ramaricarica
New member
Tidak hanya pakaian, kini alas kaki juga telah bertransformasi menjadi gaya hidup masyarakat. Pakaian yang bagus pun akan terasa kurang bila tidak dipadukan dengan alas kaki yang tepat. Karena itu, seperti halnya pakaian orang-orang juga mengoleksi sepatu.
Untuk sepatu yang dibeli dangan harga mahal, mungkin membuat sebagian orang peduli untuk merawatnya dengan baik agar sepatu awet. Nah, peluang ini dicium oleh Dian Maya Puspitarisari yang akhirnya mendirikan Shoe Bible atau jasa laundry sepatu.
“Saya memiliki banyak bentuk sepatu. Waktu itu, saya memasukkan sepatu kotor ke tempat laundry baju. Ternyata ada satu sepatu spesifik yang malah rusak. Akhirnya saya mencari tahu bagaimana cara membersihkan sepatu spesifik tersebut,” jelas Dian.
Menurut penjelasan Dian, ternyata membersihkan sepatu tidak bisa dipukul sama seperti mencuci baju. Sebut saja mulai dari jenis sabun dan sikat yang digunakan mesti khusus.
“Sepatu itu, amat kompleks. Ada bagian kecil yang perlu disikat menggunakan sikat khusus. Untuk membersihkan 1 sepatu bisa jadi harus menggunakan 3 sikat berbeda. Setelah itu dilap menggunakan microfiber towel dan prosesnya pun tidak singkat,” tambah Dian.
Memang benar adanya bila teknik atau cara membersihkan sepatu memang beda dengan baju. Saat membersihkan sepatu ternyata tidak semua bagian bisa disikat. Jadi tidak boleh sembarang sikat ke kanan dan ke kiri.
Omzet jutaan rupiah
Seperti kejatuhan durian runtuh, Dian mengaku bahwa bisnis laundry sepatu menjanjikan omzet lumayan. Bahkan, hasil yang didapat melebihi ekspektasi. Dalam satu bulan Dian bisa mendapat 300 sepatu dengan kisaran harga jasa cuci Rp 85.000 per sepatu. Jadi bila ditotal bisa tembus Rp 25 juta per bulannya.
“Sungguh di luar ekspektasi. Kami benar-benar tidak menyangga bila pertumbuhan bisnis akan berjalan amat cepat. Kami bisa menerika 350 pasang sepatu dalam satu bulan dan dikali rata-rata harga jasa cuci Rp 70.000. Omzet tersebut belum termasuk hasil penjualan cleaning kit dan sabun swasher dari Shoe Bible,” ungkap Dian.
Bagaimana, kamu terinspirasi dengan apa yang dilakukan Dian?
Baca selengkapnya kisah Dian Maya Puspitarisari di SINI
Sumber