uRaN
New member
Menlu Prancis ‘Dihadiahi’ Telur dan Sepatu
Oleh Yeyen Rostlyani
Aneka cara untuk berunjuk rasa, misalnya dengan memblokir jalan atau melempar dengan telur. Pilihan lainnya adalah dilempari sepatu, yang kini menjadi simbol perlawanan. Semua itu ternyata harus dialami Menteri Luar Negeri Prancis, Michele Alliot-Marie, saat mencoba berkunjung ke Jalur Gaza, Jumat (21/1).
Para pengunjuk rasa adalah warga Gaza yang kecewa pada pernyataan Alliot-Marie sehari sebelumnya. Ia menyatakan dukungan pada Gilad Shalit, tentara Israel yang ditangkap pada 2006 ketika ketahuan melintas di wilayah Gaza. Shalit memiliki kewarganegaraan ganda, yaitu Israel dan Prancis
Alliot-Marie memang sempat mengunjungi orang tua Shalit di Yerusalem. Ia sendiri tidak memberikan pernyataan apa pun seusai kunjungan tersebut. Namun, ayah Shalit mengatakan, Alliot-Manie telah menelepon Hamas agar Palang Merah diizinkan menemui Shalit.
Sang ayah, Noam Shalit, meminta sang menlu melidesak Uni Eropa (UE) untuk “mengecam (penculikan) sebagai kejahatan perang”. Menurut Middle East Online, radio Israel kemudian keliru mengutip berita ini bahwa Alliot-Marie mengatakan UE “harus mengecam kejahatan perang yang dilakukan Hamas dengan menahan Gilad Shalit.”
Komentar ini angsung memancing dugaan bahwa istilah itulah yang dipakai AlliotMarie, Ketika mencapai Erez Crossing di perbatasan Israel dan Gaza, puluhan pengunjuk rasa mengelilingi iring-iringan AlliotMarie. Para pengunjuk rasa adalah anggota keluarga warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Mereka mencoba menghalangi-halangi jalan masuk sang menlu Prancis.
Sebagian lainnya melompat ke kendaraan Alliot-Marie, sedangkan sebagian lainnya berbaring di tengah jalan. Beberapa orang kemudian mengejar kendaraannya dari belakang.
Polisi Hamas membubarkan para pengunjuk rasa dan membiarkan iring-iringan lewat. Namun, sejumlah warga lainnya berkumpul di depan kantor PBB di Gaza City, tempat yang akan dikunjungi AlliotMarie sebelum menuju rumah sakit yang jaraknya dekat. Di lokasi inilah pengunjuk nasa melempari kendaraan rombongan dengan telur dan sepatu.
Sepanjang kunjungan setengah hari di Gaza, Alliot-Manie tidak bertemu dengan para petinggi Hamas. Hal ubu seiring dengan kebijakan UE, yang memasukkan Hamas sebagai organisasi teroris.
Juru bicara Hamas, Semi Abu Zuhri, mengritik istilah kejahatan penang” yang dikaitkan pada Alliot-Marie. Hal ini, katanya, “bias sepenuhnya terhadap Israel” dan mengabaikari nibuan warga Palestine yang ditahan di penjara-penjara Israel. ‘Merekalah tawanan perang yang sesungguhnya.”
Agaknya, ini menjadi pelajaran berhanga dalam bermain kata-kata. Salah-salah, telur dan sepatu pun bisa melayang. (Rep)