Kalina
Moderator
Jalan Pintas Raih Untung
KONDISI perfilman Indonesia saat ini persis dengan era 1990-an ketika menjelang mati suri. Seakan percaya bahwa horor dan seks adalah dua resep ampuh untuk membuat film ditonton masyarakat, kebanyakan produsen kini hanya memproduksi film jenis itu. Namun, belakangan ada tren menggabungkan keduanya, horor dan seks.
Penampilan seksi Okie Agustina mengenakan lingerie di film Hantu Binal Jembatan Semanggi menjadi pembicaraan publik akhir November lalu. Masih hangat berita soal janda Pasha Ungu itu, publik sudah disuguhi aksi menggoda Tamara Bleszynski mengenakan bikini di trailer Air Terjun Pengantin.
Hanya dalam hitungan dua minggu, perhatian teralihkan pada film Suster Keramas yang salah seorang pemainnya adalah bintang porno Jepang Rin Sakuragi. Semua judul tersebut memiliki kesamaan. Yakni, film ber-genre horor, tapi lebih banyak disusupi adegan vulgar.
Yang terakhir dan memicu kontroversi adalah film Hantu Puncak Datang Bulan, sebuah karya rumah produksi K2K. Film itu dijadwalkan rilis 4 Februari lalu. Namun, sebelumnya orang-orang sudah memperbincangkan film yang dibintangi Andi Soraya dan Ferly Putra karena panasnya trailer dan foto-foto adegan yang lebih dulu beredar di internet.
Dalam trailer film garapan sutradara Steady Rimba itu banyak adegan topless, stripis, dan percintaan Ferly Putra dan Andi Soraya yang panas. Belum lagi, gerakan dan adegan para personel Trio Macan yang membuat jakun pria naik turun.
Film yang tagline-nya sudah membuat kening berkerut (setiap bulan sekali, ia pasti kembali, ketika para wanita, merintih luka) itu pun memantik reaksi. Protes yang dirupakan dalam demonstrasi dilancarkan sebuah organisasi massa.
Anehnya, sang produser film itu, KK Dheeraj, menyatakan tak habis mengerti mengapa filmnya disebut vulgar. ''Saya juga bingung dibilang vulgar. Maka, saya ingin ajak semua orang untuk menonton,'' ucapnya.
Soal akhirnya menuai protes, menurut KK, itu diakibatkan beredarnya foto syur dari adegan syuting filmnya tersebut. Terutama foto Andi Soraya dan Trio Macan. ''Saya kecolongan. Itu di luar pengetahuan saya. Padahal, filmnya sudah lolos sensor,'' kata pria asal India itu.
Dari pengalaman Hantu Puncak Datang Bulan itu, Wakil Ketua Komisi B Lembaga Sensor Film (LSF) Firman Bintang akhirnya memberikan peringatan via SMS. ''Kepada produser film atau anggota PPFI (Persatuan Perusahaan Film Indonesia), diberitahukan agar tidak lagi mempromosikan cuplikan filmnya ke internet atawa media lainnya sebelum filmnya mendapatkan surat tanda lulus LSF. Pelanggaran atas hal tersebut di atas melanggar UU Perfilman dan akan dipidanakan kurungan penjara selama 2 tahun dan atawa denda sebesar Rp 10 miliar. Demikian pemberitahuan disampaikan agar diindahkan agar lebih hati-hati dan tidak menyesal di kemudian hari,'' tulis Firman.
Bukan hanya K2K yang berusaha meraih keuntungan dengan merilis film horor-horor syur. Ody Mulya Hidayat, produser dari Maxima Pictures, termasuk yang piawai merilis film sejenis dan meraup sukses. ''Alhamdulillah, film-film saya sukses, bahkan melampaui target,'' ucap pria yang setelah proyek film Menculik Miyabi-nya tertunda, lantas merilis film Suster Keramas itu.
Diakui Ody bahwa beberapa film horor yang sukses dirilisnya itu dibumbui penampilan seksi para aktrisnya. Meski begitu, menurut dia, itu dikemas sesuai konteks dan tidak norak. ''Seksi pun tetap pada konteksnya, bukan vulgar begitu. Tetap ada nilai seni dan keindahan. Yang norak itu tidak ada di film saya,'' ujarnya.
Pada 2010 ini, Ody berencana melanjutkan tren merilis film horor. Dari 8 atau 10 film yang ditargetkan produksi, 60 persen masih mengandalkan genre horor dibumbui aksi seksi pemain. Alasannya, penonton masih menyukainya. Sisanya adalah horor full, komedi, atau drama.
Pengamat film Yan Widjaja mengatakan bahwa pada 2010 ini setidaknya akan ada 20 judul film horor dengan bumbu adegan syur dirilis di bioskop. Pada 17 Februari mendatang adalah yang paling dekat, Kain Kafan Perawan produksi Rapi Film. ''Sebenarnya film horor tidak melulu harus dipadukan dengan seks. Ada contoh bagus dari film horor itu, seperti Rumah Dara. Memang, biayanya lebih mahal karena artistiknya baik dan detail. Sebaliknya, kalau pakai adegan seks, itu kan mudah dan murah. Dan, jalan pintas itulah yang banyak diambil,'' terang Yan.