VIVAlife - Idul Fitri menunggu hari. Dan sesungguhnya yang paling utama adalah hati yang bersih, menyambut hari kemenangan itu. Tak ada kewajiban memakai baju baru, celana baru, atau apapun yang serba semerbak. Tapi mengenakan busana yang bersih menjadi hal yang juga dianjurkan. Dan belakangan ini, begitu banyak butik Muslimah yang menawarkan busana khusus.
Jauh-jauh hari banyak orang mempersiapkan buasana di hari suci itu. Rahwa, konsumen salah satu butik muslimah misalnya. Di pekan kedua Ramadan ia sudah mempersiapkan busana baru untuk dikenakan seluruh keluarga. Rahwa memesan khusus pada seorang desainer, agar busana terlihat seragam.
"Maunya pakai baju yang spesial dan senada. Bukan karena barunya, tapi lebih ke arah kekompakan keluarga sih. Apalagi kalau kumpul Idul Fitri kita bikin sesi foto khusus, kan kalau bajunya sama jadi lebih bagus," ujarnya, saat ditemui VIVAlife di kawasan Kemang.
Tak salah jika Anda dan keluarga mulai mempersiapkan busana yang akan dikenakan pada hari raya nanti. Apalagi jika ingin membuat seragam khusus keluarga seperti Rahwa. Butuh persiapan jauh hari sebelumnya. Tentunya, agar ukuran pas dan model bisa disesuaikan dengan bentuk tubuh.
Model busana muslim kini juga kian berkembang tanpa mengesampingkan syariat. Apalagi, memasuki Ramadan para perancang busana muslim ternama mulai mengeluarkan koleksi terbaru khusus Ramadan dan Idul Fitri. Ini tentunya untuk menjawab kebutuhan para muslimah, yang memang cenderung berbelanja busana khusus untuk hari raya.
Kaftan, Gamis dan Abaya memang masih jadi model busana muslim klasik favorit. Bagi Anda yang ingin tampil beda, tengok saja koleksi tiga perancang busana muslim berikut. Itang Yunasz, Dian Pelangi dan Ria Miranda. Mereka mengeluarkan koleksi khusus untuk menyambut Ramadan dan Idul Fitri nanti.
ITANG YUNASZ
Dongeng 1001 malam jadi inspirasi Itang Yunasz untuk membuat koleksi ramadhan tahun ini. Namun, bukan kisahnya yang ia tuangkan dalam koleksinya, melainkan keindahan bangunan yang berada dalam kisah tersebut.
Pria kelahiran Jakarta, 31 Desember 1958 ini terpesona dengan bangunan di Persia. Ia berkesempatan untuk memotret bangunan di sana saat dirinya pergi Umroh empat bulan yang lalu.
Gambar yang diambil dari hasil perjalanannya yang berupa kubah masjid, mosaic, dan relief islami lalu diaplikasikannya dalam 48 koleksi busana siap pakai yang dikeluarkannya untuk Ramadan ini.
Di kantornya yang berada di kawasan Permata Hijau, Jakarta, Itang Yunasz memperlihatkan koleksinya pada VIVAlife. Termasuk, yang ia pamerkan di Indonesian Islamic Fashion Festival dan Jakarta Islamic Fashion Week beberapa waktu yang lalu.
"Ada juga corak - corak karpet di beberapa busana, corak karpet itu akhirnya jadi andalan di bulan Ramadhan tahun ini," ujarnya saat ditemui di VIVAlife.
Persian Lavish, nama itulah yang menjadi tema untuk koleksi Ramadannya. Alumnus Lomba Perancang Mode 1981 ini, memasukkan ornamen-ornamen kubah masjid, keindahan corak permadani, dan relief islami dengan nuansa hijau emerald dan blue ink.
Motif digital printing yang menggambarkan kekhasan bangunan Persia dari foto-foto yang diambilnya sendiri dicetak pada bahan satin, chiffon silk, cotton voile, dan jersey knit.
