Parpol Belum Berani Tegaskan Capres 2009

nurcahyo

New member
Parpol Belum Berani Tegaskan Capres 2009

Kapanlagi.com - Partai-partai politik memiliki mekanisme yang berbeda untuk menentukan calon presiden (capres) pada Pemilu 2009 dan mekanisme itu saat ini mulai dibahas di tingkat internal sehingga belum dapat disebutkan siapa tokoh yang akan diajukan.

Dalam dialektika demokrasi di Press Room DPR/MPR Jakarta, Jumat yang membahas tema "Mencari Sosok Pemimpin Bangsa 2009" belum ada nama yang dimunculkan secara tegas.

Dialektika menghadirkan pembicara Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait, ketua DPP PAN M Najib, fungsionaris DPP Partai Golkar Agun Gunanjar Sudarsa dan Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indoensia (LSI) Saiful Mujani.

Tokoh-tokoh partai tersebut baru menyebutkan kriteria dan mekanisme penetapan Capres 2009 dengan alasan bahwa penentuan mekanisme lebih penting daripada menyebut nama saat ini.

PDIP dan PAN akan menentukan capres melalui rakernas, sedangkan Golkar diusulkan tetap melanjutkan konvensi yang telah dijalankan sejak 2003 dan ditetapkan awal tahun 2004.

Maruarar Sirait mengungkapkan, PDIP memperoleh keberhasilan puncak pada Pemilu 1999 dengan meraih suara terbanyak namun gagal mempertahankannya pada Pemilu 2004 dan hanya meraih suara terbanyak kedua.

"Namun kegagalan tahun 2004 telah menumbuhkan semangat untuk 'merebut kembali' kemenangan pada pemilu 2009," kata Maruarar yang juga anggota Fraksi PDIP DPR RI.

PDIP menginginkan sosok pemimpin nasional mendatang adalah sosok pemimpin Bolivia yang berani menentang intervensi asing dan membangun kepercayaan sendiri untuk mengelola sumber daya alam yang dimiliki.

"Negara ini harus dikelola oleh pemimpin yang berani, termasuk berani mengambil risiko, sosok yang mengakui adanya pluralisme serta berani melakukan reformasi birokrasi," katanya.

Reformasi birkrasi sangat penting agar kebijakan pemerintah bisa mencapai sasaran. Saat ini kebijakan pemerintah sering mengalami hambatan dalam implementasi karena birokrasi.

"Reformasi politik di negeri ini sudah berjalan, namun persoalan utamanya kurang mendapat dukungan dari birokrasi," katanya.

Mengenai mekanisme penentuan capres, Maruarar menyatakan, mekanisme itu ada pada rakernas. Saat ini PDIP secara resmi belum menetapkan capres karena sedang menjaring aspirasi dari kader.

Maruarar mengakui, Megawati masih mungkin dicalonkan lagi, namun jika PDIP akan menetapkan lagi Megawati sebagai capres maka perhitungannya Mega harus dan diyakini menang.

"Calon harus `marketable`. Tak bisa hanya mau kita. Kalau kita calonkan lagi Ibu Mega, maka hitung-hitungannya Mega harus menang," katanya.

Nadjib juga mengemukakan, PAN secara resmi belum menentukan Capres 2006. Pada saatnya akan ditetapkan secara terbuka siapa yang akan dicalonkan. Bakal calonnya bisa beberapa orang, termasuk Sutrisno Bachir dan Amien Rais. Namun pada saatnya ditentukan satu orang sebagai calon.

Dia menyatakan, dalam menentukan sosok pemimpin, PAN akan melepaskan dari unsur primordialisme, seperti sipil-militer, Jawa-luar Jawa dan pengusaha-bukan pengusaha.

"Primordialisme tidak memberi keuntungan objektif bagi bangsa," katanya.

Kriteria terpenting yang menjadi `concern` PAN adalah komitmen memberantas korupsi dan menegakkan hukum.

Agun Gunanjar mengemukakan, pihaknya menginginkan tampilnya sosok pemimpin mendatang yang cerdas, berani dan jujur.

Melalui mekanismenya, Agun mengemukakan, saat ini masih terdapat tarik-menarik di internal Golkar mengenai perlu-tidaknya menyelenggarakan konvensi.

Menurut Agun, Golkar masih perlu menyelenggarakan konvensi walaupun akan ada penyesuaian tenis.
 
Back
Top