Misionaris AS Tewas Dibunuh Suku Terasing di Pulau Sentinel

spirit

Mod
799039_720.jpg

John Allen Chau dan Pendiri Akedemi Sepak Bela Ubuntu Casey Prince. [AP]

TEMPO.CO, Jakarta -
Seorang pria Amerika Serikat yang menyebut dirinya petualangan dan misionaer Kristen telah dibunuh oleh suku terasing dan mengisolasi dirinya dari dunia luar di pulau terpencil, Sentinel di perairan Andaman dan Nicobar, India.

Menurut aparat penegak hukum India, pria yang menjadi korban pembunuhan suku terasing di pulau Sentinel diketahui bernama John Allen Chau, 26 tahun. Pria ini diduga ingin mengabarkan ajaran Kristen kepada suku yang tersisa dari abad pra-Neolitik di dunia.

"Pembunuh dalam kasus ini terdaftar sebagai tidak diketahui," kata Dependra Pathak, Direktur Jenderal Polisi Andaman dan Nicobar, seperti dikutip dari Times of India, 22 November 2018.

Sebanyak 6 nelayan lokal yang membawa Chau ke pulau seluas 60 kilometer per segi telah ditangkap terkait dengan tewasnya Chau.

Chau tewas terkena panah milik suku Sentinel ini. Jasadnya ditemukan di pantai dan dimakamkan di dalam tumpukan pasir.

Berdasarkan postingannya di media sosial, Chau telah beberapa kali berkunjung ke India dalam beberapa tahun terakhir. Dia dikabarkan berpetulangan dan memberi kotbah di daerah-daerah di selatan India.

Pihak keluarga korban memposting informasi tentang kematian Chau di pulau Sentinel yang dikutip dari laporan yang belum terkonfirmasi.

"Kami baru saja mendapat laporan yang belum terverifikasi bahawa John Allen Chau dilaporkan terbunuh di india saat mau bertemu suku Sentinel di pulau Andaman," tulis seorang anggota keluarga Chau di halaman Instagramnya.

Keluarga menggambarkan Chau sebagai pria, saudara laki-laki dan paman yang tercinta, dan misionaris Kristen, teknisi medis dalam situasi darurat, pelatih bola kaki, dan pendaki gunung.

"Dia mencintai Tuhan, hidup, membantu mereka yang membutuhkan dan tidak ada yang lain kecuali kasih untuk orang Sentinel, " ujar keluarga korban.

Pihak keluarga menyatakan telah memaafkan pelaku yang membunuh Chau. Keluarga juga meminta warga lokal yang membantu Chau bertemu suku terasing di pulau Sentinel agar tidak dihukum.


.
 
Keluarga Diminta Relakan Jasad Misionaris AS Tewas Dipanah

Para pakar meminta supaya pemerintah India dan keluarga merelakan jasad misionaris asal Amerika Serikat, John Allen Chau, yang meninggal karena tertembak panah yang dilepaskan suku terasing Sentineles di Pulau Sentinel, Kepulauan Andaman dan Nikobar, India.

Sebab nampaknya tidak mungkin menggelar operasi untuk menyelamatkan jenazah lelaki itu, tanpa membahayakan anggota suku dan aparat.

"Saya pikir bukan ide yang bagus mendekati Pulau Sentinel Utara karena akan membuat konflik dengan masyarakat setempat," kata pakar suku terasing Pankaj Sekhrasia, seperti dilansir AFP, Minggu (25/11).

Peneliti senior lembaga non pemerintah Survivor International, Sophie Grig juga ragu dengan upaya pemerintah India membawa jasad Chau. Menurut dia tindakan itu sangat berisiko.


"Saya tidak yakin ada cara yang aman untuk membawa jasad mendiang tanpa membuat kedua belah pihak dalam bahaya," kata Sophie.

Pakar Antropologi di Universitas Delhi, Anup Kapoor menyarankan tim penyelamat supaya bugil untuk membaur dengan dan meyakinkan suku Sentineles kalau mereka tidak membahayakan, jika nekat ingin mengambil jenazah Chau.

Saat ini kepolisian India mengirim aparat untuk berpatroli di sekitar Pulau Sentinel Utara. Mereka belum bersikap apakah akan mengambil jasad Allen atau hanya mengawasi situasi setempat.

Kepala Kepolisian Andaman Dependra Pathak menyatakan tidak ada batas waktu untuk pencarian jasad. Dia hanya berusaha memperketat patroli untuk mencegah orang-orang meniru tindakan Chau.

