elbar
New member
SUKA bertingkah konyol, liar, dan hurahura. Itulah kesan yang sering menggelayuti publik Inggris menyangkut sikap keseharian Pangeran Harry dari Istana Buckingham.
Putra kedua Pangeran Charles dengan mendiang Putri Diana ini memang sering diidentikkan berkebalikan karakter dengan sang kakak, Pangeran William, yang terkenal tenang dan berkebangsawanan. Tak ayal, keliaran sang Pangeran berusia 22 tahun ini sering menjadi sasaran empuk pemberitaan tabloid-tabloid Inggris. Foto sang pangeran sering terpajang di media-media kuning,terutama saat keluar dari klub malam bersama pacarnya, Chelsy.
Tak hanya itu, pernah tingkah konyol pangeran muda ini saat mengenakan seragam Nazi dalam sebuah acara resmi kerajaan,juga mengundang perhatian fotografer media setempat. Namun seiring waktu, kesan liar cucu Ratu Elizabeth ini mulai terkikis,terutama sejak dia masuk akademi militer.Perubahan karakter itu terlihat ketika dia mulai tampak dewasa dan menunjukkan sikap ?kebangsawanan? yang dermawan. Dua tahun yang lalu misalnya,bersama William, Harry berhasil mengumpulkan uang sekitar 40 ribu pounds (sekitar Rp700 juta) untuk para korban selamat tsunami melalui pertandingan polo untuk amal.
Harry jugalah yang kini melanjutkan misi mendiang ibunya menolong mereka yang menderita HIV/AIDS melalui kerjakerja sosialnya.Tahun lalu dia sempat tinggal di Lesotho beberapa bulan untuk membantu para penderita HIV/AIDS. Kerja sosialnya ini dijadikan sebuah film dokumentasi yang mengharukan. Saat berada di Lesotho itu, Harry yang sudah tercatat sebagai taruna di Akademi Militer Sandhurst, ditanyai mengenai cita-citanya di masa depan. Waktu itu dengan tegas dia mengatakan, sebagai seorang prajurit, dia tidak mau diperlakukan berbeda.
?Kalau yang lain dikirim ke Irak misalnya, saya juga harus dikirim. Kalau mereka (militer Inggris) tidak bersedia mengirimkan saya, saya akan mendebatnya,?katanya kala itu. Kini keinginannya menjadi kenyataan. Pangeran yang dikenal sesama rekan prajurit sebagai Harry Wales itu akan menjadi pangeran pertama dalam 25 tahun terakhir ini, yang akan ditempatkan di medan perang.PM Inggris Tony Blair langsung menyambut putusan Angkatan Bersenjata Inggris menempatkan Harry di Irak ini dengan pujian.?Dia memang anak yang berani,?tukas Blair.
Para pejabat militer Inggris mengatakan, Harry tidak akan mendapatkan perlindungan khusus bergabung resimennya di Irak selama enam bulan. Sebelumnya sang paman, Pangeran Andrew, pernah ditugaskan di Perang Falkland (Malvinas) pada 1982.Sementara buyutnya, Raja George VI, sempat bertempur di Perang Dunia I. Kementerian Pertahanan Inggris menyebutkan, Harry, perwira muda berpangkat letnan dua, akan memimpin grup beranggotakan 12 orang yang akan ditugaskan pada empat tank Scimitar. Masing-masing tank akan berawak tiga orang, dan ini artinya tidak ada seorang pun yang akan memberikan penjagaan khusus kepada Harry.
Kementerian Pertahanan juga menyebutkan bahwa pihaknya sudah memiliki rencana seandainya terjadi hal buruk. Namun, rencana ini tentunya tidak bisa diungkapkan kepada publik. Sementara itu, keluarga Istana Buckingham pun dikabarkan sangat mendukung putusan mengirim Harry ke Irak
Putra kedua Pangeran Charles dengan mendiang Putri Diana ini memang sering diidentikkan berkebalikan karakter dengan sang kakak, Pangeran William, yang terkenal tenang dan berkebangsawanan. Tak ayal, keliaran sang Pangeran berusia 22 tahun ini sering menjadi sasaran empuk pemberitaan tabloid-tabloid Inggris. Foto sang pangeran sering terpajang di media-media kuning,terutama saat keluar dari klub malam bersama pacarnya, Chelsy.
Tak hanya itu, pernah tingkah konyol pangeran muda ini saat mengenakan seragam Nazi dalam sebuah acara resmi kerajaan,juga mengundang perhatian fotografer media setempat. Namun seiring waktu, kesan liar cucu Ratu Elizabeth ini mulai terkikis,terutama sejak dia masuk akademi militer.Perubahan karakter itu terlihat ketika dia mulai tampak dewasa dan menunjukkan sikap ?kebangsawanan? yang dermawan. Dua tahun yang lalu misalnya,bersama William, Harry berhasil mengumpulkan uang sekitar 40 ribu pounds (sekitar Rp700 juta) untuk para korban selamat tsunami melalui pertandingan polo untuk amal.
Harry jugalah yang kini melanjutkan misi mendiang ibunya menolong mereka yang menderita HIV/AIDS melalui kerjakerja sosialnya.Tahun lalu dia sempat tinggal di Lesotho beberapa bulan untuk membantu para penderita HIV/AIDS. Kerja sosialnya ini dijadikan sebuah film dokumentasi yang mengharukan. Saat berada di Lesotho itu, Harry yang sudah tercatat sebagai taruna di Akademi Militer Sandhurst, ditanyai mengenai cita-citanya di masa depan. Waktu itu dengan tegas dia mengatakan, sebagai seorang prajurit, dia tidak mau diperlakukan berbeda.
?Kalau yang lain dikirim ke Irak misalnya, saya juga harus dikirim. Kalau mereka (militer Inggris) tidak bersedia mengirimkan saya, saya akan mendebatnya,?katanya kala itu. Kini keinginannya menjadi kenyataan. Pangeran yang dikenal sesama rekan prajurit sebagai Harry Wales itu akan menjadi pangeran pertama dalam 25 tahun terakhir ini, yang akan ditempatkan di medan perang.PM Inggris Tony Blair langsung menyambut putusan Angkatan Bersenjata Inggris menempatkan Harry di Irak ini dengan pujian.?Dia memang anak yang berani,?tukas Blair.
Para pejabat militer Inggris mengatakan, Harry tidak akan mendapatkan perlindungan khusus bergabung resimennya di Irak selama enam bulan. Sebelumnya sang paman, Pangeran Andrew, pernah ditugaskan di Perang Falkland (Malvinas) pada 1982.Sementara buyutnya, Raja George VI, sempat bertempur di Perang Dunia I. Kementerian Pertahanan Inggris menyebutkan, Harry, perwira muda berpangkat letnan dua, akan memimpin grup beranggotakan 12 orang yang akan ditugaskan pada empat tank Scimitar. Masing-masing tank akan berawak tiga orang, dan ini artinya tidak ada seorang pun yang akan memberikan penjagaan khusus kepada Harry.
Kementerian Pertahanan juga menyebutkan bahwa pihaknya sudah memiliki rencana seandainya terjadi hal buruk. Namun, rencana ini tentunya tidak bisa diungkapkan kepada publik. Sementara itu, keluarga Istana Buckingham pun dikabarkan sangat mendukung putusan mengirim Harry ke Irak