PDIP Dikecam Soal Gagasan Memata-matai Khutbah Jumat

spirit

Mod
imam-menyampaikan-khutbah-di-dalam-masjid-_140508094824-445.jpg

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gagasan kubu pasangan capres Joko Widodo (Jokowi) dan cawapres Jusuf Kalla soal pengawasan terhadap khatib dan khutbah Jumat di masjid-masjid menuai kecaman dari Pemuda Muhammadiyah. Aksi semacam itu dinilai sangat memprovokasi umat Muslim.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay mengatakan, pengawasan terhadap khatib dan khutbah Jumat justru lebih berbahaya dari sekadar kampanye hitam. Pasalnya, tindakan tersebut mengesankan seakan-akan para khatib di masjid-masjid sebagai alat bagi kepentingan politik tertentu.

"Tidak tanggung-tanggung, yang mereka tuduh begitu adalah para alim ulama yang selama ini bekerja keras membina umat," kata Saleh, Jumat (30/5).

Menurutnya, ide dari kubu Jokowi-JK tersebut ingin memberikan kesan seolah-olah pasangan capres dan cawapres itu sedang dizalimi oleh khatib-khatib yang menyampaikan khutbah di masjid. Padahal, kata Saleh, sampai saat ini belum ada bukti yang menunjukkan adanya black campaign yang dilakukan di atas mimbar-mimbar Jumat.

Para penggagas ide tersebut, kata Saleh lagi, dipastikan tidak memahami fungsi masjid secara baik. Mereka juga dinilai tidak memahami esensi dakwah Islam. Apalagi, bagi umat Muslim masjid memiliki banyak fungsi. Selain untuk ibadah, masjid juga sering digunakan untuk pemberdayaan umat baik dalam bidang ekonomi, budaya, sosial, dan juga politik.

"Masjid tidak pernah difungsikan untuk menyebarkan fitnah. Para ustadz pasti tahu kalau menyebar fitnah adalah perbuatan keji. Demi kepentingan politik sesaat, para penggagas ide tersebut dengan mudah melemparkan tuduhan yang tidak bertanggung jawab." ujar Saleh lagi.

Sebelumnya Ketua DPC PDI Perjuangan Jakarta Timur, William Yani, menginstruksikan kepada kader dan pendukung Jokowi-JK yang muslim agar memantau khutbah Jumat di masjid-masjid. Instruksi tersebut terungkap lewat info yang diposting pada akun twitter berita PDIP @news_pdip, Kamis (29/5) kemarin.

William beralasan, pengawasan tersebut perlu dilakukan karena khutbah Jumat pernah digunakan oknum untuk mendukung salah satu kandidat dan menjelekkan kandidat lainnya pada Pilgub DKI dua tahun lalu.
 
heleh-heleh...

kalau di pengajian mungkin tia pernah beberapa kali menemukan kejadian serupa... dimana salah satu oknum politik meminta bantuan suara dan berkampanye di acara pengajian tersebut

TAPI... biasanya para pengurus pengajian angkat tangan soal kampanye tersebut dan tidak mau terlibat... jadi mereka hanya menerima dan mengijinkan para oknum politik untuk Bersilaturahmi di pengajian itu... tanpa ada pernyataan untuk minta dipilih...

tapi dengan kedatangan oknum itu sendiri dan memberikan oleh-oleh ala kadarnya... sebenarnya juga sudah termasuk strategi mencari suara... siapapun tau hal itu...

tapi kalau kasus memata-matai Khutbah... itu sih kelewat batas hihihihi... ga ada yg sebar fitnah di dalam masjid... bisa-bisa di keroyok masa..

*pengalaman Pribadi*
 
heleh-heleh...

kalau di pengajian mungkin tia pernah beberapa kali menemukan kejadian serupa... dimana salah satu oknum politik meminta bantuan suara dan berkampanye di acara pengajian tersebut

TAPI... biasanya para pengurus pengajian angkat tangan soal kampanye tersebut dan tidak mau terlibat... jadi mereka hanya menerima dan mengijinkan para oknum politik untuk Bersilaturahmi di pengajian itu... tanpa ada pernyataan untuk minta dipilih...

tapi dengan kedatangan oknum itu sendiri dan memberikan oleh-oleh ala kadarnya... sebenarnya juga sudah termasuk strategi mencari suara... siapapun tau hal itu...

tapi kalau kasus memata-matai Khutbah... itu sih kelewat batas hihihihi... ga ada yg sebar fitnah di dalam masjid... bisa-bisa di keroyok masa..

*pengalaman Pribadi*

yang memerintahkan memata2i itu Eva Sundari, Jubir PDIP tapi yg sangat menggelikan mereka pihak Jokowi balik nuduh kl itu fitnah.
 
tadi sudah ada deklarasi damai antar kedua capres dan cawapres. Masing2 capres d beri waktu pidato singkat. Kita sudah melihat kualitas dan kuantitas kedua capres. Pilihan ada d tangan anda :)
 
entah kenapa baru kali ini tia merasa pemilihan Presiden yang begitu ketat seperti jaman suharto dulu... biasanya pemilihan presiden ga ampe begini amat horornya hahahha
 
entah kenapa baru kali ini tia merasa pemilihan Presiden yang begitu ketat seperti jaman suharto dulu... biasanya pemilihan presiden ga ampe begini amat horornya hahahha

soal pengerahan babinsa juga udah mulai terungkap. Menurut intelnya Gerindra itu pelaku rekayasanya adalah Hendropriyono (Kubu Jokowi)
 
Back
Top