TANGERANG--MIOL: Pascabanjir, jumlah pasien yang menderita diare semakin meningkat di RSUD Tangerang. Akibatnya, ruang perawatan harus ditambah velbed (tempat tidur lipat), selain menyulap ruangan baru untuk pasien yang tidak kebagian tempat.
Berdasarkan pemantauan Media Indonesia di RSUD Tangerang, Selasa (13/2), penambahan tempat tidur itu terlihat di ruang-ruang yang dihuni para penderita penyakit diare, seperti Ruang Kemuning. Akibatnya, ruangan tersebut tampak sesak karena jarak antara tempat tidur satu dengan lainnya lumayan berdempetan.
"Anak kami, Angga, 2, baru masuk Senin (12/2) malam dan terpaksa tidur di velbeg karena tidak kebagian tempat," kata Siah, 30, warga Jalan Bagus Salam, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, yang ditemui saat sedang menjaga anaknya di Ruang Kemuning no 5 RSUD Tangerang.
Siah menjelaskan, baru memutuskan membawa anaknya ke RSUD Tangerang setelah tiga hari menderita penyakit diare. Itu dilakukan karena dorongan para tetangga yang meminta supaya anak keduanya tersebut cepat dirawat. "Saya tak segera membawa Angga ke RS karena tidak punya uang."
Untuk itu, tambah Siah, suaminya, Pengki, 35, sedang mengurus surat-surat guna mendapatkan kartu keluarga miskin (Gakin). Karena itu, kata dia, sang suami tidak ikut bersama di RS saat itu.
Royani, 36, yang juga sedang menjaga anaknya, Adelina, 3 bulan, yang dirawat di ruang Kemuning No 3, tidak berbeda jauh dengan Siah. Warga Kelurahan Poris Gaga Baru, Kecamatan Batu Ceper ini juga sudah merasa tenang. Soalnya, meski sempat menjadi korban banjir (rumahnya terendam air sekitar 60 Cm), ia merasa tenang karena surat Gakin yang diurusnya disetujui pihak RSUD.
Berdasarkan data RSUD Tangerang, tercatat sebanyak 29 orang penderita diare, sembilan orang dari Kabupaten Tangerang, 13 dari Kota Tangerang dan tujuh lainnya dari Jakarta Barat.
"Untuk korban diare ini kami sediakan tempat tidur tambahan sebanyak 60 unit yang dialokasikan di ruang-ruang pasien, dan ruang diklat dan beberapa ruang lainnya," kata Daryanto, Kepala Tata Usaha RSUD Tangerang.
Berdasarkan pemantauan Media Indonesia di RSUD Tangerang, Selasa (13/2), penambahan tempat tidur itu terlihat di ruang-ruang yang dihuni para penderita penyakit diare, seperti Ruang Kemuning. Akibatnya, ruangan tersebut tampak sesak karena jarak antara tempat tidur satu dengan lainnya lumayan berdempetan.
"Anak kami, Angga, 2, baru masuk Senin (12/2) malam dan terpaksa tidur di velbeg karena tidak kebagian tempat," kata Siah, 30, warga Jalan Bagus Salam, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, yang ditemui saat sedang menjaga anaknya di Ruang Kemuning no 5 RSUD Tangerang.
Siah menjelaskan, baru memutuskan membawa anaknya ke RSUD Tangerang setelah tiga hari menderita penyakit diare. Itu dilakukan karena dorongan para tetangga yang meminta supaya anak keduanya tersebut cepat dirawat. "Saya tak segera membawa Angga ke RS karena tidak punya uang."
Untuk itu, tambah Siah, suaminya, Pengki, 35, sedang mengurus surat-surat guna mendapatkan kartu keluarga miskin (Gakin). Karena itu, kata dia, sang suami tidak ikut bersama di RS saat itu.
Royani, 36, yang juga sedang menjaga anaknya, Adelina, 3 bulan, yang dirawat di ruang Kemuning No 3, tidak berbeda jauh dengan Siah. Warga Kelurahan Poris Gaga Baru, Kecamatan Batu Ceper ini juga sudah merasa tenang. Soalnya, meski sempat menjadi korban banjir (rumahnya terendam air sekitar 60 Cm), ia merasa tenang karena surat Gakin yang diurusnya disetujui pihak RSUD.
Berdasarkan data RSUD Tangerang, tercatat sebanyak 29 orang penderita diare, sembilan orang dari Kabupaten Tangerang, 13 dari Kota Tangerang dan tujuh lainnya dari Jakarta Barat.
"Untuk korban diare ini kami sediakan tempat tidur tambahan sebanyak 60 unit yang dialokasikan di ruang-ruang pasien, dan ruang diklat dan beberapa ruang lainnya," kata Daryanto, Kepala Tata Usaha RSUD Tangerang.