zoeratmand
New member
MOBIL PEJABAT INDONESIA
Toyota Crown Royal Salon
Mobil ini mendadak menjadi perbicangan dikalangan masyarakat Indonesia. Mobil yang katanya berharga Rp. 1,3 miliar ini merupakan fasilitas baru yang diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada 34 anggota Kabinet Indonesia Bersatu II. Mobil ini memang termasuk kelas paling mewah dari Toyota. Di Jepang, mobil ini dipakai perusahaan untuk menjamu tamu-tamu penting mereka. Ia dianggap sekelas dengan BMW seri lima atau Mercedez-Benz seri E.
Pengadaan mobil Toyota Crown Royal Salon 2008 ini jelas menuai kritik. Ada yang bilang, kabinet belum menunjukkan prestasinya kok sudah diberi reward. Ada juga yang menyebutkan, fasilitas ini terlalu mewah ditengah rakyat yang sedang prihatin. Pemerintah dinilai tidak sensitif. Tapi tampaknya Presiden SBY ingin memanjakan para menterinya dengan kendaraan dinas yang lebih gres, lebih mewah, dan lebih berkelas.
Apakah mobil Toyota Crown Royal Salon ini sudah ‘pantas’ diberikan sebagai ‘reward’ bagi para menteri. Coba kita lihat dan bandingkan dengan negara ‘sejuta film’ India. Ekonomi India mampu tumbuh lebih dari 6 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia yang tumbuh 4,4 persen. Dengan produk domestik bruto yang masih 1,3 triliun dollar AS, India sudah berani mencanangkan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia tahun 2025. Lalu apakah jenis kendaraan yang digunakan oleh para menteri maupun Perdana Menteri India?
MOBIL PEJABAT DI INDIA
Tata Ambassador Karya Bangsa India
Kesederhanaan pejabat India. Itulah yang dengan semangat diceritakan Akbar Faizal, anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat, terkait dengan kunjungan kerja komisinya ke India. Kunjungan yang dilakukan pada 1-7 Mei 2011 itu antara lain untuk melihat penerapan kartu tanda penduduk elektronik di negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa tersebut.
“Saya kagum dengan kesederhanaan pejabat India. Ketika berkunjung ke Kementerian Dalam Negeri India, kantornya ternyata hanya tiga lantai. Saat itu kami datang memakai jas, tetapi menteri yang kami temui ternyata hanya memakai pakaian sederhana khas India dan bersandal. Kami sampai malu sendiri,” kenang Akbar, politikus dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat ini.
Akbar juga mengaku kaget dengan mobil dinas pejabat India, yaitu Tata Ambasador. Mobil dinas yang merupakan produksi nasional India ini bentuknya seperti mobil Fiat produksi Italia tahun 1970-an. Mobil tersebut juga wajib berwarna putih agar dapat meredam cuaca panas di India.
“Jika memakai kurs rupiah, harga mobil Ambasador itu hanya sekitar Rp 100 juta,” kata Akbar. Harga mobil itu tidak ada 10 persen dari harga Toyota Crown Royal Saloon, yang menjadi mobil dinas pimpinan MPR/DPR/DPD dan para menteri, yang harga tiap unitnya lebih dari Rp 1 miliar.
Malik Haramain, anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, menambahkan, pejabat di India juga dapat membedakan urusan dinas dan urusan pribadi. “Sebagian pejabat di India juga kaya karena punya usaha lain. Namun, jika melakukan urusan dinas, mereka memakai mobil Ambasador meski di rumah punya mobil yang lebih mewah,” ujarnya.
Namun, sebelum pergi ke India untuk mendapatkan pelajaran sederhana itu, Komisi II DPR tidak memberitahukan terlebih dahulu kepada rakyat. Padahal, telah ada kesepakatan bahwa sebelum melakukan kunjungan kerja ke luar negeri, semua alat kelengkapan di DPR harus mengumumkan terlebih dahulu acara tersebut.
Pelajaran sederhana dari India tersebut juga diperoleh dengan menghabiskan anggaran negara sekitar Rp 453 juta, atau lebih dari cukup untuk membeli empat mobil Tata Ambasador. Biaya kunjungan kerja itu juga cukup untuk membeli sedan Proton Perdana, mobil semua pejabat Malaysia hingga menteri. Harga mobil dengan merek Malaysia itu sekitar Rp 360 juta.
PROTON MOBIL PEJABAT MALAYSIA:
“Bagaimana rakyat kami dapat percaya dan menghargai produk nasional jika para pemimpin kami tidak memberi contoh dengan memakai produk tersebut?” jawab Eng Hock, rekan wartawan dari Malaysia saat ditanya alasan penggunaan mobil Proton Perdana oleh pejabat Malaysia.
Dengan menunggang Proton Perdana, para pemimpin Malaysia dapat mengelola negara itu hingga menjadi salah satu negara Asia yang cukup stabil dan relatif makmur. Para pejabat India yang biasa menaiki Tata Ambasador juga berhasil membawa India menjadi menjadi salah satu negara yang berhasil menguasai teknologi maju.
Lalu apa yang dihasilkan pemimpin Indonesia yang biasa menaiki mobil dinas Toyota buatan Jepang dan Mercedes Benz dari Jerman? Apakah rasa malu itu cuma untuk publisitas atau benar-benar akan terealisasi dalam perilaku? Kita
lihat saja!
Apa kata dunia???
Silahkan Berkomentar. . .
Toyota Crown Royal Salon
Mobil ini mendadak menjadi perbicangan dikalangan masyarakat Indonesia. Mobil yang katanya berharga Rp. 1,3 miliar ini merupakan fasilitas baru yang diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada 34 anggota Kabinet Indonesia Bersatu II. Mobil ini memang termasuk kelas paling mewah dari Toyota. Di Jepang, mobil ini dipakai perusahaan untuk menjamu tamu-tamu penting mereka. Ia dianggap sekelas dengan BMW seri lima atau Mercedez-Benz seri E.
