nurcahyo
New member
PDIP Terkejut Atas Sikap Presiden Yudhoyono Soal Irak
Kapanlagi.com - Ketua DPP PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, menilai, pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal tanggungjawab atas krisis Irak yang terkesan bukan tanggungjawab Washington semata, tetapi menjadi urusan komunitas global, jelas telah membuat terkejut banyak pihak.
"Sikap tersebut menunjukkan hanya untuk kesenangan Presiden George W Bush yang kini merasa terdukung dan seolah-olah itu sudah menjadi sikap Indonesia yang sangat membela AS dalam masalah Irak," kata Tjahjo yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI, di Jakarta, Rabu (22/11).
Padahal, lanjutnya, masalah AS dan Irak merupakan urusan negeri adidaya itu sendiri bersama koalisinya, termasuk orang Irak sendiri, yang mestinya memang jadi 'PR' buat PBB.
"Kalau kemudian masalah ini diangkat jadi urusan komunitas global, yang di dalamnya Indonesia ikut, mungkin saja bukan pada urusan militer dan sejenisnya, tetapi lebih pada hal-hal yang berhubungan dengan pemulihan kehidupan rakyatnya, mengatasi problem kemiskinan dan lingkungan dan lain-lain," tambahnya.
Dikatakannya, serangan AS ke Irak sangat kompleks masalah politisnya, dan hal inilah yang seharusnya tidak tercetus dari mulut seorang Presiden RI.
Komisi I Perlu Pertanyakan
Tjahjo mengatakan, serangan AS ke Irak sangat kompleks masalah politisnya, dan hal inilah yang seharusnya tidak tercetus dari mulut seorang Presiden RI.
"Tapi, biarlah DPR RI, khususnya Komisi I tentunya akan mempertanyakan, mungkin melalui Menteri Luar Negeri (Menlu) dan seharusnya juru bicara presiden atau Menlu menjelaskan detil dan latar belakang atas pernyataan tersebut, agar clear," katanya lagi.
Tjahjo menggarisbawahi, pernyataannya soal penjelasan detil perlu dilakukan di DPR RI melalui Komisi I, karena sudah menyangkut komitmen AS dan konsekuensi RI terhadap pernyataan kepala negaranya di forum internasional. Jadi, rakyatnya sendiri juga harus diberi tahu dengan jelas, tambah Tjahjo Kumolo.
Kapanlagi.com - Ketua DPP PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, menilai, pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal tanggungjawab atas krisis Irak yang terkesan bukan tanggungjawab Washington semata, tetapi menjadi urusan komunitas global, jelas telah membuat terkejut banyak pihak.
"Sikap tersebut menunjukkan hanya untuk kesenangan Presiden George W Bush yang kini merasa terdukung dan seolah-olah itu sudah menjadi sikap Indonesia yang sangat membela AS dalam masalah Irak," kata Tjahjo yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI, di Jakarta, Rabu (22/11).
Padahal, lanjutnya, masalah AS dan Irak merupakan urusan negeri adidaya itu sendiri bersama koalisinya, termasuk orang Irak sendiri, yang mestinya memang jadi 'PR' buat PBB.
"Kalau kemudian masalah ini diangkat jadi urusan komunitas global, yang di dalamnya Indonesia ikut, mungkin saja bukan pada urusan militer dan sejenisnya, tetapi lebih pada hal-hal yang berhubungan dengan pemulihan kehidupan rakyatnya, mengatasi problem kemiskinan dan lingkungan dan lain-lain," tambahnya.
Dikatakannya, serangan AS ke Irak sangat kompleks masalah politisnya, dan hal inilah yang seharusnya tidak tercetus dari mulut seorang Presiden RI.
Komisi I Perlu Pertanyakan
Tjahjo mengatakan, serangan AS ke Irak sangat kompleks masalah politisnya, dan hal inilah yang seharusnya tidak tercetus dari mulut seorang Presiden RI.
"Tapi, biarlah DPR RI, khususnya Komisi I tentunya akan mempertanyakan, mungkin melalui Menteri Luar Negeri (Menlu) dan seharusnya juru bicara presiden atau Menlu menjelaskan detil dan latar belakang atas pernyataan tersebut, agar clear," katanya lagi.
Tjahjo menggarisbawahi, pernyataannya soal penjelasan detil perlu dilakukan di DPR RI melalui Komisi I, karena sudah menyangkut komitmen AS dan konsekuensi RI terhadap pernyataan kepala negaranya di forum internasional. Jadi, rakyatnya sendiri juga harus diberi tahu dengan jelas, tambah Tjahjo Kumolo.