Mrs_Sumart1
New member
Tidak mudah bagi orang Kristen berada di tengah masa transisi karena keadaaan
tidak normal dan sistem hukum tidak jalan semestinya sehingga orang Kristen
sering dijadikan korban atau kambing hitam persoalan. Untuk itu, umat harus
bersatu dengan cara semua kelompok harus duduk bersama untuk berdoa, mengupas
persoalan, bersikap, dan bertindak secara bersama, satu tubuh, seperti tubuh
Kristus. Di bawah ini, wawancara Sinar Harapan dengan mantan Ketua PGI, Pendeta
(Emiritus) Natan Setiabudi.
Mengapa sampai sekarang konflik antaragama tidak dapat diselesaikan?
Karena sampai sekarang penyebab utama atau dalang dari berbagai kekerasan yang
terjadi termasuk konflik yang mengadu domba antarumat beragama tidak terekspos.
Sangat sulit untuk dibilang tidak ada, tetapi tidak mudah mengekspos siapa di
balik semua itu. Masalah tidak kunjung selesai. Satu saat reda, tapi nanti
timbul lagi dalam bentuk-bentuk berbeda. Ini semua karena elite politik dan
ekonomi ikut bermain dan setiap persoalan dan negara tidak bisa mengungkapnya.
Siapa sebenarnya dalang semua ini?
Dalangnya bisa dirunut ke belakang. Dalam peristiwa 21 Mei 1998, yang sangat
historis dan luar biasa, setelah ditekan selama lebih dari 30 tahun terjadilah
ledakan-ledakan perlawanan yang mendorong penguasa yang menindas mundur.
Tapi rupanya, ledakan itu tidak selesai saat itu juga. Potensi-potensi ledakan
itu sampai saat ini bahkan memberi kesempatan pada mereka yang dulunya
dilengserkan untuk ikut bermain lagi untuk sengaja melanjutkan menciptakan
ledakan-ledakan ketidakpuasan baru. Tidak hanya mereka, tetapi ada berbagai
kepentingan lain yang ikut bermain menunggangi ledakan-ledakan yang terjadi
seakrang. Tidak hanya satu kelompok, tetapi beberapa kelompok yang saling
mengambil keuntungan.
Apa kepentingan mereka?
Jelas, menghindari tuntutan pengadilan HAM dan korupsi yang dituntut oleh
demokratisasi dan reformasi. Unsurnya bisa sipil atau non-sipil. Dalam sejarah,
mereka pernah berkuasa. Yang kedua adalah yang berkepentingan ekonomi dan
politik. Dan yang ketiga adalah kepentingan ideologi agama yang ditafsirkan
secara radikal.
Apa benar pihak asing juga ikut bermain dalam berbagai konflik ini?
Dari dulu pihak asing sudah bermain di Indonesia, karena globalisasi,
batas-batas negara menjadi longgar. Tidak mungkin kepentingan nasional tidak
berkaitan dengan kepentingan politik global pada saat ini. Pada zaman perang
dingin, Soeharto adalah alat blok Amerika untuk melawan komunis. Setelah
Komunis di Rusia dianggap sudah runtuh, Soeharto dibiarkan jatuh.
Saat ini kepentingan siapa?
Saat ini karena adikuasa hanya satu, paling mungkin adalah keterlibatan terkuat
adalah Amerika. Dalam soal ekonomi sudah dapat dilihat bagaimana WTO, WB, dan
IMF adalah perpanjangan tangan kepentingan Amerika terhadap Indonesia.
Katanya ekonomi Indonesia membaik, yang pasti rakyat segera menjadi miskin.
Semuanya adalah untuk menguntungkan bisnis Amerika juga. BBM dinaikkan katanya
akan memperbaiki ekonomi Indonesia, tetapi untuk elit politik saja. Amerika
diuntungkan karena bisa bertransaksi dengan Indonesia. Elite bisnis dan politik
saja yang untung di Indonesia
Bagaimana pengaruh Amerika terhadap Indonesia dalam kampanye antiteroris?
Semua pihak yang beradab tidak akan membenarkan terorisme. Orang Islam juga
tidak setuju dengan bom bunuh diri. Bom bunuh diri di Palestina berbeda dengan
di Indonesia. Di Palestina adalah untuk perjuangan melawan penindasan Israel,
sedangkan di Indonesia adalah bagian dari persekongkolan dalam kepentingan
politik global. Saya yakin terorisme tidak memperjuangkan Islam. Kecuali
mungkin sekelompok yang atas nama memperjuangkan syariah Islam digunakan untuk
membangun konflik dan kekerasan. Mereka tidak mungkin membesar kalau tidak ada
kerja sama dengan kelompok-kelompok yang punya kepentingan politik ekonomi
tadi. Mereka lebih mungkin dipakai.
tidak normal dan sistem hukum tidak jalan semestinya sehingga orang Kristen
sering dijadikan korban atau kambing hitam persoalan. Untuk itu, umat harus
bersatu dengan cara semua kelompok harus duduk bersama untuk berdoa, mengupas
persoalan, bersikap, dan bertindak secara bersama, satu tubuh, seperti tubuh
Kristus. Di bawah ini, wawancara Sinar Harapan dengan mantan Ketua PGI, Pendeta
(Emiritus) Natan Setiabudi.
