Administrator
Administrator
SELAMA berada di ruang perawatan rumah sakit Ahmedabad, India, Prahlad Jani dipantau dengan dua kamera video. Satu kamera lagi digunakan untuk memantau dan merekamnya jika ia berada di luar ruang inapnya.
Tidak ada sedetik pun dari geraknya yang tidak direkam. Tidur pun dipantau dan direkam. Ada 35 dokter dari berbagai bidang spesialisasi yang memantau lelaki umur 83 tahun itu.
Selama 15 hari Prahlad di rumah sakit itu. Selain terus dipelototi setiap geraknya, kondisi Prahlad juga diperiksa secara menyeluruh. Secara berkala denyut jantung, tekanan darah, dan kadar gulanya diperiksa.
Ia menjalani pula pemindaian magnetic resonance imaging (MEI), foto X-ray, dan aneka rupa pemeriksaan mendalam lainnya. Apa yang dialami Prahlad melebihi general check-up pada umumnya.
Prahlad Jani memang sedang menjadi ”obyek” penelitian oleh Defence Research and Development Organisation (DRDO), yakni lembaga riset milik Departemen Pertahanan India. Hasil penelitian tersebut diharapkan kelak akan bisa diaplikasikan untuk kepentingan prajurit India.
Setelah masa observasi kelar, pada 3 Mei lalu, para dokter yang meneliti Prahlad Jani hanya bisa terheran-heran. Lelaki 85 tahun itu masih segar bugar. Padahal, selama 15 hari Prahlad tidak makan, dan tidak setetes air masuk ke mulutnya.
Prahlad bersentuhan dengan air hanya saat mandi dan kumur-kumur, Selama 15 hari itu pula ia tidak buang air besar, tak juga pipis. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi ataupun lemas pada tubuhnya.
Dari hasil uji daya ingat serta pemindaian otaknya, dokter menyimpulkan bahwa kemampuan otaknya setara dengan orang normal umur 25 tahun! Kebugaran fisiknya pun setara dengan lelaki normal dan sehat umur 40 tahun!
“Untuk sementara ini kami masih belum bisa menyimpulkan bagaimana dia bisa bertahan hidup seperti itu,” kata dokter saraf Sudhir Shah, seusai masa observasi itu, “Bagi kami fenomena dia masih menjadi misteri.”
Manusia bisa hidup karena energi yang dihasilkan dari makanan dan minuman. Jika Prahlad Jani tidak mengonsumsi itu, kata Sudhir Shah, berarti tidak mendapatkan energi dari sumber lain, mungkin dari sinar matarari. “Sebagai orang yang mendalami bidang ilmiah, kami tidak bisa mengesampingkan kemungkinan itu,” katanya
Pihak Departemen Pertahanan berharap, hasil penelitian ilmiah tersebut bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan survival prajuritnyA, baik saat perang maupun saat darurat lainnya.
Setelah masa observasi berakhir, Prahlad Jani pulang ke desanya di dekat kota Ambaji, di negara bagian Gujarat, wilayah India Utara. Ia kembali ménjalani kehidupan rutinnya berupa meditasi dan yoga. Ia mengaku selama 70 tahun terakhir ini tidak makan maupun minum.
Menurut Prahbad, ia sudah menjalani hidup sebagai pertapa sejak kecil. Semenjak umur tujuh tahun ia sudah meninggalkan rumab, dan hidup sebagai pertapa pengembara. Setahun kemudian, katanya, ia mendapatkan kesaktian dari seorang dewi. Di ubun ubunnya terdapat lubang. Melalui lubang itu masuklah energi sakti yang membuatnya bisa hidup tanpa perlu makan dan minum.
Pengakuannya itu setidaknya sudah diuji oleh 35 dokter spesialis. Untuk sementara para dokter itu hanya bisa geleng-geleng kepala.
warkot
Tidak ada sedetik pun dari geraknya yang tidak direkam. Tidur pun dipantau dan direkam. Ada 35 dokter dari berbagai bidang spesialisasi yang memantau lelaki umur 83 tahun itu.
Selama 15 hari Prahlad di rumah sakit itu. Selain terus dipelototi setiap geraknya, kondisi Prahlad juga diperiksa secara menyeluruh. Secara berkala denyut jantung, tekanan darah, dan kadar gulanya diperiksa.
Ia menjalani pula pemindaian magnetic resonance imaging (MEI), foto X-ray, dan aneka rupa pemeriksaan mendalam lainnya. Apa yang dialami Prahlad melebihi general check-up pada umumnya.
Prahlad Jani memang sedang menjadi ”obyek” penelitian oleh Defence Research and Development Organisation (DRDO), yakni lembaga riset milik Departemen Pertahanan India. Hasil penelitian tersebut diharapkan kelak akan bisa diaplikasikan untuk kepentingan prajurit India.
Setelah masa observasi kelar, pada 3 Mei lalu, para dokter yang meneliti Prahlad Jani hanya bisa terheran-heran. Lelaki 85 tahun itu masih segar bugar. Padahal, selama 15 hari Prahlad tidak makan, dan tidak setetes air masuk ke mulutnya.
Prahlad bersentuhan dengan air hanya saat mandi dan kumur-kumur, Selama 15 hari itu pula ia tidak buang air besar, tak juga pipis. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi ataupun lemas pada tubuhnya.
Dari hasil uji daya ingat serta pemindaian otaknya, dokter menyimpulkan bahwa kemampuan otaknya setara dengan orang normal umur 25 tahun! Kebugaran fisiknya pun setara dengan lelaki normal dan sehat umur 40 tahun!
“Untuk sementara ini kami masih belum bisa menyimpulkan bagaimana dia bisa bertahan hidup seperti itu,” kata dokter saraf Sudhir Shah, seusai masa observasi itu, “Bagi kami fenomena dia masih menjadi misteri.”
Manusia bisa hidup karena energi yang dihasilkan dari makanan dan minuman. Jika Prahlad Jani tidak mengonsumsi itu, kata Sudhir Shah, berarti tidak mendapatkan energi dari sumber lain, mungkin dari sinar matarari. “Sebagai orang yang mendalami bidang ilmiah, kami tidak bisa mengesampingkan kemungkinan itu,” katanya
Pihak Departemen Pertahanan berharap, hasil penelitian ilmiah tersebut bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan survival prajuritnyA, baik saat perang maupun saat darurat lainnya.
Setelah masa observasi berakhir, Prahlad Jani pulang ke desanya di dekat kota Ambaji, di negara bagian Gujarat, wilayah India Utara. Ia kembali ménjalani kehidupan rutinnya berupa meditasi dan yoga. Ia mengaku selama 70 tahun terakhir ini tidak makan maupun minum.
Menurut Prahbad, ia sudah menjalani hidup sebagai pertapa sejak kecil. Semenjak umur tujuh tahun ia sudah meninggalkan rumab, dan hidup sebagai pertapa pengembara. Setahun kemudian, katanya, ia mendapatkan kesaktian dari seorang dewi. Di ubun ubunnya terdapat lubang. Melalui lubang itu masuklah energi sakti yang membuatnya bisa hidup tanpa perlu makan dan minum.
Pengakuannya itu setidaknya sudah diuji oleh 35 dokter spesialis. Untuk sementara para dokter itu hanya bisa geleng-geleng kepala.
warkot