PBB salahkan militer Filipina soal pembunuhan

pratama_adi2001

New member
�Anjingku pinter, bisa jajan sendiri�


PBB salahkan militer Filipina soal pembunuhan
Manila (Espos)
PBB menyalahkan militer Filipina, Rabu (21/2) atas banyaknya kasus pembunuhan bernuansa politis yang mengguncang negara tersebut, serta mendesak Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo untuk menghentikan pertumpahan darah di negaranya.
Hasil penyelidikan yang dilakukan oleh kelompok HAM, menunjukkan telah terjadi lebih dari 800 pembunuhan bersifat politis di Filipina. Hal tersebut disampaikan duta khusus PBB Philip Alston, yang menyebut sebagian besar pembunuhan itu dilakukan sebagai bagian dari kampanye militer Filipina melawan gerilyawan sayap kiri.
Alston mengatakan pemerintah bertanggung jawab atas ekses dari kampanye tersebut, namun ia juga mengatakan tak memiliki bukti untuk mendukung tuduhan kelompok HAM yang menduga adanya keterlibatan Arroyo dalam serangkaian pembunuhan tersebut.
�Peningkatan eksekusi di luar pengadilan dalam beberapa tahun terakhir merupakan akibat dari penerapan strategi kontra-gerilyawan yang dilakukan oleh militer. Sebagai contoh meningkatnya intimidasi dan eksekusi di luar putusan pengadilan,� kata Alston dalam konferensi pers.
Ia mengatakan fakta-fakta yang ada sangat jelas keterkaitannya dengan militer, namun kesemuanya telah disangkal. Pasukan Filipina selama puluhan tahun telah bertempur melawan gerilyawan komunis yang menguasai sejumlah wilayah di daerah kepulauan terpencil Filipina. Gerilyawan komunis tersebut biasanya memperoleh dana dari pungutan pajak yang mereka berlakukan pada sejumlah toko di wilayah kekuasaan mereka.
Kelompok HAM lokal, Karapatan, mengatakan lebih dari 830 orang telah terbunuh dengan motif politik sejak Arroyo menjabat sebagai presiden pada tahun 2001. Sebagian besar dari mereka merupakan anggota sayap kiri atau orang-orang yang dituduh oleh militer terlibat dengan aktivitas gerilyawan.
Militer Filipina merupakan institusi terkuat di negara itu, berulangkali militer telah menuding kelompok HAM sengaja membesar-besarkan jumlah korban tewas. - ind/AP
 
Back
Top