Nyeri Kepala Pd Remaja berhubungan dgn aktifitas, peningkatan berat badan, rokok

her_is_mine

New member
sakit%20kpl.jpg


Kalbe.co.id - Dari laporan penelitian, remaja dengan aktivitas fisik yang sedikit, berat badan yang berlebihan, serta mempunyai kebiasaan merokok mungkin lebih sering mendapatkan keluhan nyeri kepala ataupun migraine. "Ada kecenderungan yang bermakna, dari hubungan antara sejumlah gaya hidup negatif dengan berbagai keluhan sakit kepala maupun frekuensinya" seperti yang diungkap para peneliti yang dipimpin oleh John-Anker Zwart, MD, dari Universitas Oslo di Norwegia. "Kami percaya bahwa adanya hubungan yang kuat dan efek aditif dari faktor-faktor gaya hidup negatif terhadap prevalensi sakit kepala berulang mengindikasikan bahwa faktor-faktor gaya hidup adalah target intervensi yang mungkin dapat untuk pencegahan sakit kepala pada remaja".


Penelitian baru ditampilkan dalam Jurnal Neurology bulan Agustus baru-baru ini. Sebagai bagian dari studi cross-sectional, peneliti mewawancarai lebih dari 5.500 siswa tentang keluhan sakit kepala. Para remaja juga mengisi kuesioner dan menjalani pemeriksaan klinis dengan pengukuran tinggi dan berat badan. Peneliti selanjutnya mengelompokkan remaja yang sangat sehat secara fisik dan tidak perokok sebagai memiliki gaya hidup yang baik. Faktor gaya hidup negatif menunjukkan hal yang menakjubkan dengan aktivitas fisik rendah pada 31%, merokok pada 19%, dan kelebihan berat badan pada 16% remaja.

Dalam analisis multivariat disesuaikan, sakit kepala berulang dikaitkan dengan rasio kelebihan berat badan (odds [OR], 1,4; kepercayaan 95% interval [CI], 1,2-1,6; P<0,0001), rendahnya aktivitas fisik (OR, 1.2; 95% CI, 1,1-1,4; P = 0,002), dan merokok (OR, 1.5; 95% CI, 1,3-1,7; P<0,0001). Adanya lebih dari 1 faktor gaya hidup negatif akan meningkatkan risiko sakit kepala. Studi ini menunjukkan kelebihan berat badan, aktivitas fisik yang sedikit, dan merokok yang secara sendiri ataupun kombinasi berhubungan dengan nyeri kepala berulang di kalangan remaja, jelas peneliti.

Dr Hershey dariUniversity of Cincinnati di Ohio dan Dr Lipton dariAlbert Einstein College of Medicine di Bronx, New York. Mereka menyimpulkan pengaruh setiap faktor gaya hidup negatif yang sama besarnya untuk setiap jenis sakit kepala. "Kurangnya spesifisitas untuk jenis sakit kepala meningkatkan kemungkinan bahwa faktor-faktor ini dapat dikaitkan tidak hanya dengan sakit kepala tapi dengan semua penyebab rasa sakit." Hasil ini mirip dengan studi lainnya yang dipublikasikan dalam Journal Headache pada bulan Juni. Peneliti yang dipimpin oleh Rudiger von Kries, MD, dari Ludwig-Maximilians-University di Munich, Jerman, menemukan bahwa aktivitas fisik dan tidak mengkonsumsi alkohol, kafein, dan tembakau bisa membantu mencegah sakit kepala pada remaja. Studi ini melibatkan 1.260 mahasiswa, dan setelah mengontrol variabel sosial ekonomi, prevalensi sakit kepala pun meningkat pada remaja yang melaporkan secara teratur minum koktail (OR, 2.0; 95% CI, 1,3-3,0), yang minum setidaknya 1 cangkir kopi per hari (OR, 2.0; 95% CI, 1,2-3,5), dan yang secara fisik kurang aktif (OR, 2.0; 95% CI, 1,3-3,1). Merokok sehari-hari memiliki OR sebesar 1,8. Dr Andrew Hershey dan Dr Richard Lipton mengatakan bahwa "penelitian ini merupakan langkah penting menuju pemahaman yang lebih baik dari pengaruh gaya hidup dan potensi dari intervensi perilaku untuk remaja dengan gangguan sakit kepala."

Temuan ini, seru editorialis, menunjukkan bahwa pemahaman lebih baik dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor pencetus mungkin dapat sebagai stategi intervensi yang baru.
 
Bls: Nyeri Kepala Pd Remaja berhubungan dgn aktifitas, peningkatan berat badan,

"penelitian ini merupakan langkah penting menuju pemahaman yang lebih baik dari pengaruh gaya hidup dan potensi dari intervensi perilaku untuk remaja dengan gangguan sakit kepala."

brarti terbukti dengan gaya hidup yang sehat dapat mencegah penyakit..
 
Back
Top