BEKASI--MIOL: Petugas kebersihan Bekasi dan Jakarta kewalahan mengangkut sampah dan lumpur pascabanjir di puluhan permukiman karena keterbatasan armada.
"Volume sampah pascabanjir naik 10 kali lipat dibanding sebelumnya, sehingga petugas kebersihan mengalami kesulitan untuk mengangkut sampah, meski sudah mengerahkan 74 armada," kata Kepala Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kota Bekasi Deddy Juanda di Bekasi, Selasa (13/2).
Deddy menyebutkan, sampah menumpuk di 121 titik rawan banjir dan belum seluruhnya terangkut karena keterbatasan armada pengangkut sampah.
Sejumlah warga di sekitar Perumahan Pondok Gede Permai, Mitra Lestari, ruas Jalan Kartini, Villa Jatiasih, Margahayu, Cut Mutiah, Karang Kitri, Kemang IFI, Bumi Nasio, sekitar Terminal Bus Bekasi, Margahayu dan depan Pasar Baru meminta petugas kebersihan segera mengangkut sampah.
Deddy Juanda dapat memahami desakan warga, karena menumpuknya sampah di berbagai sudut kota dikhawatirkan dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Ny Bambang, warga Margahayu, Bekasi Timur mengaku kecewa petugas kebersihan pemda setempat lamban mengangkut sampah pasca banjir yang mengundang lalat.
"Kalau makanan dihinggapi lalat bisa jadi membawa kuman penyakit dan bukan tidak mungkin warga yang menyantap makanan itu terserang penyakit," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Infokom, Pemkot Bekasi, Endang Suharyadi, mengatakan, jika intansi terkait kekurangan armada disarankan untuk menyewa truk menggunakan dana yang ada agar permasalahan sampah segera teratasi.
"Kita sarankan Kepala Dinas Kebersihan Kota Bekasi mengambil langkah cepat menyewa truk kepada pihak lain agar sampah-sampah di sejumlah tempat di wilayah ini dapat segera diangkut demi kepentingan warga," katanya.
Menanggapi menumpuknya sampah di sejumlah tempat tersebut, anggota DPRD Kota Bekasi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS), Sutriyono mengatakan, petugas instansi terkait lamban menangani masalah itu.
Keterbatasan armada truk pengangkut sampah tidak bisa dijadikan alasan sampah tidak terangkut, tetapi karena pejabat intansi terkait kurang kreatif mengambil langkah akhirnya sampah menggunung dan membuat kesal masyarakat Kota Bekasi.
"Pada pascabanjir ini, masyarakat sudah kesal dan mendesak petugas kebersihan segera mengangkut sampah," ujar Sutriyono.
"Volume sampah pascabanjir naik 10 kali lipat dibanding sebelumnya, sehingga petugas kebersihan mengalami kesulitan untuk mengangkut sampah, meski sudah mengerahkan 74 armada," kata Kepala Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kota Bekasi Deddy Juanda di Bekasi, Selasa (13/2).
Deddy menyebutkan, sampah menumpuk di 121 titik rawan banjir dan belum seluruhnya terangkut karena keterbatasan armada pengangkut sampah.
Sejumlah warga di sekitar Perumahan Pondok Gede Permai, Mitra Lestari, ruas Jalan Kartini, Villa Jatiasih, Margahayu, Cut Mutiah, Karang Kitri, Kemang IFI, Bumi Nasio, sekitar Terminal Bus Bekasi, Margahayu dan depan Pasar Baru meminta petugas kebersihan segera mengangkut sampah.
Deddy Juanda dapat memahami desakan warga, karena menumpuknya sampah di berbagai sudut kota dikhawatirkan dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Ny Bambang, warga Margahayu, Bekasi Timur mengaku kecewa petugas kebersihan pemda setempat lamban mengangkut sampah pasca banjir yang mengundang lalat.
"Kalau makanan dihinggapi lalat bisa jadi membawa kuman penyakit dan bukan tidak mungkin warga yang menyantap makanan itu terserang penyakit," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Infokom, Pemkot Bekasi, Endang Suharyadi, mengatakan, jika intansi terkait kekurangan armada disarankan untuk menyewa truk menggunakan dana yang ada agar permasalahan sampah segera teratasi.
"Kita sarankan Kepala Dinas Kebersihan Kota Bekasi mengambil langkah cepat menyewa truk kepada pihak lain agar sampah-sampah di sejumlah tempat di wilayah ini dapat segera diangkut demi kepentingan warga," katanya.
Menanggapi menumpuknya sampah di sejumlah tempat tersebut, anggota DPRD Kota Bekasi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS), Sutriyono mengatakan, petugas instansi terkait lamban menangani masalah itu.
Keterbatasan armada truk pengangkut sampah tidak bisa dijadikan alasan sampah tidak terangkut, tetapi karena pejabat intansi terkait kurang kreatif mengambil langkah akhirnya sampah menggunung dan membuat kesal masyarakat Kota Bekasi.
"Pada pascabanjir ini, masyarakat sudah kesal dan mendesak petugas kebersihan segera mengangkut sampah," ujar Sutriyono.