alanlejac
New member
“Bagaimana pertempurannya ? “ tanya Laksamana Lord Nelson
“Sangat baik, Tuan, “ jawab kapten Thomas Hardy
“Saya harap tidak ada satu pun kapal kita yang kalah, Hardy.”
“Tidak, Tuan, tidak ada kekhawatiran akan hal ini. “
“ Jangan lemparkan saya dari kapal, “ Nelson memohon.
“Oh tidak, pasti tidak, “ jawab hardy sedih.
Pertempuran terus berlangsung sebelum akhirnya berhenti setelah tujuh jam pertarungan terdasyat yang bisa dibayangkan. Dua jam sebelum tembakan terakhir ditembakkan, Lord Nelson meninggal di dalam pelukan Thomas Hardy, dan disaat-saat terakhir ia meminta, “ Ciumlah saya, Hardy, “ dan kapten yang bersedih itu mencium dahi komandannya.
“ Saya bersyukur bahwa saya telah melaksanakan kewajiban saya, “ kata Lord Nelson, tepat sebelum menghembuskan nafas terakhir. Laksamana Nelson wafat pada tanggal 9 Oktober 1805 dalam pertempuran antara armada Inggris dan Armada gabungan Perancis dan Spanyol, di dekat semenanjung Trafalgar di muara selat-selat Gibraltar.
Kemenangan Armada Inggris atas Armada Perancis dan Spanyol dibayar amat mahal dengan kematian Laksamana Nelson, walaupun dengan kemenangan ini Inggris berhasil menahan laju ekspansi kekuasaan Napoleon Bonaparte atas seluruh wilayah Eropa. Dengan kekalahan ini Napoleon tidak pernah lagi mengancam Inggris. Para prajurit armada Inggris, bahkan yang paling keraspun sekalipun, menangis ketika mendengar berita itu !Kapal sergap H.M.S, Pickel berpacu ke London untuk membawa berita. “ Tuan, Kita telah mengalami kemenangan besar, “ kata kaptennya kepada atasannya, “ tetapi kita kehilangan Lord Nelson. “
Inggris berduka. Sejak kematiannya sampai hari ini, dua ratus tahun setelah kemenangan besar tersebut, perwira-perwira angkatan laut inggris di manapun akan berdiri ketika melakukan sulang untuk “kenangan yang abadi.” Tiada nama lain yang diberi kenangan seperti ini, hanya untuk Laksamana Nelson.Nelson diangkat sebagai wakil panglima angkatan laut Inggris sebelum ulang tahunnya ke empat puluh. Laksamana Nelson dikenal dengan berbagai inovasi, taktik dan strategi yang menjadi tradisi angkatan laut Inggris beberapa generasi perwira-perwira Inggris.
Nelson dikenal sebagai atasan yang adil dan selalu mengilhami bawahannya untuk percaya diri melalui kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Yang terpenting, ia tidak mengalihkan kesalahan dan kegagalan kepada bawahannya, tetapi menerima sebagai tanggung jawabnya sendiri. Ia memberi tanggung jawab yang lebih besar kepada bawahannya, tetapi tidak pernah menumpahkan tanggung jawabnya kepada mereka. Kualitas kepemimpinan ini – berani, mengilhamimm percaya, dan bersahabat-terkenal sebagai “sentuhan Nelson” , menumbuhkan ikatan kepercayaan dan kasih yang kuat diantara Nelson dan perwiranya. Inggris menghargai salah satu kemenangan Nelson sebelumnya dalam pertempuran dengan armada Perancis di Sungai Nil, dengan meberi gelar Baron Nelson dari Nil. Lord Nelson mengaitkan penghormatan dan kemenangan kepada para perwiranya dengan kenyataan bahwa ia “ bahagia mengepalai sebuah kelompok persaudaraan.”
Panglima Villeneuve, yang akhirnya bunuh diri atas kegagalan di Trafalgar, memberikan kesaksian paling bijaksana terhadap Nelson dan Kelompok Persaudaraannya serta tanggung jawab mereka kepada satu sama lain dan kepada dominasi Inggris di lautan: “ Bagi negara lain, kehilangan Nelson tidak akan bisa diperbaiki; tetaapi dalam armada Inggris, setiap kapten adalah Nelson. “
LORD NELSON DIKENAL SEBAGAI PANGLIMA PEMBERANI YANG MENGAJAR CARA BERTEMPUR DAN MENJADIKAN ANGKATAN LAUT INGGRIS PALING JAYA DI DUNIA !
