terhadap penyakit seperti anak-anak, mengendalikan bakteri multi-resisten di dalam rumah sakit dan komunitas tertentu, dan mengurangi penggunaan antibiotik pada peternakan hewan dan agrikultura.
Para ahli sepakat bahwa suatu sistem global yang berfungsi untuk menelusuri resistensi antibiotik sangat dibutuhkan. Sistem ini dapat berfungsi sebagai suatu indikator untuk mengenali ?titik-titik? resistensi dan trend tindakan yang dapat menjelaskan pada kita apakah program edukasi kita atau solusi lain yang telah kita terapkan menghasilkan efek positif.
Apakah efektivitas antibiotik yang ada saat ini dapat tetap dipertahankan?
Untuk tetap menjaga potensi antibiotik yang ada saat ini, semua penggunaan antibiotik harus dikurangi. Dokter, petugas farmasi, dan masyarakat secara umum harus menghindari penggunaan obat-obatan yang sangat berharga ini secara sembarangan. Antibiotik harus diresepkan hanya untuk infeksi bakteri dan dalam dosis yang tepat selama jangka waktu yang benar. Obat-obatan dengan Spektrum yang sempit harus menjadi pilihan bagi para dokter bila mungkin untuk menghindari penghancuran populasi bakteri yang menguntungkan bersamaan dengan bakteri yang merugikan. Sebagai tambahan, penggunaan antibiotik bukan untuk tujuan pengobatan pada hewan ternak dan agrikultura harus dihentikan.
Apakah ada antibiotik baru yang dapat ditemukan?
Timbulnya epidemi bakteri resisten telah menimbulkan minat bar untuk menemukan antibiotik yang lain. Namun, proses untuk memroduksi sebuah antibiotik baru sangatlah panjang dan mahal, membutuhkan waktu sekitar sepuluh tahun dan biaya sebesar 300 juta dolar untuk melempar antibiotik baru ke pasar. Banyak usaha dilakukan untuk menemukan obat-obatan baru di dalam jamur atau tanah menghasilkan suatu persenyawaan yang sama atau sangat mirip dengan antibiotik-antibiotik yang sudah ditemukan. Oleh karena itu, resistensi pada akhirnya akan terjadi pada antibiotik-antibiotik yang baru ini. Penggunaan antibiotik terbaru dalam jumlah besar dapat menyebabkan timbulnya resistensi dalam waktu hanya dua tahun. Meskipun demikian, para ahli masih berusaha untuk membuatantibiotik-antibiotik baru dengan mencari di tempat-tempat yang tidak biasa seperti pada bakteri yang tinggal jauh di bawah permukaan bumi, di kulit katak dan di beberapa serangga tertentu.
Dapatkah resistensi antibiotik diatasi?
Salah satu pendekatan yang dilakukan oleh para ilmuwan untuk memerangi resistensi antibiotik adalah dengan menguatkan efek dari antibiotik yang ada dengan cara memodifikasinya sehingga enzim-enzim bakteri yang menyebabkan terjadinya resistensi tidak dapat menyerang bakteri tersebut. Sebagai alternatif, ada molekul-molekul yang dijadikan ?umpan? yang digunakan secara bersamaan dengan antibiotik tersebut, sehingga enzim resistensi yang ada pada bakteri menyerang molekul umpan tadi bukan antibiotiknya sendiri. Molekul umpan seperti clavulanic acid (asam klavulanat) atau sulbactam (sulbaktam) sebelumnya sudah digunakan untuk menutup enzim beta-lactamase yang menghancurkan obat-obatannya yang berada dalam keluarga penisilin.
Pendekatan lain untuk mengatasi masalah resistensi antibiotik adalah dengan menginterfensi mekanisme yang menyebabkan terjadinya resistensi, bukan dengan berusaha untuk membunuh bakteri tersebut. Contoh, menginterfensi dengan duplikasi atau memindahkan materi genetik suatu bakteri akan menghilangkan transfer gen-gen resisten antar bakteri.
Sumber
http://www.tufts.edu/med/apua/Q&A/Q&A_action.html
APUA: Alliance for the Prudent Use of Antibiotics
http://www.apua.org