andree_erlangga
New member
"Perdana Menteri tidak menyalahkan pihak lain. Tujuannya (hadir dalam pemeriksaan) adalah untuk menjelaskan berbagai pertimbangan yang dia ambil dalam membuat keputusan penting selama perang," kata seorang pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya.
Dia tak bersedia menjelaskan pembelaan Olmert lebih lanjut.
Situs surat kabar Yediot Ahronot, Ynet, melaporkan, Olmert mencoba meyakinkan komisi pemerintah bahwa Israel memenangi perang di Lebanon. Dia mengklaim Israel sukses secara militer dan diplomasi.
Meski demikian, Olmert mengakui ada sejumlah kekurangan dalam perang itu. Laporan tersebut mengutip seorang pembantu PM yang tidak bersedia disebutkan namanya.
Klaim Olmert itu sangat bertolak belakang dengan penilaian rakyat dan berbagai pihak di Israel. Olmert justru dianggap gagal mencapai dua target perang yang dia tetapkan, yakni membebaskan dua tentara Israel yang ditahan Hezbollah dan menghentikan serangan roket dari Lebanon.
Israel juga kehilangan 159 tentaranya selama perang pertengahan tahun lalu.
Selain itu, Israel dikecam dunia internasional karena melancarkan serangan darat besar-besaran menjelang gencatan senjata yang ditetapkan Dewan Keamanan PBB. Serangan itu dianggap sangat kontroversial.
Ynet melanjutkan, Olmert memuji gencatan senjata PBB yang diikuti dengan penempatan sejumlah pasukan perdamaian internasional untuk mengawasi perbatasan dan mendorong Hezbollah lebih dalam ke wilayah Lebanon.
Kegagalan Olmert dalam perang Lebanon menyedot perhatian rakyat Israel. Sejumlah pihak menilai masa depan pemerintahan Olmert akan ditentukan oleh hasil penyidikan komisi yang dibentuk pemerintah, September lalu. Sejauh ini dukungan terhadap pemerintahan Olmert terus merosot.
Secara terpisah, Menteri Pertahanan Israel Amir Peretz yang sudah lebih dahulu diperiksa komisi mengaku siap mengundurkan diri jika komisi menganggap dia bertanggung jawab atas kegagalan Israel dalam perang Lebanon.
Hingga kini baru seorang pejabat Israel yang mundur menyusul kegagalan ini. Dia adalah Kepala Staf Angkatan Darat Israel Letjen Dan Halutz.
kompas.com
Dia tak bersedia menjelaskan pembelaan Olmert lebih lanjut.
Situs surat kabar Yediot Ahronot, Ynet, melaporkan, Olmert mencoba meyakinkan komisi pemerintah bahwa Israel memenangi perang di Lebanon. Dia mengklaim Israel sukses secara militer dan diplomasi.
Meski demikian, Olmert mengakui ada sejumlah kekurangan dalam perang itu. Laporan tersebut mengutip seorang pembantu PM yang tidak bersedia disebutkan namanya.
Klaim Olmert itu sangat bertolak belakang dengan penilaian rakyat dan berbagai pihak di Israel. Olmert justru dianggap gagal mencapai dua target perang yang dia tetapkan, yakni membebaskan dua tentara Israel yang ditahan Hezbollah dan menghentikan serangan roket dari Lebanon.
Israel juga kehilangan 159 tentaranya selama perang pertengahan tahun lalu.
Selain itu, Israel dikecam dunia internasional karena melancarkan serangan darat besar-besaran menjelang gencatan senjata yang ditetapkan Dewan Keamanan PBB. Serangan itu dianggap sangat kontroversial.
Ynet melanjutkan, Olmert memuji gencatan senjata PBB yang diikuti dengan penempatan sejumlah pasukan perdamaian internasional untuk mengawasi perbatasan dan mendorong Hezbollah lebih dalam ke wilayah Lebanon.
Kegagalan Olmert dalam perang Lebanon menyedot perhatian rakyat Israel. Sejumlah pihak menilai masa depan pemerintahan Olmert akan ditentukan oleh hasil penyidikan komisi yang dibentuk pemerintah, September lalu. Sejauh ini dukungan terhadap pemerintahan Olmert terus merosot.
Secara terpisah, Menteri Pertahanan Israel Amir Peretz yang sudah lebih dahulu diperiksa komisi mengaku siap mengundurkan diri jika komisi menganggap dia bertanggung jawab atas kegagalan Israel dalam perang Lebanon.
Hingga kini baru seorang pejabat Israel yang mundur menyusul kegagalan ini. Dia adalah Kepala Staf Angkatan Darat Israel Letjen Dan Halutz.
kompas.com