Apakah anda mengganggap kisah patriotisme Lord Nelson diatas sebagai kisah “jadul” atau sudah kuno bagi kita yang hidup 200 tahun kemudian ? Apakah ada kisah nasionalisme dan patriotisme dari orang-orang biasa seperti kita dan khususnya di zaman sekarang ini ? Bisa saya katakan Pasti ada !, baiklah di bawah ini saya kisahkan tentang seseorang yang memilih menjalankan kewajiban warganegaranya yang akhirnya tewas daripada memilih ketenaran dan gaji besar !
Setelah serangan atas World Trade Centre pada tanggal 11 September 2001, Pat Tillman, seorang pemain rugbi professional, meninggalkan karirnya yang memberikan gaji 3.9 juta USD dan memilih untuk memasuki angkatan bersenjata Amerika Serikat di Army rangers dengan gaji 18.000 USD per bulan. Pat Tillman mendaftar bersama adiknya Kevin. Pat Tillman dan adiknya menganggap bahwa serangan pada negaranya sebagai serangan pribadinya. Ia telah setia kepada tim rugbinya. Pat Tillman dikenal sebagai pemain yang sangat loyal kepada timnya. Tim Rams dari St. Louis menawarkan kontrak senilai sembilan juta dolar kepada Pat Tillman. Ia menolak. Cardinals, yang telah memberinya ksempatan ketika tim lain tidak mau memberinya, bahkan tak sanggup membayar kurang dari separuh jumlah yang ditawarkan. Melalui tim Cardinals, Pat Tillman secara perlahan kemudian menjadi seorang pemain profesional terkenal, sebagai penjaga kuat dari tim Cardinals, Pat Tillman memecahkan rekor tim untuk menghadang lawan, yaitu 224. Dibawah tatapan ketakjuban semua orang, kecuali dirinya sendiri, ia mendapat gelar Pac-10 conference Defensive Player of the Year. Tim Arizona cardinals mendapatkan kesetiaan dari Pat. Dan kesetiaan merupakan sesuatu yang dianggap serius dalam hidup Pat Tillman.
Pat dan Kevin, yang merupakan seorang pemain liga bisbol minor, adalah kakak beradik yang akrab. “Lebih akrab dari pada yang anda bisa bayangkan,” kata seorang teman keluarga. Mereka peduli pada hal-hal yang sama, pada satu sama lain, keluarga, kehormatan, negara dan tanggung jawab mereka. Jadi mereka berangkat ke Ft. benning, Georgia, untuk mendapatkan pelatihan yang keras sebagai prajurit Army rangers, dan berdiri tegak dalam profesi barunya, seperti mereka telah berdiri tegak dalam profesi lama dan setiap usaha lain yang pernah mereka lakukan, dan kemudian mereka pergi berperang.
Mereka bekerja di pasukan yang sama. Pertama-tama di Irak, tempat mereka sangat menonjol, kemudian di Afghanistan, tempat mereka bergabung dalam perburuan Osama bin Laden. Diantara kedua tugas itu, mereka pulang ke rumah untuk istirahat dan berlatih.
Sesuatu yang terburuk terjadi pada sore hari 29 April 2004. Unitnya sedang mencari pejuang Al-Qaeda dan Taliban. Di sebuah jalan pegunungan dekat suatu desa Afghanistan bernama bernama Sperah. Dua puluh lima mil dari markas Amerika terdekat, Pat Tillman tewas. Dalam pecarian musuh tersebut, unitnya dibagi dan terpisah. Terdengar suara tembakan dalam malam yang gelap, entah suatu kesalahan, menyebabkan para rangers percaya bahwa mereka sedang diserang, seseorang di regu di belakang Pat tillman keliru mengira Pat dan regunya sebagai musuh, dan mulai menembaki mereka. Pat tertembak dan tewas. Itulah penjelasan singkat dari kematian pria yang baik ini. Rinciannya bisa ditemukan, tetapi kabut perang, dan kesalahan tragis serta menyedihkan ini sulit dipahami bahkan jika semua fakta ditemukan.
