TELUR penyu dipercaya bisa untuk jamu penambah kekuatan kaum pria dalam berhubungan seks dengan pasangannya.
Alasan itulah yang menyebabkan maraknya perburuan telur penyu lekang di kawasan wisata Pantai Trisik, Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Antusiasme masyarakat memburu telur penyu telah berlangsung lama. Tanpa disadari, satwa langka yang tinggal di laut selatan Yogyakarta itu berangsur menghilang. Jika dahulu banyak dijumpai penyu lekang yang mampir di Pantai Trisik untuk bertelur, sekarang sudah jarang ditemui.
Sekelompok mahasiswa pecinta satwa dan Fakultas Biologi, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tampaknya prihatin dengan persoalan itu. Pemberian pemahaman kepada nelayan sekitar untuk membantu kelestarian satwa penyu lekang sedikit demi sedikit diupayakan.
Usaha yang tidak sia-sia. Gagasan mereka itu mendapat sambutan bagus dan para nelayan. Kini para nelayan yang umumnya juga tinggal di kawasan pantai sudah tercerahkan mengenai betapa pentingnya menjaga kelestanian laut. Seperti menyelamatkan habitat penyu lekang, salah satu satwa kekayaan Pantai Trisik.
Pada sore yang cerah itu, tiga mahasiswa yang aktif di Biology Ornithology Club (Bionic) UNY tampak sibuk mengambil sampel darah penyu lekang untuk kepentingan tes DNA. Satwa laut berbobot 50 kilogram itii ditemukan Khoirun, 35, nelayan setempat. Malam itu penyu lekang itu sedang bertelur di 10 meter dan batas pantai.
Dengan dibantu nelayan lain, penyu lekang itu ditangkap sesaat setelah selesai bertelur. Ia kemudian membawa penyu itu ke halaman rumalinya yang sudah dibuat kandang penyu. Sementara itu, telur penyu diambil untuk diamankan. Sebanyak 122 biji telur itu dipindahkan ke sarang buatan yang dipagari bambu, dekat rumahnya di piuggir Pantai Trisik.
Telur satwa yang memiliki nama latin Lepidochelys olivacea itu akan menetas dalam waktu 60 han. Juni hingga Juli merupakan musim bertelur. Telur baru akan menetas pada Agustus hingga Oktober.
?Penyu mi kami kembalikan lagi ke laut. Sebelum kami kembalikan ke habitatnya, kami ambil dulu sampel DNA. Penyu lekang mi ditemukan Pak Khoirun, nelayan di sini (Pantai Trisik),? ujar Surya Purnama, aktivis Bionic, UNY, ketika hendak mengangkat penyu lekang untuk dilepas ke laut.
Organisasi Bionic pada awalnya hanya berkepentingan memantau habitat burung di Pantai Trisik Saat melihat nasib satwa penyu lekang yang kian terancam masyarakat sekitar, akhirnya para mahasiswa itu pun juga konsentrasi untuk penyelamatan satwa penyu lekang. Satu tahun terakhir mi, jarang sekali nelayan menjumpal penyu yang bertelur di Pantai Trisik.
Alasan itulah yang menyebabkan maraknya perburuan telur penyu lekang di kawasan wisata Pantai Trisik, Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Antusiasme masyarakat memburu telur penyu telah berlangsung lama. Tanpa disadari, satwa langka yang tinggal di laut selatan Yogyakarta itu berangsur menghilang. Jika dahulu banyak dijumpai penyu lekang yang mampir di Pantai Trisik untuk bertelur, sekarang sudah jarang ditemui.
Sekelompok mahasiswa pecinta satwa dan Fakultas Biologi, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tampaknya prihatin dengan persoalan itu. Pemberian pemahaman kepada nelayan sekitar untuk membantu kelestarian satwa penyu lekang sedikit demi sedikit diupayakan.
Usaha yang tidak sia-sia. Gagasan mereka itu mendapat sambutan bagus dan para nelayan. Kini para nelayan yang umumnya juga tinggal di kawasan pantai sudah tercerahkan mengenai betapa pentingnya menjaga kelestanian laut. Seperti menyelamatkan habitat penyu lekang, salah satu satwa kekayaan Pantai Trisik.
Pada sore yang cerah itu, tiga mahasiswa yang aktif di Biology Ornithology Club (Bionic) UNY tampak sibuk mengambil sampel darah penyu lekang untuk kepentingan tes DNA. Satwa laut berbobot 50 kilogram itii ditemukan Khoirun, 35, nelayan setempat. Malam itu penyu lekang itu sedang bertelur di 10 meter dan batas pantai.
Dengan dibantu nelayan lain, penyu lekang itu ditangkap sesaat setelah selesai bertelur. Ia kemudian membawa penyu itu ke halaman rumalinya yang sudah dibuat kandang penyu. Sementara itu, telur penyu diambil untuk diamankan. Sebanyak 122 biji telur itu dipindahkan ke sarang buatan yang dipagari bambu, dekat rumahnya di piuggir Pantai Trisik.
Telur satwa yang memiliki nama latin Lepidochelys olivacea itu akan menetas dalam waktu 60 han. Juni hingga Juli merupakan musim bertelur. Telur baru akan menetas pada Agustus hingga Oktober.
?Penyu mi kami kembalikan lagi ke laut. Sebelum kami kembalikan ke habitatnya, kami ambil dulu sampel DNA. Penyu lekang mi ditemukan Pak Khoirun, nelayan di sini (Pantai Trisik),? ujar Surya Purnama, aktivis Bionic, UNY, ketika hendak mengangkat penyu lekang untuk dilepas ke laut.
Organisasi Bionic pada awalnya hanya berkepentingan memantau habitat burung di Pantai Trisik Saat melihat nasib satwa penyu lekang yang kian terancam masyarakat sekitar, akhirnya para mahasiswa itu pun juga konsentrasi untuk penyelamatan satwa penyu lekang. Satu tahun terakhir mi, jarang sekali nelayan menjumpal penyu yang bertelur di Pantai Trisik.