nurcahyo
New member
Ngorok Terkait Bentuk Kepala?
Lihat Gambar
KapanLagi.com - Pernahkah Anda mengamati bentuk kepala orang yang ngorok saat tidur? Cobalah sekali-sekali perhatikan hal yang satu ini. Siapa tahu Anda punya kesimpulan sama dengan para peneliti yang mengamati hubungan bentuk kepala dengan ngorok.
Para peneliti menyimpulkan bahwa mereka yang kepalanya bundar punya resiko lebih besar untuk mengalami sleep apnea atau henti nafas saat tidur. Mereka juga punya kebiasaan mengorok lebih kronis dibanding mereka yang memiliki bentuk wajah lebih tipis.
Mau tahu alasannya? Mereka yang kepalanya bundar, ruang kepalanya relatif lebih luas, sehingga jalan relatif lebih tajam dari depan ke belakang," kata dr Mark Hans, kepala bagian Orthodontics di Case Western Reverse University School of Chemistry.
Apnea atau berhentinya nafas sesaat ketika kita tidur biasanya menyebabkan seseorang reflek mendengkur dengan keras.
Hans dan lima rekannya di Case Western membandingkan 60 orang yang terbiasa mendengkur dan 60 orang tak pernah mendengkur. Dengan menggunakan sinar X mereka menilai mulai dari gigi, kerongkongan, hidung, rongga hidung dan dagu untuk menentukan indeks risiko karniofasial (craniofacial risk index).
Para peneliti tersebut sebelumnya tak mengetahui riwayat mendengkur masing-masing pasien, tapi ternyata mereka berhasil memperkirakan masalah apnea menggunakan indeks tersebut.
Apnea menyebabkan rasa mengantuk pada siang hari, selain juga menyebabkan meningkatnya tekanan darah dan masalah pada jantung dan pembuluh darah. Sekitar 12 juta orang Amerika mengalaminya.
Indeks tersebut bisa digunakan sebagai alat skrining untuk menentukan apakah mereka perlu melakukan pemeriksaan sleep apnea yang berbiaya mahal." kata dr Steven Feinsilver ahli tidur di North Shore University di Manhasset, New York. Kurang dari 10 persen penderitanya sedang menjalankan terapi.
"Apa yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah siapa saja yang cenderung mengalami sleep apnea dan siapa yang tidak. Namun kita tak bisa membawa semua orang ke lab dan mengujinya. Dari penelitian sebelumnya kita mencatat hampir 40 persen dari populasi yang cenderung mengorok saat tidur, dan mayoritas berkepala bundar," tambah Feinsilver. (becomehealthy/rit)
Lihat Gambar
KapanLagi.com - Pernahkah Anda mengamati bentuk kepala orang yang ngorok saat tidur? Cobalah sekali-sekali perhatikan hal yang satu ini. Siapa tahu Anda punya kesimpulan sama dengan para peneliti yang mengamati hubungan bentuk kepala dengan ngorok.
Para peneliti menyimpulkan bahwa mereka yang kepalanya bundar punya resiko lebih besar untuk mengalami sleep apnea atau henti nafas saat tidur. Mereka juga punya kebiasaan mengorok lebih kronis dibanding mereka yang memiliki bentuk wajah lebih tipis.
Mau tahu alasannya? Mereka yang kepalanya bundar, ruang kepalanya relatif lebih luas, sehingga jalan relatif lebih tajam dari depan ke belakang," kata dr Mark Hans, kepala bagian Orthodontics di Case Western Reverse University School of Chemistry.
Apnea atau berhentinya nafas sesaat ketika kita tidur biasanya menyebabkan seseorang reflek mendengkur dengan keras.
Hans dan lima rekannya di Case Western membandingkan 60 orang yang terbiasa mendengkur dan 60 orang tak pernah mendengkur. Dengan menggunakan sinar X mereka menilai mulai dari gigi, kerongkongan, hidung, rongga hidung dan dagu untuk menentukan indeks risiko karniofasial (craniofacial risk index).
Para peneliti tersebut sebelumnya tak mengetahui riwayat mendengkur masing-masing pasien, tapi ternyata mereka berhasil memperkirakan masalah apnea menggunakan indeks tersebut.
Apnea menyebabkan rasa mengantuk pada siang hari, selain juga menyebabkan meningkatnya tekanan darah dan masalah pada jantung dan pembuluh darah. Sekitar 12 juta orang Amerika mengalaminya.
Indeks tersebut bisa digunakan sebagai alat skrining untuk menentukan apakah mereka perlu melakukan pemeriksaan sleep apnea yang berbiaya mahal." kata dr Steven Feinsilver ahli tidur di North Shore University di Manhasset, New York. Kurang dari 10 persen penderitanya sedang menjalankan terapi.
"Apa yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah siapa saja yang cenderung mengalami sleep apnea dan siapa yang tidak. Namun kita tak bisa membawa semua orang ke lab dan mengujinya. Dari penelitian sebelumnya kita mencatat hampir 40 persen dari populasi yang cenderung mengorok saat tidur, dan mayoritas berkepala bundar," tambah Feinsilver. (becomehealthy/rit)