andree_erlangga
New member
Misi PBB di Timor Leste yang akan berakhir pada bulan ini, sebaiknya diperpanjang setidaknya dalam 12 bulan ke depan. Penambahan personel polisi ke negara mungil di Asia Tenggara itu juga dibutuhkan, menjelang pemilihan presiden pada April 2007. Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Senin (5/2).
Ban dalam laporannya kepada Dewan Keamanan (DK) PBB, mengatakan secara umum situasi di Timor Leste memang membaik, namun keamanan masih menjadi hal yang rapuh di negara tersebut.
Australia telah mengerahkan 3.200 personel penjaga perdamaian di negara termuda di Asia Pasifik itu pada tahun 2006 lalu.
?Komitmen jangka panjang komunitas internasional untuk Timor Leste masih menjadi isu kritis untuk mengembalikan negara baru ini ke jalur yang benar pada stabilitas dan pembangunan dalam iklim demokrasi, akuntabilitas, serta pemerintahan yang responsif,? kata Ban dalam laporannya.
Misi PBB saat ini, yakni Misi Integrasi PBB di Timor Leste atau yang disingkat UNMIT, akan berakhir pada 25 Februari mendatang.
Misi tersebut beranggotakan lebih dari 1.068 personel polisi PBB dan lebih dari 35 pejabat militer PBB, setelah DK PBB menyetujui pengerahan pasukan tersebut pada 25 Agustus tahun lalu untuk masa bakti enam bulan.
?Dalam pandangan saya, perpanjangan mandat UNMIT untuk 12 bulan ke depan, akan menjadi sinyal penting wujud kepedulian DK PBB dalam menjaga komitmennya terhadap Timor Leste. Untuk memperkuat keamanan menjelang proses kritis Pemilu Presiden, saya mendukung permintaan pemerintah (Timor Leste) untuk mengerahkan personel polisi tambahan.?
Ban mengatakan, Australia telah menandatangani kesepakatan pada 25 Januari lalu untuk menyediakan pasukan guna menjaga misi PBB di Timor Leste, sesuai dengan kapasitas polisi PBB di sana. Saat ini, Australia masih memiliki 800 personel penjaga perdamaian di negara itu, bersama 120 tentara asal Selandia Baru.
Presiden Timor Leste Xanana Gusmao pekan lalu mengatakan, Pemilu parlemen akan digelar setelah penyelenggaraan Pilpres pada 9 April mendatang.
solopos.net
Ban dalam laporannya kepada Dewan Keamanan (DK) PBB, mengatakan secara umum situasi di Timor Leste memang membaik, namun keamanan masih menjadi hal yang rapuh di negara tersebut.
Australia telah mengerahkan 3.200 personel penjaga perdamaian di negara termuda di Asia Pasifik itu pada tahun 2006 lalu.
?Komitmen jangka panjang komunitas internasional untuk Timor Leste masih menjadi isu kritis untuk mengembalikan negara baru ini ke jalur yang benar pada stabilitas dan pembangunan dalam iklim demokrasi, akuntabilitas, serta pemerintahan yang responsif,? kata Ban dalam laporannya.
Misi PBB saat ini, yakni Misi Integrasi PBB di Timor Leste atau yang disingkat UNMIT, akan berakhir pada 25 Februari mendatang.
Misi tersebut beranggotakan lebih dari 1.068 personel polisi PBB dan lebih dari 35 pejabat militer PBB, setelah DK PBB menyetujui pengerahan pasukan tersebut pada 25 Agustus tahun lalu untuk masa bakti enam bulan.
?Dalam pandangan saya, perpanjangan mandat UNMIT untuk 12 bulan ke depan, akan menjadi sinyal penting wujud kepedulian DK PBB dalam menjaga komitmennya terhadap Timor Leste. Untuk memperkuat keamanan menjelang proses kritis Pemilu Presiden, saya mendukung permintaan pemerintah (Timor Leste) untuk mengerahkan personel polisi tambahan.?
Ban mengatakan, Australia telah menandatangani kesepakatan pada 25 Januari lalu untuk menyediakan pasukan guna menjaga misi PBB di Timor Leste, sesuai dengan kapasitas polisi PBB di sana. Saat ini, Australia masih memiliki 800 personel penjaga perdamaian di negara itu, bersama 120 tentara asal Selandia Baru.
Presiden Timor Leste Xanana Gusmao pekan lalu mengatakan, Pemilu parlemen akan digelar setelah penyelenggaraan Pilpres pada 9 April mendatang.
solopos.net