Tentara pergi berperang dan mengetahui bahwa mereka bisa kehilangan segalanya. Pat Tillman tahu ia bisa kehilangan nyawanya. Tetapi ia mengambil resiko ketika tak seorangpun mengharapkan dia melakukannya, apabila melihat karir dan latar belakang profesionalnya sebagi pemain rugbi yang sukses, dan ini menjadikannya sebagai seorang manusia besar. Kevin membawa pulang jenazah kakaknya ke California dan keluarganya. Rakya Amerika hanya bisa mengingat sebagai seseorang untuk dikagumi, seseorang untuk ditiru, kalau saja kita memiliki keberanian, kebenaran, dan patriotismenya.
Ketika ia masih menjadi pemain rugbi di Arizona, Pat senang memanjat menara penerangan setinggi dua ratus kaki di dtadion, dan berdiam diri diatas sana untuk beberapa lama merenungkan seperti apa masa depannya, akan menjadi manusia apa seperti apa dirinya kelak. Hasil perenungan Pat Tillman adalah bahwa bagi dia, keamanan negara kita tak tergaantung kepada sikap kepahlawanan setiap warga negara. Kebahagian perorangan juga tidak tergantung pada pembuktian kepahlwanan diri. Tetapi kita semua harus pantas untuk menerima pengorbanan yang dilakukan atas nama kita sendiri. Kita harus mencintai kebebasan kita, bukan hanya untuk kemudahan atau manfaat materi yang disediakan olehnya, juga bukan hanya untuk otonomi yang dijamin olehnya, tetapi demi kebaikan yang mungkin terbuka disana.
Pat Tillman, seorang muda yang kaya, terkenal, dicintai, dan bahagia, dan beberapa bulan setelah serangan 11 September kemudian menikahi pacarnya sebelum mendaftarkan diri sebagai prajurit mengambil resiko yang justru banyak dihindari oleh kebanyakan orang. Melihatnya tewas dalam perang sungguh menyakitkan bagi pihak keluarga dan teman-temannya, tetapi Patt Tillman sadar bahwa ia tahu dirinya memiliki kewajiban yang mustahil diabaikan tanpa merasa malu pada dirinya sendiri. Itulah makna patriotisme dan nasionalisme bagi seorang Patt Tillman ! Pelatih Cardinal, Have McGinnis menginngat bagaimana dalam salah satu kepulangannya Pat ketika mengunjungi timnya yang sedang bertanding melawan tim Seahawks Seattle, di ruang ganti, semua mantan teman-temannya dalam satu tim mengerumuninya, menunjukkan penghargaan dan rasa hormat serta terimakasih kepadanya, atas keberaniannya mengambil keputusan yang penuh resiko demi membela negara. Pelatih Have McGinnis mengenang Pat Tillman sebagai orang yang dulu kuat sebagai pemain penjaga belakang, sekarang menjadi pria terbesar dalam ruangan ganti.
PAT TILLMAN DIKENANG SEBAGAI SEORANG PRIA YANG PADA SAAT DIBUTUHKAN MENINGGALKAN KESUKSESAN DAN KETENARAN SELEBRITAS DEMI MENGABDIKAN DIRI PADA NEGARA DAN MEWARISKAN PELAJARAN KEPAHLAWAN SEJATI KEPADA SETIAP ORANG !
Semoga kisah diatas bisa menggugah semangat nasionalisme dan patriotisme kita selaku orang Indonesia, walaupun kisah yang diceritakan diatas bukan kisah heroik dari orang Indonesia. Tetapi semangat dan jiwa nasionalisme dari Laksamana Nelson dan Patriotisme dari Kopral Pat Tillman boleh memberikan inspirasi bagi kita untuk mebangun bangsa dan negara kita ke arah yang lebih baik lagi. Saya yakin, bahwa banyak kisah-kisah nasionalisme dan patriotisme dari orang-orang Indonesia dari jaman dahulu sampai sekarang yang berani mengorbankan jiwa dan raganya bagi bangsa dan negara, tetapi tidak diungkapkan.
Apa yang bisa kita pelajari dari Laksamana Nelson ? Sikap Lord Nelson sebagai Laksamana an panglima tertinggi Angkatan laut Inggris yang terjun langsung dan terlibat dalam pertempuran bersama dengan perwira dan prajurit yang berada dibawahnya memberikan semangat bertempur sehingga Angkatan Laut Inggris memperoleh Kejayaannya. Sebagai seorang Panglima, Lord nelson menolak hanya duduk di belakang dan berdiam diri, tetapi terjun langsung memimpin ! Seharusnya ini yang dilakukan oleh para elit politik di negara kita.