Kemewahan ditonjolkan dengan menambahkan mosaic warna turquoise, bebatuan lapis lazdi dan cahaya keemasan dalam koleksinya yang terdiri dari tunil, tuni panjang, pantalon, kaftan dan jaket boxy.
Dalam mempersiapkan koleksi, Itang bercerita kalau ia tak mengalami banyak kesulitan. Apalagi, sebelum ke Persia, ia sudah memikirkan bahwa dirinya ingin menggali sesuatu bernuansa kuno.
Bangunan klasik Persia lalu diaplikasikannya pada sutera Cina. Bahan baku memang berasal dari Cina namun proses printing dilakukan di Indonesia. Melihat kecenderungan masyarakat dengan busana printing saat ini, diakui Itang turut mempengaruhi koleksi busananya.
Sebelumnya, hand printing dianggap tidak dapat mewakili keinginan konsumen, karena hasilnya sering kali tidak sama dengan yang diinginkan. Namun, melalui digital printing, sebuah kain pun bisa dilihat layaknya post card. Desain printing tersebut yang juga akhirnya menjadi ciri khas dari koleksinya tahun ini.
"Karena kalau sekarang mau pakai seribu warna, kilau-kilaunya semuanya terlihat sama dengan foto," ujarnya.
Tidak hanya mengeluarkan koleksi terbaru dari lini Itang Yunasz saja, ia juga sudah mengeluarkan koleksi Ramadan dan Lebaran untuk lini "Kamilaa" dan "Preview". Itang mengaku bahwa ia belajar dari pengalaman, karena tahun sebelumnya ia sedikit terlambat dalam mengeluarkan koleksi Idul Fitri.
Untuk harga, Itang tidak menaikkan harga jual atau membuat promo untuk koleksinya. Ia menyebutkan harga berkisar Rp500 ribu, Rp3 juta hingga Rp9 juta.
DIAN PELANGI
Motif tie-dye atau jumputan masih jadi andalan Dian untuk koleki terbaru kali ini. Ia mengangkat tema Ramadan Rose dan Bohemian Bourgeois (bobo chic) untuk Ramadan dan Idul Fitri 2013.Kunjungannya ke Paris, Perancis saat musim semi beberapa waktu lalu sangat menginspirasinya.
Bunga-bunga yang bermekaran di kota mode itu diterjemahkan secara unik oleh Dian. Kerudung dibuat ekstravaganza, ia menyebutnya gaya bobo chic. Dipadukan dengan gaun panjang beraksen drapery atau juntaian.
Dian bercerita kalau koleksinya ini ditujukan untuk perempuan yang berjiwa muda. Permainan motif warna jumputan dijadikan detail pemanis di tengah dominasi bahan yang berwarna putih. Modelnya juga cukup stylish khas hijabers.
"Berupa gaun-gaun longgar, panjang. Beberapa juga bisa dipadukan dengan celana panjang. Ini cukup disukai anak muda dan tentunya mengikuti syariat," kata Dian kepada VIVAlife saat ditemui di butiknya kawasan Kemang.
Untuk gaya Bobo chic menurut Dian identik dengan hiasan di kepala, seperti turban atau headband. Untuk itu, ia mendesain gaya penutup kepala berupa bunga mawar raksasa. Ada juga koleksi hijab yang sederhana dengan warna gradasi.
"Untuk hijab ada yang modelnya cukup simple, tapi kali ini bermain pada gradasi warna. Jadi bisa dipadukan dengan banya busana," ungkap desainer berusia 22 tahun itu.
Dalam koleksi sebelumnya, Dian selalu berani bermain warna.Ia bisa menonjolkan warna oranye terang, hijau menyala, atau melakukan tabrak warna. Namun pada koleksi kali ini ia memilih tone warna pastel yang lembut. Warna lembut tersebut juga dipadukan dengan bahan yang ringan.
