JAKARTA--MIOL: Selama dua hari atau sejak Operasi pasar (OP) beras tanpa batas ditetapkan, telah menurunkan harga IR 64 III (kualitas medium) rata-rata Rp500/kg hingga Rp1.000/kg.
Roesdi Syah, pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang (PIC) yang ditemui Media Indonesia, Kamis (15/2), mengatakan seharusnya sejak awal pedagang PIC dilibatkan dalam OP beras. Sebab PIC barometer pergerakan harga nasional. Transaksi dilakukan secara terbuka dan transparan. Penjual dan pembeli membawa beras dan langsung dilakukan tawar menawar di tempat.
"Kalau tidak cocok (kualitasnya), kita tidak akan mau lagi beli darinya. Dalam pelaksanaan OP selama dua hari ini, harga beras kualitas Bulog turun sampai Rp1.000/kg. Dari Rp5.200 menjadi Rp4.400/kg," tegas Roesdi.
Pemilik PD HH Juhro ini, memperkirakan, besok (Jumat) harga bisa turun lagi menjadi Rp4.200/kg. Apalagi kalau PIC terus ada OP, tidak dalam waktu lama harga beras turun lagi mencapai Rp4.000.
"Tadi ada empat truk beras dari Tegal dan Sragen ke PIC dan balik lagi karena tidak ada yang beli. Kita tawar Rp4.400/kg mereka tidak mau. Lha!! Ngapain sebab beras OP dari Bulog hanya Rp3.550/kg. Kalau PIC di ?bom? 1.000 ton/hari harga pasti turun," kata Roesdi.
Ida Haryani, pedagang beras PD Ida mengakui adanya penurunan harga beras kualitas medium. Penurunannya berkisar antara Rp200 hingga Rp500/kg. Tapi kata dia, masyarakat harus diingatkan, penurunan paling cepat beras IR 64 III atau beras setara kualitas Bulog yang banyak dikomsumsi masyarakat.
"Kalau Rojolele dan kualitas satu tidak terlalu berarti turunnya," kata Ida.
Harga tebus beras OP dari Bulog oleh pedagang di PIC Rp3.550/kg. Namun mereka berkewajiban memasang spanduk beras OP Bulog dan menjualnya Rp3.700/kg. Mereka dibatasi membeli maksimal lima ton setiap pedagang.
Dirut PT Food Station Tjipinang Jaya Sjamsul Hilataha, pengelola PIC menyebutkan, ada 600 pedagang yang mendapat jatah beras OP Bulog. Setiap pedagang diwajibkan menandatangani surat pernyataan yang isinya telah memiliki SIUP, lunas PBB 2006, surat izin pemakaian tempat dan memakai karung dengan merk (logo) Bulog.
"Dengan surat pernyataan itu kalau mereka melanggar kita tindak tegas. Minimal dihentikan suplai beras OP-nya dan dituntut pidana karena kasus penipuan. Kita sudah kerja sama dengan kepolisian," kata Sjamsul,
Direktur Operasional Perum Bulog Bambang Budi Prasetyo menegaskan, karung beras untuk operasi pasar diwajibkan menggunakan karung bermerk Bulog. Selain itu pedagang beras yang mengajukan untuk OP, akan dikirimkan langsung. Bulog tidak melayani delivery order (DO) beras OP. Sebab berdasarkan pengalaman, jika dengan OP yang keluar masuk DO atau kertasnya saja. Barangnya (beras) tetap di gudang Bulog.
"Ini hanya menguntungkan segelintir orang. Berasnya tetap di gudang harga tidak terkoreksi. Beras diantarkan juga untuk meminimalisir kecurangan seperti mengganti karung dengan merk lain," kata Bambang.
Dari data perkembangan beras di PIC, diketahui harga beras IR 64 III rata-rata mengalami penurunan sebesar Rp300/kg. Pada 12 Februari harga mencapai Rp5.350/kg, Kamis, harga turun menjadi Rp5.000.
Untuk kualitas bagus/atas, seperti Cianjur Kepala harga tetap bertahan Rp6.900/kg. Begitupun dengan Cianjur Slyp masih Rp6.750, Saigon tetap Rp6.100, Setra juga tetap Rp6.750. Harga ini mulai naik sejak 8 Februari, kenaikannya rata-rata Rp500/kg. (Faw/OL-02).