Apa yang bisa kita pelajari dari Kopral Pat Tillman ? Sikap berani mengambil resiko dan keberanian meninggalkan kemewahan, ketenaran dan kenyamaan sebagai seorang pemain rugbi profesional dengan gaji jutaan dolar menjadi prajurit rangers dengan pangkat kopral dan gaji belasan ribu dollar serta bertempur di gurun-gurun yang panas di Irak dan Afghanistan serta akhirnya tewas disana, demi tanggung jawab dan kewajiban sebagai warga negara yang mencintai negara nya !
Mari kita rayakan hari kemerdekaan negara kita yang ke-64 pada tanggal 17 Agustus nanti dengan jiwa nasionalisme dan semangat patriotisme yang “disegarkan”, kenapa disegarkan ? Karena ini dari semangat nasionalisme dan patriotisme adalah kesatuan dan kemajuan bersama seluruh rakyat Indonesia, dan ini bukan sesuatu yang baru, tetapi merupakan cita-cita luhur dari para '”the founding fathers” Indonesia, seperti : Sukarno, Hatta, Sjahrir, HOS Cokro Amaninoto, kyai haji Hasyim Ashari, dll. Ini merupakan semangat dan cita-cita lama, tetapi sayangnya kita selalu melupakannya setelah perayaan hari kemerdekaan berlalu. Dengan Semangat yang disegarkan, baiklah kita semua menyingkirkan kepentingan pribadi, golongan dan agama tertentu, tetapi lebih dipacu untuk mendahulukan kesatuan bangsa dan negara Indonesia yang sangat multikultural dan multi keyakinan, sebagai NKRI dari Sabang sampai Merauke, sehingga perjuangan para bapak-bapak leluhur bangsa yang mengorbankan jiwa dan raganya demi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat mereka cintai, tidaklah menjadi sia-sia ! MERDEKA !
Semoga tulisan ini bermanfaat !
“Sangat baik, Tuan, “ jawab kapten Thomas Hardy
“Saya harap tidak ada satu pun kapal kita yang kalah, Hardy.”
“Tidak, Tuan, tidak ada kekhawatiran akan hal ini. “
“ Jangan lemparkan saya dari kapal, “ Nelson memohon.
“Oh tidak, pasti tidak, “ jawab hardy sedih.
Pertempuran terus berlangsung sebelum akhirnya berhenti setelah tujuh jam pertarungan terdasyat yang bisa dibayangkan. Dua jam sebelum tembakan terakhir ditembakkan, Lord Nelson meninggal di dalam pelukan Thomas Hardy, dan disaat-saat terakhir ia meminta, “ Ciumlah saya, Hardy, “ dan kapten yang bersedih itu mencium dahi komandannya.
“ Saya bersyukur bahwa saya telah melaksanakan kewajiban saya, “ kata Lord Nelson, tepat sebelum menghembuskan nafas terakhir. Laksamana Nelson wafat pada tanggal 9 Oktober 1805 dalam pertempuran antara armada Inggris dan Armada gabungan Perancis dan Spanyol, di dekat semenanjung Trafalgar di muara selat-selat Gibraltar.
Kemenangan Armada Inggris atas Armada Perancis dan Spanyol dibayar amat mahal dengan kematian Laksamana Nelson, walaupun dengan kemenangan ini Inggris berhasil menahan laju ekspansi kekuasaan Napoleon Bonaparte atas seluruh wilayah Eropa. Dengan kekalahan ini Napoleon tidak pernah lagi mengancam Inggris. Para prajurit armada Inggris, bahkan yang paling keraspun sekalipun, menangis ketika mendengar berita itu !Kapal sergap H.M.S, Pickel berpacu ke London untuk membawa berita. “ Tuan, Kita telah mengalami kemenangan besar, “ kata kaptennya kepada atasannya, “ tetapi kita kehilangan Lord Nelson. “
Inggris berduka. Sejak kematiannya sampai hari ini, dua ratus tahun setelah kemenangan besar tersebut, perwira-perwira angkatan laut inggris di manapun akan berdiri ketika melakukan sulang untuk “kenangan yang abadi.” Tiada nama lain yang diberi kenangan seperti ini, hanya untuk Laksamana Nelson.Nelson diangkat sebagai wakil panglima angkatan laut Inggris sebelum ulang tahunnya ke empat puluh. Laksamana Nelson dikenal dengan berbagai inovasi, taktik dan strategi yang menjadi tradisi angkatan laut Inggris beberapa generasi perwira-perwira Inggris.
