Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memberi batas waktu selama setahun kepada PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
Menteri BUMN Mustafa Abubakar menyatakan, komite revitalisasi dan restrukturisasi PT MNA telah mengusulkan tambahan pinjaman dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) senilai Rp 310 miliar, yang merupakan pinjaman tahap kedua. “Kami berharap ini pinjaman yang terakhir,” kata dia di Jakarta, Kamis (27/5).
Sebelumnya PPA mencairkan pinjaman tahap pertama sebesar Rp 300 miliar. Dengan demikian, total pinjaman dan PPA untuk penyehatan MNA sebesar Rp 610 miliar. Dengan turunnya pinjaman dari PPA, pemegang saham berharap MNA bisa menyelamatkan diri dan bangkit kembali dengan armada tambahan yakni pesawat MA-60 sebanyak 15 unit dari China. Saat ini sudah datang dua pesawat tambahan dan sisanya 13 unit ditargetkan akan datang hingga akhir 2010.
Mustafa menambahkan, sepanjang tahun ini pihaknya akan mengevaluasi kinerja MNA setelah maskapai penerbangan pionir jalur perintis itu dipimpin direksi baru yang dilantik Kamis lalu. “Artinya, kalau sampai gagal atau tidak memberikan hasil sebagaimana diharapkan, kelangsungan dan eksistensi PT MNA akan dipertimbangkan lagi,”ujarnya.
Karena itu, Mustafa berharap direksi baru MNA harus solid, berkomitmen tinggi, dan memiliki terobosan baru dengan membuat rencana bisnis lebih efisien di setiap unit usaha. Upaya lain, pemegang saham dan direksi baru MNA juga telah meneken kontrak manajemen, mencakup key performance indicators (KPI), yang harus dilaksanakan secara baik secara kolegial maupun individu untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
Sumber : Sindo
Menteri BUMN Mustafa Abubakar menyatakan, komite revitalisasi dan restrukturisasi PT MNA telah mengusulkan tambahan pinjaman dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) senilai Rp 310 miliar, yang merupakan pinjaman tahap kedua. “Kami berharap ini pinjaman yang terakhir,” kata dia di Jakarta, Kamis (27/5).
Sebelumnya PPA mencairkan pinjaman tahap pertama sebesar Rp 300 miliar. Dengan demikian, total pinjaman dan PPA untuk penyehatan MNA sebesar Rp 610 miliar. Dengan turunnya pinjaman dari PPA, pemegang saham berharap MNA bisa menyelamatkan diri dan bangkit kembali dengan armada tambahan yakni pesawat MA-60 sebanyak 15 unit dari China. Saat ini sudah datang dua pesawat tambahan dan sisanya 13 unit ditargetkan akan datang hingga akhir 2010.
Mustafa menambahkan, sepanjang tahun ini pihaknya akan mengevaluasi kinerja MNA setelah maskapai penerbangan pionir jalur perintis itu dipimpin direksi baru yang dilantik Kamis lalu. “Artinya, kalau sampai gagal atau tidak memberikan hasil sebagaimana diharapkan, kelangsungan dan eksistensi PT MNA akan dipertimbangkan lagi,”ujarnya.
Karena itu, Mustafa berharap direksi baru MNA harus solid, berkomitmen tinggi, dan memiliki terobosan baru dengan membuat rencana bisnis lebih efisien di setiap unit usaha. Upaya lain, pemegang saham dan direksi baru MNA juga telah meneken kontrak manajemen, mencakup key performance indicators (KPI), yang harus dilaksanakan secara baik secara kolegial maupun individu untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
Sumber : Sindo