Kalina
Moderator
Media Lokal Sebut Upaya Pembunuhan Wakil Presiden
BAGHDAD - Polisi Iraq menduga orang dalam terlibat pada kasus ledakan bom yang hampir menewaskan Wapres Iraq Adel Abdul-Mahdi di gedung Departemen Pekerjaan Umum Senin lalu. Hingga kemarin penyelidikan intern terus berlangsung.
"Kini 35 pegawai Departemen Pekerjaan Umum diinterogasi petugas Departemen Dalam Negeri. Yang diperiksa sebagian besar petugas keamanan dan pengawal Wapres," kata salah seorang penyidik kemarin. Menurut dia, investigasi cenderung difokuskan pada cara pelaku menyembunyikan bom di plafon gedung. Diduga pegawai departemenlah yang menyelundupkan bahan peledak berkekuatan tinggi tersebut.
Dugaan keterlibatan orang dalam kian kuat karena sehari sebelum kunjungan Wapres, gedung disterilkan dari pengunjung. "Sehari sebelumnya para pegawai Departemen Pekerjaan Umum sudah diberi tahu tentang kedatangan Wapres. Jadi, siapa pun yang menyembunyikan bom di plafon tahu persis Wapres akan hadir," kata salah seorang pejabat keamanan. Media Iraq menyebut insiden Senin lalu itu sebagai upaya percobaan pembunuhan terhadap Wapres.
Selain menginterogasi petugas keamanan Departemen Pekerjaan Umum dan pengawal Wapres, polisi sudah menangkap seorang tersangka. "Penangkapan dilakukan berdasar rekaman gambar dalam kamera petugas keamanan," ujar ajudan Mahdi. Namun, ajudan yang enggan disebut namanya itu tidak bersedia memberikan keterangan lebih rinci tentang penangkapan tersebut, termasuk ciri fisik tersangka.
Kemarin Mahdi sudah beraktivitas seperti biasa. Kendati sempat dilarikan ke klinik medis, Wapres Syiah itu tidak terluka serius. Dia hanya terluka di kaki setelah tersungkur saat bom meledak. Menteri Pekerjaan Umum Riyad Ghraib juga terluka dalam insiden tersebut. Sedikitnya lima orang yang hadir dalam acara Senin lalu itu tewas.
Sementara itu, serangkaian insiden di Iraq kemarin menewaskan sedikitnya 22 orang. Mula-mula sebuah bom bunuh diri meledak di kawasan utara Mosul. Ledakan yang menewaskan sejumlah polisi itu berasal dari truk yang ditabrakkan ke kantor polisi Sheikh Fathi. "Ledakan meluluhlantakkan kantor polisi. Nyaris tidak ada yang tersisa. Sedikitnya enam polisi tewas," kata Kolonel Aidan al-Jubouri. Sedikitnya 25 orang lain, termasuk warga sipil, terluka.
Tak lama kemudian, sebuah bom meledak di Restoran Kabab Abu Ali. Bom itu dari sebuah tas plastik yang tampaknya sengaja diletakkan di restoran yang sedang ramai tersebut. Sedikitnya tiga orang tewas dan 13 lainnya terluka. Bersamaan dengan itu, serangan bom bunuh diri di area restoran dan penjual es krim menewaskan lima orang.
Dari Jordania, Presiden Iraq Jalal Talabani dilaporkan masih berada di King Hussein Medical Center di Amman. Belum ada tes kesehatan lain yang dijadwalkan untuknya sejauh ini. "Kondisinya cukup baik. Dia sadar dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Dubes Iraq Saad al-Hayyani. Menepis rumor yang beredar, dokter pribadi Talabani, dr Yedkar Hikmat, menyatakan kepala negara Iraq itu tidak menderita penyakit jantung.
BAGHDAD - Polisi Iraq menduga orang dalam terlibat pada kasus ledakan bom yang hampir menewaskan Wapres Iraq Adel Abdul-Mahdi di gedung Departemen Pekerjaan Umum Senin lalu. Hingga kemarin penyelidikan intern terus berlangsung.
"Kini 35 pegawai Departemen Pekerjaan Umum diinterogasi petugas Departemen Dalam Negeri. Yang diperiksa sebagian besar petugas keamanan dan pengawal Wapres," kata salah seorang penyidik kemarin. Menurut dia, investigasi cenderung difokuskan pada cara pelaku menyembunyikan bom di plafon gedung. Diduga pegawai departemenlah yang menyelundupkan bahan peledak berkekuatan tinggi tersebut.
Dugaan keterlibatan orang dalam kian kuat karena sehari sebelum kunjungan Wapres, gedung disterilkan dari pengunjung. "Sehari sebelumnya para pegawai Departemen Pekerjaan Umum sudah diberi tahu tentang kedatangan Wapres. Jadi, siapa pun yang menyembunyikan bom di plafon tahu persis Wapres akan hadir," kata salah seorang pejabat keamanan. Media Iraq menyebut insiden Senin lalu itu sebagai upaya percobaan pembunuhan terhadap Wapres.
Selain menginterogasi petugas keamanan Departemen Pekerjaan Umum dan pengawal Wapres, polisi sudah menangkap seorang tersangka. "Penangkapan dilakukan berdasar rekaman gambar dalam kamera petugas keamanan," ujar ajudan Mahdi. Namun, ajudan yang enggan disebut namanya itu tidak bersedia memberikan keterangan lebih rinci tentang penangkapan tersebut, termasuk ciri fisik tersangka.
Kemarin Mahdi sudah beraktivitas seperti biasa. Kendati sempat dilarikan ke klinik medis, Wapres Syiah itu tidak terluka serius. Dia hanya terluka di kaki setelah tersungkur saat bom meledak. Menteri Pekerjaan Umum Riyad Ghraib juga terluka dalam insiden tersebut. Sedikitnya lima orang yang hadir dalam acara Senin lalu itu tewas.
Sementara itu, serangkaian insiden di Iraq kemarin menewaskan sedikitnya 22 orang. Mula-mula sebuah bom bunuh diri meledak di kawasan utara Mosul. Ledakan yang menewaskan sejumlah polisi itu berasal dari truk yang ditabrakkan ke kantor polisi Sheikh Fathi. "Ledakan meluluhlantakkan kantor polisi. Nyaris tidak ada yang tersisa. Sedikitnya enam polisi tewas," kata Kolonel Aidan al-Jubouri. Sedikitnya 25 orang lain, termasuk warga sipil, terluka.
Tak lama kemudian, sebuah bom meledak di Restoran Kabab Abu Ali. Bom itu dari sebuah tas plastik yang tampaknya sengaja diletakkan di restoran yang sedang ramai tersebut. Sedikitnya tiga orang tewas dan 13 lainnya terluka. Bersamaan dengan itu, serangan bom bunuh diri di area restoran dan penjual es krim menewaskan lima orang.
Dari Jordania, Presiden Iraq Jalal Talabani dilaporkan masih berada di King Hussein Medical Center di Amman. Belum ada tes kesehatan lain yang dijadwalkan untuknya sejauh ini. "Kondisinya cukup baik. Dia sadar dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Dubes Iraq Saad al-Hayyani. Menepis rumor yang beredar, dokter pribadi Talabani, dr Yedkar Hikmat, menyatakan kepala negara Iraq itu tidak menderita penyakit jantung.