Kalina
Moderator
[ Jum'at, 05 Juni 2009 ]
Andaryoko, Pria yang Mengaku sebagai Pemimpin Pemberontakan Peta
SEMARANG - Andaryoko Wisnuprabu, pria yang mengaku sebagai pemimpin pemberontakan Peta Supriyadi, meninggal dunia Rabu malam (3/6). Pria berusia 89 tahun itu mengembuskan napas terakhir setelah terpeleset dan terjatuh di kamar mandi sekitar pukul 21.30. Jenazah almarhum Kamis (4/6) siang sekitar pukul 14.00 dimakamkan di TPU Pedurungan Tengah.
Akso Prabu Wisnu Aji, putra ketiga Andaryoko, mengisahkan bahwa ayahnya sebelum meninggal sempat pergi memimpin rapat di Perkumpulan Seni Budaya Sobokarti. Di perkumpulan itu Andaryoko memang menjadi ketua umum. ''Bapak berangkat pukul 16.00 dan pulang ke rumah naik taksi jam 20.30,'' kata Akso.
Dia menambahkan, sebelum berpulang, ayahnya sempat berdiskusi dengannya saat peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni lalu. Menurut Akso, lelaki kelahiran 21 Maret 1920 itu sempat melontarkan pikiran agar sila-sila di Pancasila ditetapkan dalam aturan hukum yang jelas. ''Dia berpendapat, Pancasila seharusnya tak hanya menjadi simbol, tapi juga harus menjadi way of life. Para pelanggar sila-sila Pancasila seharusnya juga mendapatkan hukuman,'' terangnya. (ric/jpnn/end)
Andaryoko, Pria yang Mengaku sebagai Pemimpin Pemberontakan Peta
SEMARANG - Andaryoko Wisnuprabu, pria yang mengaku sebagai pemimpin pemberontakan Peta Supriyadi, meninggal dunia Rabu malam (3/6). Pria berusia 89 tahun itu mengembuskan napas terakhir setelah terpeleset dan terjatuh di kamar mandi sekitar pukul 21.30. Jenazah almarhum Kamis (4/6) siang sekitar pukul 14.00 dimakamkan di TPU Pedurungan Tengah.
Akso Prabu Wisnu Aji, putra ketiga Andaryoko, mengisahkan bahwa ayahnya sebelum meninggal sempat pergi memimpin rapat di Perkumpulan Seni Budaya Sobokarti. Di perkumpulan itu Andaryoko memang menjadi ketua umum. ''Bapak berangkat pukul 16.00 dan pulang ke rumah naik taksi jam 20.30,'' kata Akso.
Dia menambahkan, sebelum berpulang, ayahnya sempat berdiskusi dengannya saat peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni lalu. Menurut Akso, lelaki kelahiran 21 Maret 1920 itu sempat melontarkan pikiran agar sila-sila di Pancasila ditetapkan dalam aturan hukum yang jelas. ''Dia berpendapat, Pancasila seharusnya tak hanya menjadi simbol, tapi juga harus menjadi way of life. Para pelanggar sila-sila Pancasila seharusnya juga mendapatkan hukuman,'' terangnya. (ric/jpnn/end)
ini udah keungkap belom seh.. bener ato engga dia si Supriyadi? kalo engga kan mati bawa bohong, ya?