Kalina
Moderator
hari ini, segudang peristiwa terjadi..
Pukul 3 sore, hujan turun dengan sangat deras
disertai angin yg super kencang. Membuat sebagian
kecil atap seng rumahku beterbangan. Aku yang
sedang sakit, dan hendak tidur, terlonjak ketakutan,
keluar kamar, dan berusaha berlindung. air hujan masuk ke dalam.. Aku dan keluargaku bingung
harus gimana. Aku berdoa, "Ya Allah.. Kalau ini
bukan saatku menghadapMu.. Kirimkan kemudahan
untuk mengatasi ini semua.." Gak lama.. Hujan dan
angin mereda. Hanya gemuruh petir yang terdengar
menggelegar. Kami segera membersihkan rumah.
Menjelang Maghrib, aku sendirian di rumah. Adikku
main di warnet. Mama dan Papa pergi dengan tamu
mereka. Gak tau ke mana. Sampai sekarang belum
pulang. Trus, aku dengar penjual sate langgananku
datang. Aku beli.. Langit masih merah khas Maghrib.
Iseng aku memperhatikan gumpalan awan putih yang anehnya hanya ada di atas rumahku. Aku
perhatiin, awan ini berbentuk wajah seorang tua,
yang sedang berpangku tangan. Aku segera ambil
hp, dan memotretnya.
http://photos-g.ak.fbcdn.net/
hphotos...36819946_a.jpg
Feeling gak enak banget. Penjual sate pergi, aku
kembali sendirian.
Pas lagi enak nikmatin sate, tiba-tiba listrik mati.
Semua sumber cahaya mati. Kecuali lampu hp,
dengan baterai seadanya.. Aku tuh aslinya bukan
penakut. Hanya aja, aku gak suka gelap yang gulita.
Gak bisa liat apa-apa. Aku gusar. Aku mencoba
untuk tenang. Tapi, tiba-tiba.. terasa ada tangan nempel di pundakku. Aku kram gak bisa gerakkan
kaki. Trus aku lihat ada orang duduk di sofa ruang
tamu. Sosoknya perempuan dengan rambut panjang
terurai menutupi wajah. Aku bisa liat, karena ada
sinar lampu mobil yang lewat depan rumah. Aku
gak tahan lagi. Mau lari gak bisa. Kaki gak ngangkat. Aku langsung telpon tetanggaku, yang tinggal gak
jauh dari rumah. Aku ketakutan. Dan, teganya, dia
malah makin nakut-nakutin. Aku nangis gak karuan,
kayak abis dipecutin. Jantungku berpacu kencang.
Tangan itu makin erat mencengkram. Perempuan
itu juga masih ada. Aku nangis sekencang- kencangnya. Aku teriak minta tolong. Semakin
kencang, karena tuh perempuan ngedeketin aku..!!
Aku merem. Pas terasa hawa dingin di depan
wajahku.. Aku teriak.. "allahuakbar". Tiba-tiba,
"mbak..!" tetanggaku datang bawa senter. Seketika
semua ganjalan hilang. Pas aku mau ikut ke rumahnya, listrik kembali nyala.. Alhamdulillah..
Pukul 3 sore, hujan turun dengan sangat deras
disertai angin yg super kencang. Membuat sebagian
kecil atap seng rumahku beterbangan. Aku yang
sedang sakit, dan hendak tidur, terlonjak ketakutan,
keluar kamar, dan berusaha berlindung. air hujan masuk ke dalam.. Aku dan keluargaku bingung
harus gimana. Aku berdoa, "Ya Allah.. Kalau ini
bukan saatku menghadapMu.. Kirimkan kemudahan
untuk mengatasi ini semua.." Gak lama.. Hujan dan
angin mereda. Hanya gemuruh petir yang terdengar
menggelegar. Kami segera membersihkan rumah.
Menjelang Maghrib, aku sendirian di rumah. Adikku
main di warnet. Mama dan Papa pergi dengan tamu
mereka. Gak tau ke mana. Sampai sekarang belum
pulang. Trus, aku dengar penjual sate langgananku
datang. Aku beli.. Langit masih merah khas Maghrib.
Iseng aku memperhatikan gumpalan awan putih yang anehnya hanya ada di atas rumahku. Aku
perhatiin, awan ini berbentuk wajah seorang tua,
yang sedang berpangku tangan. Aku segera ambil
hp, dan memotretnya.
http://photos-g.ak.fbcdn.net/
hphotos...36819946_a.jpg
Feeling gak enak banget. Penjual sate pergi, aku
kembali sendirian.
Pas lagi enak nikmatin sate, tiba-tiba listrik mati.
Semua sumber cahaya mati. Kecuali lampu hp,
dengan baterai seadanya.. Aku tuh aslinya bukan
penakut. Hanya aja, aku gak suka gelap yang gulita.
Gak bisa liat apa-apa. Aku gusar. Aku mencoba
untuk tenang. Tapi, tiba-tiba.. terasa ada tangan nempel di pundakku. Aku kram gak bisa gerakkan
kaki. Trus aku lihat ada orang duduk di sofa ruang
tamu. Sosoknya perempuan dengan rambut panjang
terurai menutupi wajah. Aku bisa liat, karena ada
sinar lampu mobil yang lewat depan rumah. Aku
gak tahan lagi. Mau lari gak bisa. Kaki gak ngangkat. Aku langsung telpon tetanggaku, yang tinggal gak
jauh dari rumah. Aku ketakutan. Dan, teganya, dia
malah makin nakut-nakutin. Aku nangis gak karuan,
kayak abis dipecutin. Jantungku berpacu kencang.
Tangan itu makin erat mencengkram. Perempuan
itu juga masih ada. Aku nangis sekencang- kencangnya. Aku teriak minta tolong. Semakin
kencang, karena tuh perempuan ngedeketin aku..!!
Aku merem. Pas terasa hawa dingin di depan
wajahku.. Aku teriak.. "allahuakbar". Tiba-tiba,
"mbak..!" tetanggaku datang bawa senter. Seketika
semua ganjalan hilang. Pas aku mau ikut ke rumahnya, listrik kembali nyala.. Alhamdulillah..