JAKARTA--MIOL: Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali mengatakan, banjir yang melanda Jabodetabek dipastikan menambah panjang jumlah angka kemiskinan dan pengangguran baru.
Akibat banjir besar tersebut, sebagian besar usaha kecil menengah (UKM) hancur dan barang modalnya pun ikut hanyut diterjang banjir. Parahnya lagi, mereka akhirnya kehilangan pekerjaan. "Ini dipastikan akan meningkatkan angka kemiskinan," katanya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (9/2).
Padahal, dalam beberapa bulan terakhir ini pemerintah sedang giat-giatnya mengurangi kemiskinan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, angka kemiskinan di Indonesia masih cukup besar, yaitu sekitar 40 juta jiwa. Sementara tingkat pengangguran mencapai 11 juta orang.
Suryadharma belum bisa menyebutkan angka pasti kerugian sektor UKM akibat bajir tersebut. Karena sedang dilakukan pendataan oleh Dinas Koperasi dan UKM Pemprov DKI Jakarta.
Kendati demikian dia yakin kerugian yang diderita UKM sangat besar. Sebagai contoh tambak ikan bandeng dan udang seluas 4.750 hektare di di Desa Cemara Jaya, Kecamatan Cibuaya, Karawang milik Koperasi Sejahtera Manunggal Mina, ludes karena ikan dan udang yang siap panen hanyut ke laut, diterjang banjir.
Kerugian yang diderita Koperasi Sejahtera Manunggal Mina yang beranggotakan 1.500 orang ini mencapai Rp23,75 miliar. Selain itu, juga ada kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp52,25 miliar.
Khusus untuk tambak milik koperasi ini, kata Suryadharma, pihak Kementerian Koperasi dan UKM dan Pemkab Karawang sepakat memberikan bantuan. Menurut dia, para petani sanggat membutuhkan bantuan berupa benih udang dan ikan, pupuk NPK dan Agrobos.
Untuk para UKM korban banjir di Jakarta dan sekitarnya, Kementerian Koperasi dan UKM tidak bisa memberikan bantuan modal. Anggaran Kementerian Koperasi dan UKM, kata Suryadharman, tidak ada lagi.
Akibat banjir besar tersebut, sebagian besar usaha kecil menengah (UKM) hancur dan barang modalnya pun ikut hanyut diterjang banjir. Parahnya lagi, mereka akhirnya kehilangan pekerjaan. "Ini dipastikan akan meningkatkan angka kemiskinan," katanya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (9/2).
Padahal, dalam beberapa bulan terakhir ini pemerintah sedang giat-giatnya mengurangi kemiskinan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, angka kemiskinan di Indonesia masih cukup besar, yaitu sekitar 40 juta jiwa. Sementara tingkat pengangguran mencapai 11 juta orang.
Suryadharma belum bisa menyebutkan angka pasti kerugian sektor UKM akibat bajir tersebut. Karena sedang dilakukan pendataan oleh Dinas Koperasi dan UKM Pemprov DKI Jakarta.
Kendati demikian dia yakin kerugian yang diderita UKM sangat besar. Sebagai contoh tambak ikan bandeng dan udang seluas 4.750 hektare di di Desa Cemara Jaya, Kecamatan Cibuaya, Karawang milik Koperasi Sejahtera Manunggal Mina, ludes karena ikan dan udang yang siap panen hanyut ke laut, diterjang banjir.
Kerugian yang diderita Koperasi Sejahtera Manunggal Mina yang beranggotakan 1.500 orang ini mencapai Rp23,75 miliar. Selain itu, juga ada kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp52,25 miliar.
Khusus untuk tambak milik koperasi ini, kata Suryadharma, pihak Kementerian Koperasi dan UKM dan Pemkab Karawang sepakat memberikan bantuan. Menurut dia, para petani sanggat membutuhkan bantuan berupa benih udang dan ikan, pupuk NPK dan Agrobos.
Untuk para UKM korban banjir di Jakarta dan sekitarnya, Kementerian Koperasi dan UKM tidak bisa memberikan bantuan modal. Anggaran Kementerian Koperasi dan UKM, kata Suryadharman, tidak ada lagi.