JAKARTA--MIOL: PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) akan mendatangkan 17 pesawat baru selama tahun ini. Langkah ini dilakukan untuk memulihkan kembali bisnisnya yang sempat terpuruk akibat kekurangan dana.
"Kita datangkan pesawat jet dan propeler," kata Corporate Secretary Merpati Irvan Harjianto di Jakarta, Jumat (16/2).
Rencananya pesawat jet yang didatangkan yaitu Boeing 737 seri 300 dan 500 berjumlah 13 buah serta pesawat baling-baling MA-60 buatan China. Seluruh Boeing yang didatangkan, pesawat sewaan, sedangkan MA-60 pengadaan pesawat melalui pinjaman pemerintah Indonesia ke China.
"Sehingga total tahun ini armada kita jadi 39 pesawat," ungkapnya.
Mengenai sumber pendanaan penyewaan Boeing, tambah Irvan, Merpati akan menggunakan dana penyertaan modal pemerintah yang disetujui beberapa waktu lalu. "Jadi dari Rp450 miliar yang diberikan, sebagian untuk penambahan armada ini."
Pesawat jet tersebut nantinya melayani rute komersial di kawasan Timur Indonesia sedangkan propeler akan melayani rute perintis. "Setelah mapan baru kita layani wilayah Tengah dan Barat," ujarnya.
Ia menjelaskan, dengan penambahan armada ini diharapkan jumlah penumpang Merpati meningkat dari 2,4 juta tahun lalu menjadi 5,7 juta tahun ini. "Sebab rute yang kita layani juga akan ditambah dari yang ada saat ini."
Irvan mengakui, saat ini seluruh maskapai di dunia mengalami kesulitan mendatangkan pesawat sewa. Pasalnya, permintaan maskapai terhadap pesawat Boeing 737 sedang tinggi. "Karena itu, Dirut kita sendiri yang langsung mencari pesawatnya."
"Kita datangkan pesawat jet dan propeler," kata Corporate Secretary Merpati Irvan Harjianto di Jakarta, Jumat (16/2).
Rencananya pesawat jet yang didatangkan yaitu Boeing 737 seri 300 dan 500 berjumlah 13 buah serta pesawat baling-baling MA-60 buatan China. Seluruh Boeing yang didatangkan, pesawat sewaan, sedangkan MA-60 pengadaan pesawat melalui pinjaman pemerintah Indonesia ke China.
"Sehingga total tahun ini armada kita jadi 39 pesawat," ungkapnya.
Mengenai sumber pendanaan penyewaan Boeing, tambah Irvan, Merpati akan menggunakan dana penyertaan modal pemerintah yang disetujui beberapa waktu lalu. "Jadi dari Rp450 miliar yang diberikan, sebagian untuk penambahan armada ini."
Pesawat jet tersebut nantinya melayani rute komersial di kawasan Timur Indonesia sedangkan propeler akan melayani rute perintis. "Setelah mapan baru kita layani wilayah Tengah dan Barat," ujarnya.
Ia menjelaskan, dengan penambahan armada ini diharapkan jumlah penumpang Merpati meningkat dari 2,4 juta tahun lalu menjadi 5,7 juta tahun ini. "Sebab rute yang kita layani juga akan ditambah dari yang ada saat ini."
Irvan mengakui, saat ini seluruh maskapai di dunia mengalami kesulitan mendatangkan pesawat sewa. Pasalnya, permintaan maskapai terhadap pesawat Boeing 737 sedang tinggi. "Karena itu, Dirut kita sendiri yang langsung mencari pesawatnya."