Administrator
Administrator
Bagaimanakah kita memandang bangsa kita masa kini dan mendatang? Dari segi ekonomi mungkin negara kita menuju kemajuan yang sangat pesat. Data dan angka-angka memang menunjukkan pandangan optimisme itu.Bahkan Indonesia diperkirakan akan menjadi macan ekonomi Asia bersama China dan India.
Namun pada sisi lain kita dapat melihat bangsa Indonesia dengan kacamata pesimisme. Indonesia nampak serba suram dan kelam. Masa kini sudah tidak bisa kita bedakan lagi mana yang disebut pagar dan mana yang disebut tanaman yang dimakan pagar. Ada pagar memakan pagar, ada tanaman memakan sesamanya. Satu sama lain saling memakan.
Sudah terbiasa mata yang lugu ini melihat penegak hukum yang justru melanggar hukum, ketika orang tua renta memungut beberapa buah coklat lantas dihukum.
Ada oknum hukum yang menjual produk vonis dengan suap. Petugas polisi yang menjual otoritasnya dengan penambahan angka di rekeningnya beberapa digit nol.
Akan jadi apakah negeri ini bila telah menjalar oknum aparat hukum dan keamanan yang dengan secara individu maupun kesatuan melakukan konspirasi terhadap suatu kebenaran demi membenarkan diri yang menguntungkan. Apakah akan terhapus kejahatan hanya karena menutupinya dengan opini dan isu prestasi yang diusung dan dibesar-besarkan? Seperti isu pembongkaran markus lantas dibelokkan dengan isu terorisme yang seharusnya sudah tutup buku.
Akibat dari semua itu timbullah sikap apatis dan krisis kepercayaan terhadap aparat. Ketidakpercayaan itu tercermin dari perilaku negatif atau menyimpang dalam masyarakat.
Tapi meski demikian, masih ada pula yang memiliki keyakinan. Masih ada secercah harapan itu tersimpan dan tersembunyi. Meraka masih memiliki rasa risih dengan tindakan serakah para oknum. Mereka masih memiliki optimisme dan solidaritas yang tinggi untuk dapat membangun kembali bangsa yang sudah rapuh ini. Mereka itu adalah masyarakat indonesiaindonesia.com yang akan menyongsong Indonesia yang lebih cerah dan maju.
Namun pada sisi lain kita dapat melihat bangsa Indonesia dengan kacamata pesimisme. Indonesia nampak serba suram dan kelam. Masa kini sudah tidak bisa kita bedakan lagi mana yang disebut pagar dan mana yang disebut tanaman yang dimakan pagar. Ada pagar memakan pagar, ada tanaman memakan sesamanya. Satu sama lain saling memakan.
Sudah terbiasa mata yang lugu ini melihat penegak hukum yang justru melanggar hukum, ketika orang tua renta memungut beberapa buah coklat lantas dihukum.
Ada oknum hukum yang menjual produk vonis dengan suap. Petugas polisi yang menjual otoritasnya dengan penambahan angka di rekeningnya beberapa digit nol.
Akan jadi apakah negeri ini bila telah menjalar oknum aparat hukum dan keamanan yang dengan secara individu maupun kesatuan melakukan konspirasi terhadap suatu kebenaran demi membenarkan diri yang menguntungkan. Apakah akan terhapus kejahatan hanya karena menutupinya dengan opini dan isu prestasi yang diusung dan dibesar-besarkan? Seperti isu pembongkaran markus lantas dibelokkan dengan isu terorisme yang seharusnya sudah tutup buku.
Akibat dari semua itu timbullah sikap apatis dan krisis kepercayaan terhadap aparat. Ketidakpercayaan itu tercermin dari perilaku negatif atau menyimpang dalam masyarakat.
Tapi meski demikian, masih ada pula yang memiliki keyakinan. Masih ada secercah harapan itu tersimpan dan tersembunyi. Meraka masih memiliki rasa risih dengan tindakan serakah para oknum. Mereka masih memiliki optimisme dan solidaritas yang tinggi untuk dapat membangun kembali bangsa yang sudah rapuh ini. Mereka itu adalah masyarakat indonesiaindonesia.com yang akan menyongsong Indonesia yang lebih cerah dan maju.