Mengapa sampai sekarang konflik antaragama tidak dapat diselesaikan?
Karena sampai sekarang penyebab utama atau dalang dari berbagai kekerasan yang
terjadi termasuk konflik yang mengadu domba antarumat beragama tidak terekspos.
Sangat sulit untuk dibilang tidak ada, tetapi tidak mudah mengekspos siapa di
balik semua itu. Masalah tidak kunjung selesai. Satu saat reda, tapi nanti
timbul lagi dalam bentuk-bentuk berbeda. Ini semua karena elite politik dan
ekonomi ikut bermain dan setiap persoalan dan negara tidak bisa mengungkapnya.
Siapa sebenarnya dalang semua ini?
Dalangnya bisa dirunut ke belakang. Dalam peristiwa 21 Mei 1998, yang sangat
historis dan luar biasa, setelah ditekan selama lebih dari 30 tahun terjadilah
ledakan-ledakan perlawanan yang mendorong penguasa yang menindas mundur.
Tapi rupanya, ledakan itu tidak selesai saat itu juga. Potensi-potensi ledakan
itu sampai saat ini bahkan memberi kesempatan pada mereka yang dulunya
dilengserkan untuk ikut bermain lagi untuk sengaja melanjutkan menciptakan
ledakan-ledakan ketidakpuasan baru. Tidak hanya mereka, tetapi ada berbagai
kepentingan lain yang ikut bermain menunggangi ledakan-ledakan yang terjadi
seakrang. Tidak hanya satu kelompok, tetapi beberapa kelompok yang saling
mengambil keuntungan.
Apa kepentingan mereka?
Jelas, menghindari tuntutan pengadilan HAM dan korupsi yang dituntut oleh
demokratisasi dan reformasi. Unsurnya bisa sipil atau non-sipil. Dalam sejarah,
mereka pernah berkuasa. Yang kedua adalah yang berkepentingan ekonomi dan
politik. Dan yang ketiga adalah kepentingan ideologi agama yang ditafsirkan
secara radikal.
Apa benar pihak asing juga ikut bermain dalam berbagai konflik ini?
Dari dulu pihak asing sudah bermain di Indonesia, karena globalisasi,
batas-batas negara menjadi longgar. Tidak mungkin kepentingan nasional tidak
berkaitan dengan kepentingan politik global pada saat ini. Pada zaman perang
dingin, Soeharto adalah alat blok Amerika untuk melawan komunis. Setelah
Komunis di Rusia dianggap sudah runtuh, Soeharto dibiarkan jatuh.
Saat ini kepentingan siapa?
Saat ini karena adikuasa hanya satu, paling mungkin adalah keterlibatan terkuat
adalah Amerika. Dalam soal ekonomi sudah dapat dilihat bagaimana WTO, WB, dan
IMF adalah perpanjangan tangan kepentingan Amerika terhadap Indonesia.
Katanya ekonomi Indonesia membaik, yang pasti rakyat segera menjadi miskin.
Semuanya adalah untuk menguntungkan bisnis Amerika juga. BBM dinaikkan katanya
akan memperbaiki ekonomi Indonesia, tetapi untuk elit politik saja. Amerika
diuntungkan karena bisa bertransaksi dengan Indonesia. Elite bisnis dan politik
saja yang untung di Indonesia
Bagaimana pengaruh Amerika terhadap Indonesia dalam kampanye antiteroris?
Semua pihak yang beradab tidak akan membenarkan terorisme. Orang Islam juga
tidak setuju dengan bom bunuh diri. Bom bunuh diri di Palestina berbeda dengan
di Indonesia. Di Palestina adalah untuk perjuangan melawan penindasan Israel,
sedangkan di Indonesia adalah bagian dari persekongkolan dalam kepentingan
politik global. Saya yakin terorisme tidak memperjuangkan Islam. Kecuali
mungkin sekelompok yang atas nama memperjuangkan syariah Islam digunakan untuk
membangun konflik dan kekerasan. Mereka tidak mungkin membesar kalau tidak ada
kerja sama dengan kelompok-kelompok yang punya kepentingan politik ekonomi
tadi. Mereka lebih mungkin dipakai.