Megha
New member
Organisasi sosial keagamaan di Indonesia, berdiri tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya. Sejak muktamamya yang ke-27 di Situbondo (1984), NU yang sempat terlibat dalam masalah politik, memutuskan kembali kepada “Khittah 1926”. Berdasarkan khittah tersebut, organisasi mi menyatakan din bergernk di bidang pendidikan, dakwah, dnn sosial, serta terlepas dan urusan politik.
Pada bulan Juni 1990, ketua PB (Pengurus Besar) NU Abdurrabman Wahid menandatangani perjanjian kerja sama dengan Bank Summa. Kerja sama itu berbentuk Bank Perkreditan Rakyat IBPR) Nusumma, yang ini memungut bunga seperti halnya bank biasa. Abdurrahman Wahid mengatakan. bunga bank itu diberlakukan sementara. Tujuan pendirian BPR ini adalah untuk mengangkat perekonomian umat yang terbengkalai.
Mulanya ketua PB NU meraneang akan membangun 2.000 BPR. Ringga 1992, baru terbentuk 9 BPR Nusumma, antara lain di Jombang (Jatim), Subang (Jabar), dan Sleman (Yogyakarta). Pada akhir tahun 1994, menjelang MuktamarNU di Cipasung, Tasikmalaya, BPR yang terbentuk baru berjumlah 12. Menunit Musthafa Zuhad Mugni, pengelola BPR Nusumma, kondisi tersebut disebabkan kesulitan modal.
Pada tahun 1994 aset Nusumma mencapai Rp 8,5 miliar dan semua banknya dalam kondisi sehat. Pada tahun 1993 tercatat laba Rp 236 juta.
Pada tanggal 18—19 Mei 1991 berlangsung sidang pleno kedua PB NU di Jakarta. Forum itu membahas rancangan SK PB NU tanggal I Mei 1991 tentang petunjuk menghadapi t-pemilu 1992, terutama yang menyangkut keterlibatan warga NU dalam Organisasi Peserta Pemilu (OPP). mi terkait dengan Muktamar Situbondo, yang menyatakan NU bukan organisasi politik dan tidak berafihiasi ke salah satu parpol. [FOOTNOTE]Ensiklopedi Indonesia, 1992, Penerbit PT Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, PT Intermasa, Jakarta[/FOOTNOTE]
[h=1]Reference & Resources[/h]
[REFLIST]1[/REFLIST]
Pada bulan Juni 1990, ketua PB (Pengurus Besar) NU Abdurrabman Wahid menandatangani perjanjian kerja sama dengan Bank Summa. Kerja sama itu berbentuk Bank Perkreditan Rakyat IBPR) Nusumma, yang ini memungut bunga seperti halnya bank biasa. Abdurrahman Wahid mengatakan. bunga bank itu diberlakukan sementara. Tujuan pendirian BPR ini adalah untuk mengangkat perekonomian umat yang terbengkalai.
Mulanya ketua PB NU meraneang akan membangun 2.000 BPR. Ringga 1992, baru terbentuk 9 BPR Nusumma, antara lain di Jombang (Jatim), Subang (Jabar), dan Sleman (Yogyakarta). Pada akhir tahun 1994, menjelang MuktamarNU di Cipasung, Tasikmalaya, BPR yang terbentuk baru berjumlah 12. Menunit Musthafa Zuhad Mugni, pengelola BPR Nusumma, kondisi tersebut disebabkan kesulitan modal.
Pada tahun 1994 aset Nusumma mencapai Rp 8,5 miliar dan semua banknya dalam kondisi sehat. Pada tahun 1993 tercatat laba Rp 236 juta.
Pada tanggal 18—19 Mei 1991 berlangsung sidang pleno kedua PB NU di Jakarta. Forum itu membahas rancangan SK PB NU tanggal I Mei 1991 tentang petunjuk menghadapi t-pemilu 1992, terutama yang menyangkut keterlibatan warga NU dalam Organisasi Peserta Pemilu (OPP). mi terkait dengan Muktamar Situbondo, yang menyatakan NU bukan organisasi politik dan tidak berafihiasi ke salah satu parpol. [FOOTNOTE]Ensiklopedi Indonesia, 1992, Penerbit PT Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, PT Intermasa, Jakarta[/FOOTNOTE]
[h=1]Reference & Resources[/h]
[REFLIST]1[/REFLIST]