tiaseptiani
New member
London 'Jack the Ripper' alias 'Jack sang Pencabik' adalah julukan bagi salah satu pembunuh berantai paling sadis sepanjang sejarah. Siapa dia sebenarnya menjadi salah satu misteri terbesar.
Tak sekadar menghilangkan nyawa, Jack the Ripper juga memotong tenggorokan kemudian memutilasi perut sejumlah korban -- yang kebanyakan pekerja seks komersial (PSK) di Distrik Whitechapel, London, pada 1888. Korbannya yang teridentifikasi 'hanya' 5 orang, namun ia diyakini menghabisi lebih dari 100 orang.
Hilangnya organ-organ dalam dari tiga korban Jack the Ripper memunculkan dugaan bahwa pelaku memiliki pengetahuan anatomi atau bedah. Lainnya menduga dia adalah teroris hingga sopir truk.
Kini misteri identitas 'Jack the Ripper' terkuak. Mungkin.
Melalui sampel darah yang ditemukan pada selendang milik salah satu korban terungkap bahwa Jack the Ripper adalah seorang imigran Yahudi-Polandia berusia 23 tahun yang bernama Aaron Kosminski.
Sang detektif, Russel Edwards mengatakan selendang yang masih berlumuran darah korban itu dibelinya pada 2007, dari sebuah pelelangan di Bury St Edmunds, Suffolk.
Edwards kemudian melakukan tes DNA yang kemudian membawanya ke identitas sang pembunuh. "Aku punya satu-satunya alat bukti forensik sepanjang sejarah kasus ini. Aku menghabiskan 14 tahun menyelidikinya dan telah memecahkan misteri Jack the Ripper itu," kata dia seperti dikutip dari The Guardian, Senin (8/9/2014).
"Hanya orang yang tak mau percaya yang ingin terus melestarikan mitosnya, ragu bahwa fakta bisa terkuak. Tapi sekarang, aku telah membuka kedoknya," lanjutnya.
Jack the Ripper membunuh sedikitnya lima perempuan, memotong leher mereka, mengambil beberapa organ dalam, dan membuang tubuhnya di lorong-lorong Whitechapel, Inggris.
Edwards, detektif asal Barnet, London Utara telah lama 'terpesona' dengan misteri pembunuhan ini, dan bertekad menguak teka-teki kasus itu.
Ia menceritakan selendang yang dibelinya itu merupakan milik Catherine Eddowes, korban The Ripper. Edwards kemudian meminta bantuan seorang ahli biologi molekuluer, Jari Louhelainen untuk mengidentifikasi DNA korban dan sang pembunuh.
"Saya meminta bantuan Louhelainen dan kami menyelidikinya selama 3,5 tahun. Dan ketika kami menemukan kebenaran itu. Bagi kami, itu adalah momentum paling menakjubkan," detektif berusia 48 tahun itu.
Edwards mengatakan temuannya yang dihasilkan 126 tahun setelah pembunuhan yang menggegerkan Inggris membuktikan tanpa keraguan bahwa Kosminski -- salah satu dari enam tersangka utama polisi kala itu -- adalah si pembunuh legendaris.
Edwars mengaku mendapatkan inspirasi setelah menonton film yang dibintangi Johnny Depp, "From Hell" -- yang menceritakan tentang pembunuhan yang dilakukan Ripper, mengatakan polisi saat itu telah mengidentifikasi Kosminski sebagai tersangka, tetapi tidak pernah memiliki cukup bukti untuk membawanya ke pengadilan .
Kosminski adalah seorang imigran Yahudi-Polandia yang, melarikan diri dari eksekusi Rusia -- yang saat itu menguasai negerinya. Ia datang bersama keluarganya di Inggris pada 1881 dan tinggal di Mile End Old Town.
Dia menjadi penghuni rumah sakit jiwa -- tempat meninggal pada 1899 akibat gangren di kakinya.
Meskipun begitu, sejumlah ahli meragukan klaim Edwards.
Richard Cobb, yang menjalankan usaha konvensi dan wisata Jack the Ripper mengatakan kepada Times bahwa selendang itu telah disentuh banyak orang, sehingga sampel DNA yang melekat kurang bisa diandalkan.
"Selendang itu banyak disentuh, dipegang, dicium, dan diludahi," kata Cobb. (Yus)
sumber : Liputan6.com