MASIH ingat nama Dulmatin, tersangka utama Bom Bali I yang hingga kini mejadi buron? Lama tak terengar kabarnya, kini gembong teroris itu tewas dalam baku tembak di Pulau Sulu, Filipina.
Harian Phillipines Star memberitakan bahwa tewas dalam bentrokan senjata antara pihak militer Filipina dengan militan Abu Sayyaf yang terjadi pada 16 Januari lalu.
Melarikan Diri
Pada Januari 2005, buron tersebut melarikan diri ke Filipina setelah melakukan aksi bom di Bali pada 2002. Saat itu menewaskan 200 orang. Dulmatin pernah dikabarkan tewas dalam serangan di Pulau Jolo, Filipina. Namun, berita itu ternyata tidak terbukti kebenarannya.
Ya, Dulmatin, sebagaimana Noordin M Top memang terkenal licin. Setelah dinyatakan terlibat kasus bom Bali yang menewaskan 202 orang, Dulmatin lolos dari kejaran polisi Indonesia. Menurut Ali Imron, terpidana seumur hidup pada kasus yang sama, Dulmatin bertugas meracik dan merakit bom berbahan antara lain potasium florat, belerang, dan bubuk aluminium.
Dulmatin dikenal sebagai pria kurus dengan tinggi badan 174 sentimeter. Ia lahir di Desa Petarukan, Pemalang pada 1970, sebagai anak keempat dari lima bersaudara putra pasangan Usman (almarhum) dan Masriyati. Semasa SMP, Dulmatin tinggal di rumah Haji Sofi, kakeknya, di sebuah perkampungan Arab di Pemalang.
Sejak kecil ia dikenal pintar. Ketika di SD ia selalu mendapatkan ranking satu. Di SMP, pria yang bernama asli Joko Pitono ini selalu mendapat nilai 8,5 untuk pelajaran elektro dan 9 untuk matematika. Prestasinya itu dilanjutkan hingga SMA. Setamat SMA pada 1992, Dulmatin merantau ke Malaysia. Pada 1995, ia pulang dan bekerja sebagai makelar mobil dan bertani. Ia juga mengganti namanya menjadi Amar Usman. Nama Usman diambilnya dari nama ayahnya yang telah tiada.
Harian Phillipines Star memberitakan bahwa tewas dalam bentrokan senjata antara pihak militer Filipina dengan militan Abu Sayyaf yang terjadi pada 16 Januari lalu.
Melarikan Diri
Pada Januari 2005, buron tersebut melarikan diri ke Filipina setelah melakukan aksi bom di Bali pada 2002. Saat itu menewaskan 200 orang. Dulmatin pernah dikabarkan tewas dalam serangan di Pulau Jolo, Filipina. Namun, berita itu ternyata tidak terbukti kebenarannya.
Ya, Dulmatin, sebagaimana Noordin M Top memang terkenal licin. Setelah dinyatakan terlibat kasus bom Bali yang menewaskan 202 orang, Dulmatin lolos dari kejaran polisi Indonesia. Menurut Ali Imron, terpidana seumur hidup pada kasus yang sama, Dulmatin bertugas meracik dan merakit bom berbahan antara lain potasium florat, belerang, dan bubuk aluminium.
Dulmatin dikenal sebagai pria kurus dengan tinggi badan 174 sentimeter. Ia lahir di Desa Petarukan, Pemalang pada 1970, sebagai anak keempat dari lima bersaudara putra pasangan Usman (almarhum) dan Masriyati. Semasa SMP, Dulmatin tinggal di rumah Haji Sofi, kakeknya, di sebuah perkampungan Arab di Pemalang.
Sejak kecil ia dikenal pintar. Ketika di SD ia selalu mendapatkan ranking satu. Di SMP, pria yang bernama asli Joko Pitono ini selalu mendapat nilai 8,5 untuk pelajaran elektro dan 9 untuk matematika. Prestasinya itu dilanjutkan hingga SMA. Setamat SMA pada 1992, Dulmatin merantau ke Malaysia. Pada 1995, ia pulang dan bekerja sebagai makelar mobil dan bertani. Ia juga mengganti namanya menjadi Amar Usman. Nama Usman diambilnya dari nama ayahnya yang telah tiada.