Nelson dikenal sebagai atasan yang adil dan selalu mengilhami bawahannya untuk percaya diri melalui kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Yang terpenting, ia tidak mengalihkan kesalahan dan kegagalan kepada bawahannya, tetapi menerima sebagai tanggung jawabnya sendiri. Ia memberi tanggung jawab yang lebih besar kepada bawahannya, tetapi tidak pernah menumpahkan tanggung jawabnya kepada mereka. Kualitas kepemimpinan ini – berani, mengilhamimm percaya, dan bersahabat-terkenal sebagai “sentuhan Nelson” , menumbuhkan ikatan kepercayaan dan kasih yang kuat diantara Nelson dan perwiranya. Inggris menghargai salah satu kemenangan Nelson sebelumnya dalam pertempuran dengan armada Perancis di Sungai Nil, dengan meberi gelar Baron Nelson dari Nil. Lord Nelson mengaitkan penghormatan dan kemenangan kepada para perwiranya dengan kenyataan bahwa ia “ bahagia mengepalai sebuah kelompok persaudaraan.”
Panglima Villeneuve, yang akhirnya bunuh diri atas kegagalan di Trafalgar, memberikan kesaksian paling bijaksana terhadap Nelson dan Kelompok Persaudaraannya serta tanggung jawab mereka kepada satu sama lain dan kepada dominasi Inggris di lautan: “ Bagi negara lain, kehilangan Nelson tidak akan bisa diperbaiki; tetaapi dalam armada Inggris, setiap kapten adalah Nelson. “
LORD NELSON DIKENAL SEBAGAI PANGLIMA PEMBERANI YANG MENGAJAR CARA BERTEMPUR DAN MENJADIKAN ANGKATAN LAUT INGGRIS PALING JAYA DI DUNIA !
Apakah anda mengganggap kisah patriotisme Lord Nelson diatas sebagai kisah “jadul” atau sudah kuno bagi kita yang hidup 200 tahun kemudian ? Apakah ada kisah nasionalisme dan patriotisme dari orang-orang biasa seperti kita dan khususnya di zaman sekarang ini ? Bisa saya katakan Pasti ada !, baiklah di bawah ini saya kisahkan tentang seseorang yang memilih menjalankan kewajiban warganegaranya yang akhirnya tewas daripada memilih ketenaran dan gaji besar !
Setelah serangan atas World Trade Centre pada tanggal 11 September 2001, Pat Tillman, seorang pemain rugbi professional, meninggalkan karirnya yang memberikan gaji 3.9 juta USD dan memilih untuk memasuki angkatan bersenjata Amerika Serikat di Army rangers dengan gaji 18.000 USD per bulan. Pat Tillman mendaftar bersama adiknya Kevin. Pat Tillman dan adiknya menganggap bahwa serangan pada negaranya sebagai serangan pribadinya. Ia telah setia kepada tim rugbinya. Pat Tillman dikenal sebagai pemain yang sangat loyal kepada timnya. Tim Rams dari St. Louis menawarkan kontrak senilai sembilan juta dolar kepada Pat Tillman. Ia menolak. Cardinals, yang telah memberinya ksempatan ketika tim lain tidak mau memberinya, bahkan tak sanggup membayar kurang dari separuh jumlah yang ditawarkan. Melalui tim Cardinals, Pat Tillman secara perlahan kemudian menjadi seorang pemain profesional terkenal, sebagai penjaga kuat dari tim Cardinals, Pat Tillman memecahkan rekor tim untuk menghadang lawan, yaitu 224. Dibawah tatapan ketakjuban semua orang, kecuali dirinya sendiri, ia mendapat gelar Pac-10 conference Defensive Player of the Year. Tim Arizona cardinals mendapatkan kesetiaan dari Pat. Dan kesetiaan merupakan sesuatu yang dianggap serius dalam hidup Pat Tillman.
Pat dan Kevin, yang merupakan seorang pemain liga bisbol minor, adalah kakak beradik yang akrab. “Lebih akrab dari pada yang anda bisa bayangkan,” kata seorang teman keluarga. Mereka peduli pada hal-hal yang sama, pada satu sama lain, keluarga, kehormatan, negara dan tanggung jawab mereka. Jadi mereka berangkat ke Ft. benning, Georgia, untuk mendapatkan pelatihan yang keras sebagai prajurit Army rangers, dan berdiri tegak dalam profesi barunya, seperti mereka telah berdiri tegak dalam profesi lama dan setiap usaha lain yang pernah mereka lakukan, dan kemudian mereka pergi berperang.