Pengadaan mobil Toyota Crown Royal Salon 2008 ini jelas menuai kritik. Ada yang bilang, kabinet belum menunjukkan prestasinya kok sudah diberi reward. Ada juga yang menyebutkan, fasilitas ini terlalu mewah ditengah rakyat yang sedang prihatin. Pemerintah dinilai tidak sensitif. Tapi tampaknya Presiden SBY ingin memanjakan para menterinya dengan kendaraan dinas yang lebih gres, lebih mewah, dan lebih berkelas.
Apakah mobil Toyota Crown Royal Salon ini sudah ‘pantas’ diberikan sebagai ‘reward’ bagi para menteri. Coba kita lihat dan bandingkan dengan negara ‘sejuta film’ India. Ekonomi India mampu tumbuh lebih dari 6 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia yang tumbuh 4,4 persen. Dengan produk domestik bruto yang masih 1,3 triliun dollar AS, India sudah berani mencanangkan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia tahun 2025. Lalu apakah jenis kendaraan yang digunakan oleh para menteri maupun Perdana Menteri India?
MOBIL PEJABAT DI INDIA
Tata Ambassador Karya Bangsa India
Kesederhanaan pejabat India. Itulah yang dengan semangat diceritakan Akbar Faizal, anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat, terkait dengan kunjungan kerja komisinya ke India. Kunjungan yang dilakukan pada 1-7 Mei 2011 itu antara lain untuk melihat penerapan kartu tanda penduduk elektronik di negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa tersebut.
“Saya kagum dengan kesederhanaan pejabat India. Ketika berkunjung ke Kementerian Dalam Negeri India, kantornya ternyata hanya tiga lantai. Saat itu kami datang memakai jas, tetapi menteri yang kami temui ternyata hanya memakai pakaian sederhana khas India dan bersandal. Kami sampai malu sendiri,” kenang Akbar, politikus dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat ini.
Akbar juga mengaku kaget dengan mobil dinas pejabat India, yaitu Tata Ambasador. Mobil dinas yang merupakan produksi nasional India ini bentuknya seperti mobil Fiat produksi Italia tahun 1970-an. Mobil tersebut juga wajib berwarna putih agar dapat meredam cuaca panas di India.
“Jika memakai kurs rupiah, harga mobil Ambasador itu hanya sekitar Rp 100 juta,” kata Akbar. Harga mobil itu tidak ada 10 persen dari harga Toyota Crown Royal Saloon, yang menjadi mobil dinas pimpinan MPR/DPR/DPD dan para menteri, yang harga tiap unitnya lebih dari Rp 1 miliar.
Malik Haramain, anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, menambahkan, pejabat di India juga dapat membedakan urusan dinas dan urusan pribadi. “Sebagian pejabat di India juga kaya karena punya usaha lain. Namun, jika melakukan urusan dinas, mereka memakai mobil Ambasador meski di rumah punya mobil yang lebih mewah,” ujarnya.
Namun, sebelum pergi ke India untuk mendapatkan pelajaran sederhana itu, Komisi II DPR tidak memberitahukan terlebih dahulu kepada rakyat. Padahal, telah ada kesepakatan bahwa sebelum melakukan kunjungan kerja ke luar negeri, semua alat kelengkapan di DPR harus mengumumkan terlebih dahulu acara tersebut.
Pelajaran sederhana dari India tersebut juga diperoleh dengan menghabiskan anggaran negara sekitar Rp 453 juta, atau lebih dari cukup untuk membeli empat mobil Tata Ambasador. Biaya kunjungan kerja itu juga cukup untuk membeli sedan Proton Perdana, mobil semua pejabat Malaysia hingga menteri. Harga mobil dengan merek Malaysia itu sekitar Rp 360 juta.
PROTON MOBIL PEJABAT MALAYSIA:
“Bagaimana rakyat kami dapat percaya dan menghargai produk nasional jika para pemimpin kami tidak memberi contoh dengan memakai produk tersebut?” jawab Eng Hock, rekan wartawan dari Malaysia saat ditanya alasan penggunaan mobil Proton Perdana oleh pejabat Malaysia.
Dengan menunggang Proton Perdana, para pemimpin Malaysia dapat mengelola negara itu hingga menjadi salah satu negara Asia yang cukup stabil dan relatif makmur. Para pejabat India yang biasa menaiki Tata Ambasador juga berhasil membawa India menjadi menjadi salah satu negara yang berhasil menguasai teknologi maju.
Lalu apa yang dihasilkan pemimpin Indonesia yang biasa menaiki mobil dinas Toyota buatan Jepang dan Mercedes Benz dari Jerman? Apakah rasa malu itu cuma untuk publisitas atau benar-benar akan terealisasi dalam perilaku? Kita
lihat saja!
TOYOTA CROWN SALOON = 1,3 MILYAR (Indonesia)
TATA AMBASSADOR = <100jt (India)
PROTON PERDANA = 300 Jtan (Malaysia)
India pake TATA karya anak bangsa sendiri
Malaysia pake PROTON karya anak bangsa sendiri
Indonesia pake TOYOTA buatan JEPANG atau Mercedez Benz buatan Jerman??
TATA AMBASSADOR = <100jt (India)
PROTON PERDANA = 300 Jtan (Malaysia)
India pake TATA karya anak bangsa sendiri
Malaysia pake PROTON karya anak bangsa sendiri
Indonesia pake TOYOTA buatan JEPANG atau Mercedez Benz buatan Jerman??
Apa kata dunia???
Silahkan Berkomentar. . .