spirit
Mod
N didampingi ibunya Kismawati menunjukkan sertifikat Rekor MURI yang diterimanya tahun 2000 lalu.
Selalu ada makna dan doa dibalik nama yang diberikan orang tua, meski nama itu tergolong unik dan tak lazim digunakan masyarakat.
Karena tak lazim, berbagai pihak pun harus mengonfirmasi berulang kali kepada pemilik nama karena bingung dan tak percaya dengan nama itu. Selain D, 15, warga Desa Sokawangi RT 4/RW 1 Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, ternyata ada juga warga lain memiliki nama sangat singkat. Dia adalah N, 23, warga Dukuh Sidang RT 39/RW VIII Desa Sinanggul, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara.
Namanya bahkan tercatat sebagai nama terpendek versi Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Meski memiliki nama sangat singkat, N cukup percaya diri. Pemuda tanggung itu langsung mengambil dompet di sakunya saat diminta menunjukkan dokumen kependudukan atau identitas diri lain yang dimiliki.
Ternyata benar, yang tertera dalam kolom nama dokumen identitas pribadi miliknya hanya satu huruf, yakni N. Nama itu merupakan nama resmi yang tercatat di semua kartu identitas, mulai dari SIM C, KTP, ijazah dan lainnya. “Nama pemberian orang tua sejak saya lahir memang N. Cuma satu huruf saja,” katanya saat ditemui, kemarin.
N mengaku tidak pernah protes kepada orang tuanya perihal nama yang hanya terdiri dari satu huruf. Dia juga mengaku tidak canggung dan minder saat bergaul dengan teman-temannya. Bahkan banyak temannya justru salut karena namanya unik dan jarang dimiliki oleh anak-anak lain. “Kalau soal pergaulan tak ada masalah. Saya enjoy saja dengan nama itu. Unik dan tidak ada duanya,” ujar pemuda yang berulang tahun setiap 4 September ini.
Meski enjoy , N mengaku kerap menemui sejumlah persoalan kecil saat berurusan dengan instansi, baik milik pemerintah maupun swasta. Hal ini seperti yang dialaminya saat pendaftaran kuliah atau membuka rekening bank. Petugas lembaga pendidikan tinggi atau bank seakan tak percaya dengan namanya yang hanya terdiri dari satu huruf.
Mereka pun berulang kali mengonfirmasi untuk memastikan kebenaran identitas dirinya. Tak cukup itu saja, dia juga diminta langsung menulis namanya di atas kertas. Mereka juga minta identitas diri lain sebagai penguat. Akhirnya setelah yakin, nama N pun tak dipermasalahkan lagi. Hanya agar terasa lazim, di belakang namanya juga ditulis nama orang tuanya. “Semisal N bin Ali Masud,” tutur alumni sekolah tinggi ilmu keperawatan di Semarang ini.
N merupakan anak pertama pasangan Ali Masud dan Kismawati. Tentu nama yang terdiri satu huruf ini juga bukan tanpa makna. Ayah N, Ali Masud, mengaku sengaja memberikan nama unik itu setelah mendapat saran dari guru mengajinya. Dia disarankan agar memberi nama anaknya yang baru lahir dengan kata-kata bermakna baik terdapat di dalam kitab suci Alquran.
Entah kenapa, Ali Masud terpikat dengan Surat Nun. Namun karena Nun tidak lazim diberikan untuk nama anak lelaki, dia pun mencari cara agar kata tersebut tetap bisa digunakan dan terasa pantas di telinga. Akhirnya muncullah ide memberi nama anaknya dengan satu huruf, yakni N. “Saya yakin nama itu memiliki arti baik, jadi mantap saja,” ucapnya.
Keunikan nama anaknya ini sempat menjadi buah bibir anggota keluarga, kerabat, hingga tetangganya. Namun seiring berjalan waktu, nama N tak lagi asing di kalangan warga. Nama yang hanya terdiri satu huruf itu juga memantik penasaran pengelola MURI. Pada 2000, institusi yang digawangi Jaya Suprana ini membubuhkan rekor nama terpendek di Indonesia untuk N. “Sampai sekarang sertifikat dari MURI masih ada. Kami simpan sebagai kenangkenangan,” kata Ali.
Selain N, tak kalah unik adalah nama adiknya yang kini duduk di bangku sekolah menengah pertama, yakni (.) atau jika dibaca titik. Nama yang merupakan tanda baca itu tertulis di akta kelahiran hingga sekolah dasar anak perempuan pasangan Ali Masud dan Kismawati ini.
Sayangnya, nama unik ini harus berubah. Penyebabnya, saat ujian kelulusan sekolah dasar beberapa waktu lalu, nama dengan tanda baca (.) itu tidak terbaca sistem komputerisasi yang dipakai nasional. Akhirnya, untuk mencegah hal-hal tak diinginkan nama di kartu identitas diganti dengan kata, titik atau tak lagi berupa tanda baca (.).
Kismawati mengatakan, Titik memang sempat protes terkait namanya yang hanya berupa tanda baca (.). Meski sudah diberitahu makna dibalik nama unik itu, protes dari adiknya N ini tak kunjung mereda. Baru setelah namanya diganti dengan kata “Titik”, dia tak protes lagi. “Dan nama itu yang digunakan hingga sekarang,” kata Kismawati.
Sebelumnya diberitakan, seorang siswi kelas 10 SMA PGRI Pemalang memiliki nama hanya satu huruf, yakni D. Nama tersebut sering menjadi pertanyaan warga dan gurunya di sekolah. Namun, D merasa tak terganggu, justru senang dan bangga dengan nama pemberian orang tuanya itu.
D adalah putri bungsu pasangan Mulyaji dengan Wariasi, warga Desa Sokawangi, RT 4 RW 1, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang. D lahir di Pemalang pada 8 Mei 2000. D merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Meski begitu bukan berarti nama tiga kakaknya A, B, dan C. “Nama unik D saja,” ujar D.
D mengaku senang menyandang nama itu. Nama singkat bukan berarti prestasinya pendek. Terbukti D terpilih sebagai anggota Paskibra Upcara Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia tingkat kecamatan di Pemalang.
Ayah D, Mulyaji mengatakan, pemberian nama D kepada putrinya tersebut karena proses kelahirannya sangat cepat. Bahkan istrinya lahir dengan spontan atau di luar dugaan waktu.
~Sindonews/Okezone M OLIEZ