Mereka bekerja di pasukan yang sama. Pertama-tama di Irak, tempat mereka sangat menonjol, kemudian di Afghanistan, tempat mereka bergabung dalam perburuan Osama bin Laden. Diantara kedua tugas itu, mereka pulang ke rumah untuk istirahat dan berlatih.
Sesuatu yang terburuk terjadi pada sore hari 29 April 2004. Unitnya sedang mencari pejuang Al-Qaeda dan Taliban. Di sebuah jalan pegunungan dekat suatu desa Afghanistan bernama bernama Sperah. Dua puluh lima mil dari markas Amerika terdekat, Pat Tillman tewas. Dalam pecarian musuh tersebut, unitnya dibagi dan terpisah. Terdengar suara tembakan dalam malam yang gelap, entah suatu kesalahan, menyebabkan para rangers percaya bahwa mereka sedang diserang, seseorang di regu di belakang Pat tillman keliru mengira Pat dan regunya sebagai musuh, dan mulai menembaki mereka. Pat tertembak dan tewas. Itulah penjelasan singkat dari kematian pria yang baik ini. Rinciannya bisa ditemukan, tetapi kabut perang, dan kesalahan tragis serta menyedihkan ini sulit dipahami bahkan jika semua fakta ditemukan.
Tentara pergi berperang dan mengetahui bahwa mereka bisa kehilangan segalanya. Pat Tillman tahu ia bisa kehilangan nyawanya. Tetapi ia mengambil resiko ketika tak seorangpun mengharapkan dia melakukannya, apabila melihat karir dan latar belakang profesionalnya sebagi pemain rugbi yang sukses, dan ini menjadikannya sebagai seorang manusia besar. Kevin membawa pulang jenazah kakaknya ke California dan keluarganya. Rakya Amerika hanya bisa mengingat sebagai seseorang untuk dikagumi, seseorang untuk ditiru, kalau saja kita memiliki keberanian, kebenaran, dan patriotismenya.
Ketika ia masih menjadi pemain rugbi di Arizona, Pat senang memanjat menara penerangan setinggi dua ratus kaki di dtadion, dan berdiam diri diatas sana untuk beberapa lama merenungkan seperti apa masa depannya, akan menjadi manusia apa seperti apa dirinya kelak. Hasil perenungan Pat Tillman adalah bahwa bagi dia, keamanan negara kita tak tergaantung kepada sikap kepahlawanan setiap warga negara. Kebahagian perorangan juga tidak tergantung pada pembuktian kepahlwanan diri. Tetapi kita semua harus pantas untuk menerima pengorbanan yang dilakukan atas nama kita sendiri. Kita harus mencintai kebebasan kita, bukan hanya untuk kemudahan atau manfaat materi yang disediakan olehnya, juga bukan hanya untuk otonomi yang dijamin olehnya, tetapi demi kebaikan yang mungkin terbuka disana.
Pat Tillman, seorang muda yang kaya, terkenal, dicintai, dan bahagia, dan beberapa bulan setelah serangan 11 September kemudian menikahi pacarnya sebelum mendaftarkan diri sebagai prajurit mengambil resiko yang justru banyak dihindari oleh kebanyakan orang. Melihatnya tewas dalam perang sungguh menyakitkan bagi pihak keluarga dan teman-temannya, tetapi Patt Tillman sadar bahwa ia tahu dirinya memiliki kewajiban yang mustahil diabaikan tanpa merasa malu pada dirinya sendiri. Itulah makna patriotisme dan nasionalisme bagi seorang Patt Tillman ! Pelatih Cardinal, Have McGinnis menginngat bagaimana dalam salah satu kepulangannya Pat ketika mengunjungi timnya yang sedang bertanding melawan tim Seahawks Seattle, di ruang ganti, semua mantan teman-temannya dalam satu tim mengerumuninya, menunjukkan penghargaan dan rasa hormat serta terimakasih kepadanya, atas keberaniannya mengambil keputusan yang penuh resiko demi membela negara. Pelatih Have McGinnis mengenang Pat Tillman sebagai orang yang dulu kuat sebagai pemain penjaga belakang, sekarang menjadi pria terbesar dalam ruangan ganti.
