williamirvandy
New member
Dominasi Nokia sebagai ponsel terlaris memang belum tergoyahkan. Tak bisa dipungkiri, Nokia terutama di Indonesia sudah sangat melekat di kepala masyarakat selama bertahun-tahun, sering terdengar percakapan seperti ini, “Jadi mau beli hape apa?” dan dijawab, “Pasti Nokia dong.” atau, “Aduh, kenapa beli hape merek itu? Kenapa bukan Nokia?”
Banyak alasan kenapa Nokia bisa membekas di kepala orang-orang, diantaranya dimulai dari model, konsep desain unik seperti tipe 5110 pelopor casing ponsel yang bisa diganti, sampai dijuluki ponsel 'sejuta umat' di Indonesia karena begitu lakunya, kemudian tipe 3200 mempelopori desain tanpa antena, seri Communicator tampil seperti mini laptop digandrungi oleh para artis serta eksekutif dan berbagai tipe lain, hingga berhasil memantapkan posisinya selalu diatas pada berbagai segmen dan kelas pengguna.
Tidak hanya sukses dengan ponsel non-smartphone, Nokia juga sangat berhasil dengan smartphone bersistem operasi Symbian-nya. Penjualan Nokia dengan Symbian mampu melibas sistem operasi yang sangat berkelas di masa lalu seperti Palm dan Windows Mobile, walaupun kebanyakan smartphone Nokia ini laku, bukan karena semua penggunanya yang memang mencari smartphone seperti pengguna Palm dan Windows Mobile, namun membeli karena nama besar Nokia, sehingga sering terdengar lebih banyak pengguna smartphone Symbian yang kurang smart.
Tren Blackberry di dunia juga sangat luar biasa, apalagi di Indonesia BB adalah sebuah gaya hidup, “Gak punya BB, gak gaul!” Kira-kira begitulah kesan yang ada di masyarakat terutama pemilik ponsel yang dilengkapi Pin untuk berkomunikasi dengan sesama pengguna BB. Walau awalnya diperuntukkan untuk pengguna dari kalangan perusahaan, namun akhirnya lebih berfungsi sebagai ponsel sosial, mempermudah komunikasi dengan teman dan keluarga si pengguna, “Obama saja pake BB...”
Tidak mau kalah dengan tren BB, muncullah produsen-produsen ponsel lokal dengan konsep desain keypad Qwerty seperti BB, baik yang menjiplak keseluruhan model maupun desain yang berbeda. Target mereka adalah pembeli kelas bawah dengan harga lebih terjangkau, yah bisa dibilang, “Memang bukan BB, yang penting modelnya BB, bahkan ada yang pake PIN juga.”
kemunculan BB dan ponsel lokal ini, cukup merusak pondasi nokia, baik di kelas atas maupun bawah di Indonesia, walaupun tetap nomor satu, cukup meresahkan Nokia, hingga mereka juga meluncurkan beberapa seri ber-keypad Qwerty seperti BB, E71 untuk kelas atas dengan Symbian sampai C3 di kelas bawah, dan berbagai varian lainnya untuk bertahan. Bahkan gempuran Ponsel Qwerty kelas bawah dari merek besar lain juga bermunculan seperti Motorola, Samsung dan LG.
Mimpi buruk Nokia, tidak hanya muncul dari BB, namun kemunculan Apple dengan Iphonenya, desain minimalis dan sistem operasi yang sangat inovatif, tampilan antarmuka pengguna dan layar sentuh yang luar biasa, membuat banyak orang beralih ke smartphone premium ini. Persaingan BB dan Iphone, cukup mengorbankan target kelas atas Nokia, Symbian pun mulai berevolusi, muncul dengan standar layar sentuh, supaya bisa meraih target pasar Iphone.
Pada akhirnya datanglah Google perusahaan mesin pencari terbesar yang menurut gosip ingin membuat ponsel, namun ternyata Google lebih tertarik membuat Android sistem operasi untuk ponsel supaya bisa saling mendukung dengan produk-produk andalan Google sendiri. Banyak yang meragukan kesuksesannya, namun perusahaan-perusahaan besar seperti: Sony Ericsson, Motorola, LG, Samsung, dll bergabung untuk mendukung.
Nokia yang sudah lama berada diatas, jelas memiliki ego yang sangat tinggi terutama seri smartphone dengan Symbian berupaya melakukan pembaruan seperti membuat Symbian Foundation supaya bisa bersaing langsung dengan Android. Nokia membeli seluruh saham Symbian yang dimiliki oleh pemegang saham lain, Sony Ericsson, Ericsson, samsung, Panasonic, dll. Pembaruan ini cukup berhasil sampai pada akhirnya pendukung Symbian Foundation seperti Sony Ericssson dan Samsung memutuskan untuk mundur dari Symbian, karena tidak melihat masa depan yang baik pada sistem operasi ini, apalagi mereka berhasil dengan Android, baik di kelas atas maupun bawah.
Kesuksesan Android dan Iphone dalam waktu relatif singkat memang luar biasa, Stephen Elop, CEO Nokia yang belum genap setahun memimpin Nokia, akhirnya meragukan kemampuan Symbian untuk bisa terus bersaing.
Muncullah gosip bahwa Nokia akan bekerja sama dengan Android yang sedang naik daun atau Windows Phone 7, mengingat Elop ini bekas orang Microsoft.
Banyak pengamat coba memprediksi apakah Nokia akan memilih Windows Phone yang perkembangannya tidak sesukses Android & Iphone, ataukah Android, dimana Anssi Vanjoki, Nokia's Mobile Solutions chief pernah mengatakan bahwa, “menggunakan Android sama saja seperti anak kecil yang kencing di celana, untuk mendapatkan kehangatan di musim dingin.”
Apapun pertimbangannya, akhirnya Nokia memilih berpartner dengan Windows Phone, sukses atau tidaknya Nokia dengan sistem operasi terbarunya, ternyata bisa tidak menjadi masalah, karena walaupun Google sedih sebab Nokia tidak memilih Android, namun masih akan terus membuka diri bagi Nokia di masa depan, kata Eric Schmidt, yang juga mengakui pihaknya pernah melakukan negosiasi dengan Nokia.
Seandainya Kolaborasi Nokia dan Windows Phone gagal mengatasi dominasi Iphone, Blackberry dan Android, selama beberapa tahun kedepan, mungkinkah begitu kontrak mereka sudah berakhir, kita akan melihat Android yang sekarang sudah menjadi sistem operasi nomor satu di dunia ada dalam smartphone Nokia? Mampukah Nokia mempertahankan posisiya diatas ataukah taun 2011 ini awal dari kejatuhan Nokia?
williamirvandy.com