Jenis bahan yang digunakan, didominasi oleh chiffon crab dan tetron. Bahan tersebut dipilih dengan alasan karena teksturnya yang halus, tidak mudah kusut dan harganya terjangkau. Kemudahan perawatan juga jadi pertimbangan penting.
"Biasanya kita banyak kunjungan keluarga, tentu gak mau baju cepat kusut, belum lagi si mbak sedang mudik harus cuci baju sendiri. Ini juga jadi aku pertimbangkan, praktis merawatnyatapi tetap tampil gaya," ujar desainer lulusan Esmod itu.
Total ada 20 koleksi busana yang ia keluarkan untuk edisi Ramadan dan Idul Fitri. Detail drapery memang sangat menonjol di koleksi kali ini.Cuttingnya cukup rumit. Dian terlihat berusaha mengawinkan motif jumputan, detail drapery dengan cutting yang nyeleneh.
Hasilnya, gaun berpotongan unik yang tampak nyaman untuk digunakan saat Idul Fitri. Koleksi Ramadan Rose dipersiapkan Dian selama 3 bulan, mulai dari desain sampling hingga produksi.
Ia memang menargetkan tiap tahunnya mengeluarkan dua koleksi terbaru, dan satu koleksi Ramadan. Soal harga, koleksi ini mulai dari Rp200 ribu hingga Rp500 ribu.
RIA MIRANDA
DREAM, jadi tajuk koleksi busana rancangan Ria Miranda untuk Ramadan dan Idul Fitri 2013. Rancangannya cenderung simple dan lembut. Model kaftan masih jadi andalan Ria, tapi ia berusaha membuatnya berkesan lebih segar dengan menggunakan warna-warna pastel.
"Warna mendominasi warna putih dan pastel yang lembut. Antisipasi orang yang bosan menggunakan warna putih untuk busana muslim bisa memilih warna pastel," ujar desainer yang memiliki nama lengkap Indria Miranda ini kepada VIVAlife.
Warna-warna hijau, creme, pink dan cokelat tampak dalam koleksi busana namun semuanya dengan tone warna pastel. Pilihan bahan chiffon masih mendominasi koleksinya kali ini. Bahan tersebut memang cukup ringan namun berkesan elegan.
Sebagai detail, sentuhan drapery dan layer pada kaftan yang lalu dirancang dalam bentuk gaun.Ria mengungkap kalau gaun tersebut sangat pas untuk dikenakan pada hari pertama Idul Fitri. Ada juga koleksi kasual berupa kemeja dan celana panjang.
Potongan lengan pada gaun kaftan cukup unik, ala bohemian. Detailnya berupa kerut-kerutan. Bisa dibilang ini merupakan kekhasan rancangan Ria Miranda.
"Ada yang bilang koleksi kita namanya kaftan kerut, tahun lalu kita menamakannya dengan kaftan serut," ujar Ria.
Ciri khas lainnya dari koleksi Ramadan kali adalah motfi-motif print, yang saat ini memang banyak diminati dan berkembang jadi tren. Motif di koleksi Ria dikembangkan sendiri oleh tim khusus selama satu bulan.
"Kita sengaja buat motif print sendiri, direct to garment. Motif-motif ini memiliki arti tersendiri pada setiap simbolnya," ungkap Ria.
Proses pembuatan koleksi memakan waktu sekitar tiga bulan. Pemilihan model busana sendiri, ada yang resmi dan kasual berdasarkan pengalaman Ria setiap tahunnya.
"Lebih ke pengalaman pribadi dalam menyambut lebaran. Tradisi kita kan ada dua kali Lebaran. Hari pertama selesai solat Ied maaf-maafan kita biasa pakai dress atau kaftan. Sedangkan untuk silaturahim lebih pada busana kasual," ujarnya.
Jumlah koleksi Dream memang tak begitu banyak, harganya sendiri mulai dari Rp400 ribu hingga Rp675 ribu. Ada bocoran dari Ria. Ia ternyata akan mengeluarkan lagi koleksi busana terbarunya "Solum" di pertengahan Ramadan nanti.