Mengulang Kembali Kelezatan Sate Santa

HulkHogan

New member
Mengulang Kembali Kelezatan Sate Santa

satesantabsr.jpg



Jakarta - Kelezatan sate ayam yang satu ini memang sudah terkenal sejak lama. Tak hanya daging sate nya yang besar-besar, bumbunya pun mlekoh legit dan enak. Lontong yang empuk berbungkus daun pisang juga tak kalah enak. Seporsi sering tak cukup saat makan sate yang satu ini. Coba yuk!

Kemarin sore, saya seperti orang yang sedang ngidam saja. Bayangan sate ayam plus bumbu kacang yang mlekoh terus menerus ada di kepala. Teman saya yang mengetahui hal ini langsung menarik saya untuk meluncur ke bilangan Wolter Monginsidi. Katanya sih ada warung sate yang enak banget.

Tak perlu pikir lama, saya langsung mengiyakan ajakannya. Untunglah jalanan sedang tidak ramai mobil yang kami kendari meluncur dengan cepat. Persis di depan swalayan Santa kami berhenti. Warungnya terletak di pojokan persis di ujung swalayan Santa. Tak tampak seperti warung sate karena banyak sekali orang yang menyesaki warung ini. Yang terlihat hanya jejeran tempat untuk memebakar sate di bagian luar.

Saya berusaha mencari tempat untuk duduk. Tapi sayangnya memang tidak ada, hanya beberapa buah bangku plastik disediakan untuk mereka yang sedang menunggu satenya selesai di racik untuk dibawa pulang. Agaknya memang lebih ditujukan untuk layanan 'take away'.Warung Sate Ayam Barokah Khas Madura ini lebih dikenal dengan nama Sate Santa. Dan sejak dulu saya sudah sering mencicipinya, meskipun ini kali pertama saya makan langsung di tempatnya.

Setelah cukup lama menungu, akhirnya tiba giliran saya untuk memesan. Saya memilih sate daging ayam tanpa lemak. Di sini bisa memesan sate dengan lemak, ataupun dicampur dengan telur muda dan kulit ayam. Selain sate ayam disediakan juga sate kambing.

Seporsi sate ayam lengkap dengan lontong dan siraman saus kacang yang berwarna cokelat pekat menguapkan aroma yang harum menggoda. Berisi sepuluh tusuk sate ayam tanpa lemak dan kulit persis seperti pesanan saya. Lontongnya berwarna sedikit kehijauan karena dibuat dengan menggunakan daun pisang batu. Rasanya lembut kenyal dan aroma daun yang menempel membuatnya jadi semakin suedep!

Lontongnya empuk pulen, tidak keras seperti kebanyakan lontong sate yang dijual di warung lain. Ukurannya pun besar-besar. Satu buah lontong saja sudah membuat saya kekenyangan. Potongan daging ayamnya besar dan empuk. Berbalut saus kacang yang cokelat mlekoh. Benar-benar enak! Saus kacangnya sudah bercampur dengan kecap sehingga tidak dikucuri kecap lagi. Rasanya sedikit manis tetapi tidak berlebihan.

Pada racikan sate ayam lainnya biasanya saus kacang di taruh dipiring, diberi kecap manis dan sambal rawit serta irisan jeruk limau. Saat memakan, pembeli tinggal mengaduknya sendiri. Di sate Barokah ini kacang tanahnya digiling sangat halus, mirip bubur kental dengan tambahan bumbu dan kecap yang lumayan kuat sehingga sudah cukup manis. Tinggal menambahkan sambal rawit merah jika suka pedas. Lantaran memakai keap manis Korma, terasa tendangan rasa manisnya tidak sekuat saus sate umumnya.

Perlahan tapi pasti sate ayam di dalam piring saya pun licin tandas tak bersisa. Bahkan saus kacangnya pun tak meninggalkan jejak. Meskipun hanya potongan lontong dan sisa saus kacangnya saja, tetap enak dinikmati sampai suapan terakhir loh! Sambil menyuap sate saya nikmati saja kepulan asap yang wangi membumbung dari tempat pembakaran sate. Sebelum pulang, saya juga memesan untuk dibawa pulang ke rumah. Seporsi sate ayam di hargai tidak terlalu mahal, sekitar Rp 14.000,00 per 10 tusuk. Sedangkan sate kambingnya Rp 25.000,00 per 10 tusuk.

sumber : detik.com
 
Bls: Mengulang Kembali Kelezatan Sate Santa

ya hulk, maukah kiranya dikau mengirimkan sate santa itu untuk aku? hiahaha... mmm lapar...
 
Back
Top