Occultisme adalah bidang study yang membahas tentang kuasa gelap, yang juga lebih dikenal dengan masalah tentang iblis. Masalah ini dalam jaman modern ini bisa dianggap remeh karena hal ini dianggap masalah orang jaman dahulu (pertapa, kesaktian, jimat dan lain-lainnya), namun dalam kenyataan dan terlebih pula dengan yang terselubung, masa kini sangat meningkat perkembangannya, baik ditinjau dari jenisnya, caranya, 'bajunya', pengaruhnya, bahkan pengikutnya juga meningkat tajam, sebagian di antaranya malahan orang yang mengaku dirinya Kristen.
Masalah Iblis, kita harus bersumber dari Alkitab kita, sebab ada banyak pandangan dan pengajaran tentang Iblis yang beragam, dan banyak yang tidak sesuai dengan apa yang tersurat di Alkitab kita. Kita akan mempelajarinya perbedaan-perbedaan yang sangat menyolok.
1. Iblis dianggap tidak ada, golongan ini tidak percaya pada dunia roh, termasuk tidak percaya adanya Tuhan, Sorga, neraka, malaikat, dan sejenisnya, dalam hal ini golongan ateis. Sebagian orang beragama, juga ada yang tidak percaya adanya Iblis, meskipun dirinya masih percaya adanya Tuhan, karena mereka menganggap istilah iblis dan kegiatannya hanyalah 'menggambarkan' atau 'personifikasi' dari kejahatan dan penyebabnya.
2. Iblis dianggap hanyalah pengaruh jahat, jadi bukan oknum atau kelompok roh yang aktif.
3. Iblis dianggap memiliki 'dunia' yang berbeda dengan manusia, hewan dan tumbuhan. Dengan demikian tidak ada kaitannya dengan kehidupan manusia, tidak bisa berhubungan, tidak bisa saling memasuki, tidak ada urusan dengan manusia.
4. Bersikap masabodoh terhadap iblis, membiarkan kalau ada iblis disekitarnya, bersikap tidak saling menggangu, misalnya: ada iblis di halaman, di pohon, dianggap tidak berbahaya. Bersikap baik/bersahabat dengan iblis, contohnya hendak memasuki sebuah rumah, memberi salam pada roh-roh yang dipercayia menjadi 'penunggu' rumah tersebut, disertai permintaan untuk tidak saling menggangu. Bahkan iblis bisa dimanfaatkan.
5. Bersikap menghormati iblis, dengan minta ijin dan memberi sesajen, pada saat memasuki rumah yang akan ditempati, secara berkala teratur pada hari tertentu memberi sesajen, membakar kemenyan, menaruh bunga di gelas. Tujuan utamanya: supaya iblis tidak mengganggu, bahkan minta belas kasihan, minta kerjasama.
6. Menganggap iblis juga sebagai pelindung dan penolongnya, dalam hal ini adanya orang minta jasa paranormal, minta pengobatan (-alternatif), minta diramal nasibnya, percaya pada jimat, tumbal, hu, mantera dan sejenisnya.
7. Beriman, beribadah, berbakti kepada iblis. Dalam hal ini yang bersangkutan tuhannya memang iblis, banyak jenisnya: langsung terang-terangan menyembah setan, menganggap iblis juga ilah yang harus disembah, penyerahan diri atau anggota keluarga kepada iblis, atau dewa, atau roh-roh tertentu, termasuk golongan ini.
8. Menjadi hamba/alat iblis, golongan terlihat dalam profesi sebagai dukun, paranormal, suhu (yang memakai ilmu magis).
9. Menempatkan iblis sebagai musuh/lawan, karena Tuhan bertentangan dengan iblis, maka sebagai orang beriman, kepada Tuhan, tidak memberi tempat kepada iblis sedikitpun. Kita termasuk golongan ini.
Masalah Iblis, kita harus bersumber dari Alkitab kita, sebab ada banyak pandangan dan pengajaran tentang Iblis yang beragam, dan banyak yang tidak sesuai dengan apa yang tersurat di Alkitab kita. Kita akan mempelajarinya perbedaan-perbedaan yang sangat menyolok.
1. Iblis dianggap tidak ada, golongan ini tidak percaya pada dunia roh, termasuk tidak percaya adanya Tuhan, Sorga, neraka, malaikat, dan sejenisnya, dalam hal ini golongan ateis. Sebagian orang beragama, juga ada yang tidak percaya adanya Iblis, meskipun dirinya masih percaya adanya Tuhan, karena mereka menganggap istilah iblis dan kegiatannya hanyalah 'menggambarkan' atau 'personifikasi' dari kejahatan dan penyebabnya.
2. Iblis dianggap hanyalah pengaruh jahat, jadi bukan oknum atau kelompok roh yang aktif.
3. Iblis dianggap memiliki 'dunia' yang berbeda dengan manusia, hewan dan tumbuhan. Dengan demikian tidak ada kaitannya dengan kehidupan manusia, tidak bisa berhubungan, tidak bisa saling memasuki, tidak ada urusan dengan manusia.
4. Bersikap masabodoh terhadap iblis, membiarkan kalau ada iblis disekitarnya, bersikap tidak saling menggangu, misalnya: ada iblis di halaman, di pohon, dianggap tidak berbahaya. Bersikap baik/bersahabat dengan iblis, contohnya hendak memasuki sebuah rumah, memberi salam pada roh-roh yang dipercayia menjadi 'penunggu' rumah tersebut, disertai permintaan untuk tidak saling menggangu. Bahkan iblis bisa dimanfaatkan.
5. Bersikap menghormati iblis, dengan minta ijin dan memberi sesajen, pada saat memasuki rumah yang akan ditempati, secara berkala teratur pada hari tertentu memberi sesajen, membakar kemenyan, menaruh bunga di gelas. Tujuan utamanya: supaya iblis tidak mengganggu, bahkan minta belas kasihan, minta kerjasama.
6. Menganggap iblis juga sebagai pelindung dan penolongnya, dalam hal ini adanya orang minta jasa paranormal, minta pengobatan (-alternatif), minta diramal nasibnya, percaya pada jimat, tumbal, hu, mantera dan sejenisnya.
7. Beriman, beribadah, berbakti kepada iblis. Dalam hal ini yang bersangkutan tuhannya memang iblis, banyak jenisnya: langsung terang-terangan menyembah setan, menganggap iblis juga ilah yang harus disembah, penyerahan diri atau anggota keluarga kepada iblis, atau dewa, atau roh-roh tertentu, termasuk golongan ini.
8. Menjadi hamba/alat iblis, golongan terlihat dalam profesi sebagai dukun, paranormal, suhu (yang memakai ilmu magis).
9. Menempatkan iblis sebagai musuh/lawan, karena Tuhan bertentangan dengan iblis, maka sebagai orang beriman, kepada Tuhan, tidak memberi tempat kepada iblis sedikitpun. Kita termasuk golongan ini.