Suku Sentineles adalah satu-satunya suku terasing dari masa pra-neolitik yang masih bertahan hingga saat ini. Mereka sengaja tidak diganggu dan mengisolasi karena pemerintah India ingin menjaga keberadaan mereka. Sebab di masa lalu, pemerintah kolonial Inggris hampir menghabisi setengah populasi sejumlah suku penghuni Kepulauan Andaman dan Nikobar. Maka dari itu wajar jika mereka tidak ramah terhadap orang luar. Mencoba berkomunikasi dengan mereka pun tidak mudah karena hingga saat ini belum ada satupun yang berhasil.

Polisi pun tidak bisa menjerat anggota suku yang memanah Chau. Sebab, justru Chau yang dianggap melanggar aturan lantaran datang ke tempat itu secara ilegal.


~cnnindonesia.com
 
Polisi Tak Berani Mendekati Pulau Sentinel untuk Ambil Jasad Warga AS John Allen yang Dibunuh

suku-sentinel-utara_1_20181020_101119.jpg

Suku Sentinelese, penghuni Pulau Sentinel Utara membawa panah dan tombak untuk menghalau pendatang memasuki wilayahnya​

TRIBUNJOGJA.COM - Kematian warga negara Amerika Serikat, John Allen Chau (27), yang dibunuh Suku Sentinelese masih menjadi perbicangan hangat.

Seperti dilansir dari BBC.com, pria asal Alabama tersebut dibunuh oleh suku buas di Pulau Sentinel Utara.

John Allen dibunuh saat berupaya masuk ke pulau di Kepulauan Andaman, India. Pulau ini memang termasuk masih misterius, mengingat penduduknya yang terasing dan tak menerima pendatang memasuki wilayahnya.

Setelah mengkonfirmasi kematian John Allen, polisi pun berusaha mengambil mayat John Allen dari area pulau.

Dilansir dari BBC.com,Senin (26/11/2018), pemerintah dan kepolisian India yang mendapat tugas untuk mengambil mayat John Allen mengaku kesulitan.

Para nelayan yang membawa John Allen ke Sentinel Utara pada tanggal 17 November mengatakan mereka melihat para anggota suku menyeret tubuh John Allen di sepanjang pantai dan menguburnya.

Para nelayan kemudian menemani polisi kembali ke titik di pulau di mana mereka percaya mayat itu dikuburkan.

Sejak Sabtu (24/11/2018), polisi menempatkan perahu mereka sekitar 400 meter di lepas pantai.

Lalu dengan menggunakan teropong, mereka melihat para anggota suku berada di pantai bersenjatakan busur dan panah.

“Mereka menatap kami dan kami melihat mereka, “ kata Dependra Pathak, kepala polisi daerah.

Untuk menghindari konfrontasi, mereka pun mundur.

"Kami telah memetakan wilayah itu dengan bantuan para nelayan ini. Hanya saja, kami belum menemukan mayat itu.”

“Tetapi kami secara kasar mengetahui daerah di mana ia diyakini dikuburkan," kata Pathak.

suku-sentinel-dan-john-allen-chau.jpg

Seperti yang kita tahu, polisi bukannya takut untuk masuk. Namun orang luar memang dilarang untuk mendekati pulau Sentinel Utara.

Suku pulau Sentinel Utara memang terkenal terisolasi dari dunia luar. Pendatang dari luar dilarang ke sana untuk melindungi orang-orang yang tinggal pulau tersebut.

Sebab, ada dugaan warga suku asli yang melakukan kontak dengan dunia luar dapat membahayakan nyawa mereka.

Karena mereka cenderung tidak memiliki kekebalan terhadap bahkan penyakit umum seperti flu dan campak.

Tidak heran, mereka telah memperlakukan orang luar sebagai musuh selama bertahun-tahun.

Kisah kematian John Allen juga bukan yang pertama terjadi.

"Pada 2006, dua nelayan tewas dan mayat mereka diletakkan di pancang bambu," kata Pathak.

Namun sama seperti nasib John Allen, di mana mayat-mayat tersebut ditermukan tapi tidak akan pernah bisa diambil.

Walau kasus ini bisa dibilang kasus pembunuhan namun polisi tidak tahu siapa tersangkanya.

Sementara itu, keluarga John Allen mengatakan mereka memaafkan mereka yang membunuhnya. (Mentari DP/Intisari)


.
 
Back
Top