andree_erlangga
New member
Pasukan Irak yang didukung oleh militer Amerika Serikat, Kamis (8/2), menahan seorang pejabat senior Kementerian Kesehatan dengan tuduhan korupsi dan membantu menyalurkan dana jutaan dolar AS untuk milisi Syiah, hingga memperuncing kekerasan sektarian di negara itu.
Serangan tersebut merupakan aksi terkini dari perburuan terhadap pemimpin Syiah Irak, Moqtada al-Sadr, menyusul pernyataan juru bicara militer AS Jenderal William Caldwell yang mengatakan operasi pembersihan terhadap gerilyawan sedang berjalan. Sementara, di Irak aksi kekerasan tersebut berlanjut, Kamis kemarin. Ledakan bom mobil terjadi di kawasan Syiah, Baghdad, menewaskan sedikitnya 43 orang.
Sedangkan Hakim Zamili, Deputi Menkes yang ditahan, merupakan seorang anggota senior sebuah kelompok yang setia kepada tokoh Syiah anti-AS, Moqtada al-Sadr. Serbuan itu terjadi satu hari setelah militer AS mengatakan rencana AS-Irak untuk menstabilkan situasi di Baghdad sedang digelar.
Sadr sendiri sebenarnya merupakan sekutu politik Perdana Menteri Nouri al- Maliki. ”Pada sekitar pukul 09.00 pagi hari ini (waktu setempat-red), pasukan AS didukung pasukan AS mendobrak gedung Kementerian, memaksa penjaga tiarap dan menciduk Zamili.
Semua pekerja ketakutan karena mereka mendobrak pintu dan menghancurkan semuanya. Sejumlah pekerja berlarian ke jalanan,” ujar Qassem Allawi, juru bicara Kementerian Kesehatan.
Zamili dituduh bertanggung jawab atas kematian sejumlah pejabat Kementerian Kesehatan, termasuk seorang Dirjen di Provinsi Diyala, sebelah timur laut Baghdad. Ia dilaporkan mendalangi sejumlah skema penyerangan, penyediaan kontrak pembelian senjata, dengan nilai jutaan dolar AS guna mendanai Brigade Mahdi, yang merupakan garda depan milisi Syiah.
Selain itu, Zamili juga dituduh memberikan kesempatan kerja kepad anggota milisi Syiah di Departemen Kesehatan, dan memanfaatkan mereka untuk melakukan penculikan dan pembunuhan sektarian.
Sementara, gerakan politik Sadr telah menuding Washington mencoba memprovokasi suatu konfrontasi, dan mendesak pemerintah mengambil langkah cepat untuk membebaskan pejabat politik yang ditahan tersebut.
solopos.net
Serangan tersebut merupakan aksi terkini dari perburuan terhadap pemimpin Syiah Irak, Moqtada al-Sadr, menyusul pernyataan juru bicara militer AS Jenderal William Caldwell yang mengatakan operasi pembersihan terhadap gerilyawan sedang berjalan. Sementara, di Irak aksi kekerasan tersebut berlanjut, Kamis kemarin. Ledakan bom mobil terjadi di kawasan Syiah, Baghdad, menewaskan sedikitnya 43 orang.
Sedangkan Hakim Zamili, Deputi Menkes yang ditahan, merupakan seorang anggota senior sebuah kelompok yang setia kepada tokoh Syiah anti-AS, Moqtada al-Sadr. Serbuan itu terjadi satu hari setelah militer AS mengatakan rencana AS-Irak untuk menstabilkan situasi di Baghdad sedang digelar.
Sadr sendiri sebenarnya merupakan sekutu politik Perdana Menteri Nouri al- Maliki. ”Pada sekitar pukul 09.00 pagi hari ini (waktu setempat-red), pasukan AS didukung pasukan AS mendobrak gedung Kementerian, memaksa penjaga tiarap dan menciduk Zamili.
Semua pekerja ketakutan karena mereka mendobrak pintu dan menghancurkan semuanya. Sejumlah pekerja berlarian ke jalanan,” ujar Qassem Allawi, juru bicara Kementerian Kesehatan.
Zamili dituduh bertanggung jawab atas kematian sejumlah pejabat Kementerian Kesehatan, termasuk seorang Dirjen di Provinsi Diyala, sebelah timur laut Baghdad. Ia dilaporkan mendalangi sejumlah skema penyerangan, penyediaan kontrak pembelian senjata, dengan nilai jutaan dolar AS guna mendanai Brigade Mahdi, yang merupakan garda depan milisi Syiah.
Selain itu, Zamili juga dituduh memberikan kesempatan kerja kepad anggota milisi Syiah di Departemen Kesehatan, dan memanfaatkan mereka untuk melakukan penculikan dan pembunuhan sektarian.
Sementara, gerakan politik Sadr telah menuding Washington mencoba memprovokasi suatu konfrontasi, dan mendesak pemerintah mengambil langkah cepat untuk membebaskan pejabat politik yang ditahan tersebut.
solopos.net