PAT TILLMAN DIKENANG SEBAGAI SEORANG PRIA YANG PADA SAAT DIBUTUHKAN MENINGGALKAN KESUKSESAN DAN KETENARAN SELEBRITAS DEMI MENGABDIKAN DIRI PADA NEGARA DAN MEWARISKAN PELAJARAN KEPAHLAWAN SEJATI KEPADA SETIAP ORANG !
Semoga kisah diatas bisa menggugah semangat nasionalisme dan patriotisme kita selaku orang Indonesia, walaupun kisah yang diceritakan diatas bukan kisah heroik dari orang Indonesia. Tetapi semangat dan jiwa nasionalisme dari Laksamana Nelson dan Patriotisme dari Kopral Pat Tillman boleh memberikan inspirasi bagi kita untuk mebangun bangsa dan negara kita ke arah yang lebih baik lagi. Saya yakin, bahwa banyak kisah-kisah nasionalisme dan patriotisme dari orang-orang Indonesia dari jaman dahulu sampai sekarang yang berani mengorbankan jiwa dan raganya bagi bangsa dan negara, tetapi tidak diungkapkan.
Apa yang bisa kita pelajari dari Laksamana Nelson ? Sikap Lord Nelson sebagai Laksamana an panglima tertinggi Angkatan laut Inggris yang terjun langsung dan terlibat dalam pertempuran bersama dengan perwira dan prajurit yang berada dibawahnya memberikan semangat bertempur sehingga Angkatan Laut Inggris memperoleh Kejayaannya. Sebagai seorang Panglima, Lord nelson menolak hanya duduk di belakang dan berdiam diri, tetapi terjun langsung memimpin ! Seharusnya ini yang dilakukan oleh para elit politik di negara kita.
Apa yang bisa kita pelajari dari Kopral Pat Tillman ? Sikap berani mengambil resiko dan keberanian meninggalkan kemewahan, ketenaran dan kenyamaan sebagai seorang pemain rugbi profesional dengan gaji jutaan dolar menjadi prajurit rangers dengan pangkat kopral dan gaji belasan ribu dollar serta bertempur di gurun-gurun yang panas di Irak dan Afghanistan serta akhirnya tewas disana, demi tanggung jawab dan kewajiban sebagai warga negara yang mencintai negara nya !
Mari kita rayakan hari kemerdekaan negara kita yang ke-64 pada tanggal 17 Agustus nanti dengan jiwa nasionalisme dan semangat patriotisme yang “disegarkan”, kenapa disegarkan ? Karena ini dari semangat nasionalisme dan patriotisme adalah kesatuan dan kemajuan bersama seluruh rakyat Indonesia, dan ini bukan sesuatu yang baru, tetapi merupakan cita-cita luhur dari para '”the founding fathers” Indonesia, seperti : Sukarno, Hatta, Sjahrir, HOS Cokro Amaninoto, kyai haji Hasyim Ashari, dll. Ini merupakan semangat dan cita-cita lama, tetapi sayangnya kita selalu melupakannya setelah perayaan hari kemerdekaan berlalu. Dengan Semangat yang disegarkan, baiklah kita semua menyingkirkan kepentingan pribadi, golongan dan agama tertentu, tetapi lebih dipacu untuk mendahulukan kesatuan bangsa dan negara Indonesia yang sangat multikultural dan multi keyakinan, sebagai NKRI dari Sabang sampai Merauke, sehingga perjuangan para bapak-bapak leluhur bangsa yang mengorbankan jiwa dan raganya demi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat mereka cintai, tidaklah menjadi sia-sia ! MERDEKA !
Semoga tulisan ini bermanfaat !
Attachments
-
nelson-portrait.jpg41.6 KB · Views: 367
-
AdmiralNelson.jpg85.7 KB · Views: 349
-
446895219tDKUJY_ph.jpg46.9 KB · Views: 465
-
5-3-04_PAT_TILLMAN_-_CARDINALS.jpg64.4 KB · Views: 451
-
kevin_pat_350.jpg42.8 KB · Views: 278
-
TillmanG2404_468x601.jpg59.8 KB · Views: 613
-
1D039D8E-FFF1-469C-2248D9E69493C7BE.jpg20.5 KB · Views: 366
-
1268-bendera-merah-putih.jpg53.1 KB · Views: 1,952
-
bendera.jpg83 KB · Views: 319