Minoritas Muslim Kosta Rika hidup damai

lala_lulu

New member
Ruang shalat utama Masjid Omar di San Jose tampak penuh sesak. ini adalah malam pekan kedua bulan Ramadhan. Ratusan umat Muslim setempat khusyuk melaksanakan shalat tarawih berjamaah setelah menggelar kegiatan buka puasa bersama. Mereka benar-benar menikmati kemuliaan bulan penuh berkah itu.

Para jamaah merupakan anggota komunitas Muslim yang tinggal di Kosta Rika. Sebagian sudah turun-temurun menetap di ibu kota San Jose. Kota ini memang merupakan konsentrasi umat Muslim terbesar di negara yang terletak di kawasan Amerika Tengah tersebut.

Namun, jumlah umat Muslim tidak terlalu banyak. Mereka merupakan kelompok minoritas di negeri ini. Berdasarkan data CIA World Factbook, persentase umat Muslim hanya 0,01 persen, atau sekitar 500 jiwa dan 4,2 juta penduduk. Kebanyakan adalah d kaum imigran dan sebagian warga lokal yang menjadi mualaf.

Meskipun secara kuantitas tidak signifikan, umat tidak berkecil hati. Justru hal itu memaCu mereka untuk
terus berkiprah di berbagai bidang. Di intern umat sendiri, mereka Senantiasa berupaya memperkuat jalinan ukhuwah dan kerja sama satu sama lain. Kegiatan shalat berjamaah ataupun buka puasa bersama mencerminkan tekad itu. Pada berbagai kesempatan, mereka saling merajut kebersamaan. Masing-masing memiliki kesadaran bahwa persatuan umat Muslim yang minoritas bisa bereksistensi.

Seperti diberitakan ticotimes.net, Dr Abdullah Sasa, ketua Muslim Cultural Center, mengatakan, komunitas Muslim Kosta Rika berasal dari beragam negara, seperti Irak, Iran, Maroko, Pakistan, Aljazair Syria, dan sebagainya. Pendatang asal Lebanon merupakan yang terbesar.

Lebih jauh dijelaskan, konsentrasi komunitas Muslim berada di San Jose. Akan tetapi, ada sebagian dari mereka yang tinggal di kota-kota besar lain di negara itu. Mereka hidup sebagai pedagang atau pengusaha.
Kondisi itu tidak menjadi masalah karena mereka terus menjalin komunikasi. Pada waktu-waktu tertentu, seperti pada bulan Ramadhan atau hari besar agama, umat akan berkumpul dan bersilatunahim. Kegiatan itu bertujuan untuk merekatkan ukhuwah (persaudaraan).

Buka puasa bersama sangat dinanti. Masing-masing keluarga akan membawa makanan khas dari negara asal mereka untuk kemudian disantap bersama. Mereka sudah seperti sebuah keluarga besar dan sangat menikmati keakraban tersebut.

Menurutnya, umat yang berasal dan etnis dan budaya berbeda ini sama-sama merasakan senasib sepenanggungan. Hidup dan menetap di negara yang jauh dari negara asal serta menjadi kaum minoritas, tentu bukan perkara mudah. Namun, Islam mempersatukan mereka dan membentuk ikatan yang kuat.

Dan penjelasan Sasa, bulan Ramadhan menupakan momen yang ditunggu segenap umat Muslim Kosta Rika. Mereka bisa berkumpul sekaligus melaksanakan aktivitas keagamaan bersama.

Sehingga, komunitas Muslim memperoleh dua keutamaan sekaligus. Pertama, bisa memperkuat tali silaturahim antarumat. “Kedua, meningkatkan amal ibadah kepada Allah SWt” kata imigran asal Lebanon ini menambahkan.

Masjid San Jose, yang lokasinya berdekatan dengan Muslim Cultural Center di distrik Calle Blancos, pun kian semarak. Shalat fardhu ataupun tarawih berjamaah selalu dipadati oleh umat. Tidak hanya itu, pengurus masjid turut pula mengisi kegiatan dengan kajian agama dan pendidikan baca Alquran.

Imam masjid, Syekh Elsafi Abdel Majid, kerap memimpin langsung kegiatan tersebut. “Berpuasa akan mampu meningkatkan ketakwaan kepada Allah,” tegas Syekh Elsafi, yang berasal dari Mesir.

Satu hal penting, puasa juga menanamkan jiwa sosial. Diungkapkan ulama ini, puasa sepanjang hari dimaksudkan untuk menyelami kondisi kaum tidak berpunya yang kerap kekurangan makanan. Aplikasi dan perintah berbagi dilaksanakan dengan memberikan santapan kepada warga miskin tanpa memandang latar belakang etnis atau agama.
Pada bagian lain, disebutkan Syekh Elsafi, masjid di San Jose merupakan satu-satunya masjid yang cukup representatif di Kosta Rika. Dibangun pada tahun 2003 silam, masjid pun segera menjadi salah satu pusat kegiatan utama umat Muslim setempat.

Masjid berfungsi sebagai tempat peribadatan. Selain itu, masjid juga berfungsi untuk pendidikan agama serta aktivitas sosial kemasyarakatan. Bisa dikatakan, masjid tersebut merepresentasikan keberadaan umat Muslim sebagai bagian tak terpisahkan dan kehidupan warga Kosta Rika.

Kehadiran komunitas Muslim turut mewarnai keseharian di masyarakat. Keterlibatan mereka di bidang jasa dan perdagangan sedikit banyak telah memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian negara.

Oleh karena itulah, warga lokal menyambut dengan sukacita dan menghargai sumbangan yang diberikan komunitas Muslim. Saling pengertian dan toleransi bersemi. “Kami sangat menikmati suasana damai di Kosta Rika,” sambung Sasa.

Hampir tidak ada kekerasan atau diskriminasi berdasarkan perbedaan etnis atau agama. Kosta Rika dikenal karena tingkat toleransi yang tinggi. Kaum minoritas, termasuk Muslim, dilindungi keberadaannya oleh konstitusi negara.

Seperti ketika komunitas Muslim ingin mendirikan masjid di San Jose. Diuraikan Sasa, tidak ada keberatan atau pnotes dari kaum non Muslim. Dukungan justru datang dari berbagai kalangan sehingga rencana pembangunan rumah ibadah bisa terealisasikan.

Demikian halnya dengan pembentukan Muslim Cultural Center, lembaga dan organisasi Muslim, tidak lantas menimbulkan polemik. Inilah bagian dari kehidupan multikultural yang berjalan dengan baik dan umat Muslim berkomitmen untuk terus menjaga keberlangsungan semangat tersebut.



Sumber : Republika
 
Bls: Minoritas Muslim Kosta Rika hidup damai

Kalau bisa dicontoh disini pasti enak,ya... :)
 
Bls: Minoritas Muslim Kosta Rika hidup damai

Tidak perlu persis sama,tapi hal2 baik seperti toleransi memang seharusnya kita tumbuhkan.
 
Bls: Minoritas Muslim Kosta Rika hidup damai

Iya, tradisi yang sudah beruratakar didikan feodalisme dan de vide et impera masih terus ber-regenarasi di negeri ini. Agaknya kita perlu berjuang lebih keras lagi Den.
 
Back
Top