Roesdi Syah, pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang (PIC) yang ditemui Media Indonesia, Kamis (15/2), mengatakan seharusnya sejak awal pedagang PIC dilibatkan dalam OP beras. Sebab PIC barometer pergerakan harga nasional. Transaksi dilakukan secara terbuka dan transparan. Penjual dan pembeli membawa beras dan langsung dilakukan tawar menawar di tempat.
"Kalau tidak cocok (kualitasnya), kita tidak akan mau lagi beli darinya. Dalam pelaksanaan OP selama dua hari ini, harga beras kualitas Bulog turun sampai Rp1.000/kg. Dari Rp5.200 menjadi Rp4.400/kg," tegas Roesdi.
Pemilik PD HH Juhro ini, memperkirakan, besok (Jumat) harga bisa turun lagi menjadi Rp4.200/kg. Apalagi kalau PIC terus ada OP, tidak dalam waktu lama harga beras turun lagi mencapai Rp4.000.
"Tadi ada empat truk beras dari Tegal dan Sragen ke PIC dan balik lagi karena tidak ada yang beli. Kita tawar Rp4.400/kg mereka tidak mau. Lha!! Ngapain sebab beras OP dari Bulog hanya Rp3.550/kg. Kalau PIC di ?bom? 1.000 ton/hari harga pasti turun," kata Roesdi.
Ida Haryani, pedagang beras PD Ida mengakui adanya penurunan harga beras kualitas medium. Penurunannya berkisar antara Rp200 hingga Rp500/kg. Tapi kata dia, masyarakat harus diingatkan, penurunan paling cepat beras IR 64 III atau beras setara kualitas Bulog yang banyak dikomsumsi masyarakat.
"Kalau Rojolele dan kualitas satu tidak terlalu berarti turunnya," kata Ida.
Harga tebus beras OP dari Bulog oleh pedagang di PIC Rp3.550/kg. Namun mereka berkewajiban memasang spanduk beras OP Bulog dan menjualnya Rp3.700/kg. Mereka dibatasi membeli maksimal lima ton setiap pedagang.
Dirut PT Food Station Tjipinang Jaya Sjamsul Hilataha, pengelola PIC menyebutkan, ada 600 pedagang yang mendapat jatah beras OP Bulog. Setiap pedagang diwajibkan menandatangani surat pernyataan yang isinya telah memiliki SIUP, lunas PBB 2006, surat izin pemakaian tempat dan memakai karung dengan merk (logo) Bulog.
"Dengan surat pernyataan itu kalau mereka melanggar kita tindak tegas. Minimal dihentikan suplai beras OP-nya dan dituntut pidana karena kasus penipuan. Kita sudah kerja sama dengan kepolisian," kata Sjamsul,
Direktur Operasional Perum Bulog Bambang Budi Prasetyo menegaskan, karung beras untuk operasi pasar diwajibkan menggunakan karung bermerk Bulog. Selain itu pedagang beras yang mengajukan untuk OP, akan dikirimkan langsung. Bulog tidak melayani delivery order (DO) beras OP. Sebab berdasarkan pengalaman, jika dengan OP yang keluar masuk DO atau kertasnya saja. Barangnya (beras) tetap di gudang Bulog.
"Ini hanya menguntungkan segelintir orang. Berasnya tetap di gudang harga tidak terkoreksi. Beras diantarkan juga untuk meminimalisir kecurangan seperti mengganti karung dengan merk lain," kata Bambang.
Dari data perkembangan beras di PIC, diketahui harga beras IR 64 III rata-rata mengalami penurunan sebesar Rp300/kg. Pada 12 Februari harga mencapai Rp5.350/kg, Kamis, harga turun menjadi Rp5.000.
Untuk kualitas bagus/atas, seperti Cianjur Kepala harga tetap bertahan Rp6.900/kg. Begitupun dengan Cianjur Slyp masih Rp6.750, Saigon tetap Rp6.100, Setra juga tetap Rp6.750. Harga ini mulai naik sejak 8 Februari, kenaikannya rata-rata Rp500/kg. (Faw/OL-02).