resi_dj
New member
(based on the true story of Adi W. Gunawan- The Re-educator & Mind Navigator )
“ WINNERS NEVER QUIT AND QUITTERS NEVER WIN” (pemenang tak pernah menyerah dan pecundang takkan pernah menang).
Dulu dia sangat percaya, ‘ sukses diukur bukan dari tingginya pencapaian, melainkan seberapa besarhambatan yang berhasil diatasi dalam proses mencapai sukses’
Dan ‘Tak penting berapa kali anda jatuh, yang penting berapa kali anda dapat bangkit setelah jatuh.’
Maka diputuskannya untuk terus maju, tak gentar menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan. Sekejap pun tak ingin menyerah karena tak sudi menjadi PECUNDANG. Begitulah selama 7 tahun, terus mengejar impian tanpa melakukan analisis kritis pada kehidupan pribadi. Pokoknya maju terus.
Apalagi diperparah dengan kepercayaan ” Semua orang pada dasarnya orang sukses. Mereka gagal karena menyerah terlalu cepat.” Wuuiiihhh....betapa berbahaya kepercayaan ini....
JUJUR PADA DIRI SENDIRI
Sebaiknya pernyataan itu diplesetkan, ”Quitters can win if they know the right reason, the right way, and the right time to quit.”
Nah apakah kita boleh QUIT?? Tentu saja. Hanya, harus dengan alasan yang tepat. Kita harus jujur pada diri sendiri. Apakah quit karena malas, tidak termotivasi, tidak tahan tekanan, kurang ulet, ataukah kita quit karena setelah bekerja sangat keras dan berusaha sungguh2, sepenuh hati tapi apa yg kita dapat tidak sesuai value yang kita harapkan??
Quit bukan hanya untuk mereka yang belum berhasil mencapai sesuatu. Seorang konsultan keuangan sukses di jakarta pada usia 40 tahun memutuskan untuk quit dan banting setir menjadi seorang pelukis. ”Saya merasa jauh lebih tenang dan bahagia. Inilah impian saya sejak lama, menjadi orang yang bebas berekspresi,” katanya.
NILAI HIDUP ADALAH KOMPAS
Tak sedikit orang mendaki kesuksesan, dan setelah mencapai puncak tangga, ia baru tersadar ternyata tangganya bersandar di tembok yang salah. Mengapa begitu? Kebanyakan kita tidak merancang hidup dengan hati- hati dan saksama, tak punya peta kehidupan.
Peta kehidupan dibuat dengan lebih dulu membuat daftar impian tertulis. Impian ini harus lengkap meliputi berbagai aspek kehidupan. Ada aspek spiritual, finansial, bisnis-karier, materi, sosial, keluarga, kesehatan fisik dan mental. Langkah awal menyusun impian adalah dengan mencari tahu, menetapkan, dan menyusun nilai- nilai hidup.
Nilai hidup adalah apa yang kita yakini sebagai hal yang penting bagi hidup kita. Ia berperan sebagai kompas yang mengarahkan perahu kehidupan kita. Dengan nilai hidup sebagai fondasi, impian yang disusun tidak akan menyimpang dari tujuan hidup kita. Dengan demikian saat mencapai puncak kesuksesan kita justru akan semakin bersemangat dan bahagia. Jadi, ukurannya seberapa bahagia kita saat mencapai impian.
PANGGILAN HATI
Seorang kawan Adi W. Gunawan, yaitu Lan Fang, dulunya agen asuransi yang sukses. Namun hatinya selalu gelisah, merasa asuransi bukan dunia yang sesuai dengan panggilan hatinya. Ia senang menulis.
Akhirnya, Lan fang mengikuti kata hatinya, menjadi seorang penulis buku. Ia quit dengan alasan yang tepat, di saat yang tepat, dan dengan perencanaan tersusun baik dan matang. Sampai saat ini Lan Fang telah menulis delapan novel. Reinkarnasi, Laki- laki yang Salah, Perempuan Kembang Jepun, dan Kota Tanpa Kelamin adalah beberapa contoh
Nah, siapa bilang quitters never win? Mungkin sebenarnya yang sering dikatakan the real winner adalah mereka yang berani quit. The Real Loser justru mereka yang bersikeras berkata, ”Never, never, never quit!”.
Maka kita semua harus hati- hati agar tidak menjadi pemenang diantara pecundang hanya karena kita adalah yang paling tidak mau quit.
..........MOGA THREAD NE BISA JADI PENYEMANGAT<3D
“ WINNERS NEVER QUIT AND QUITTERS NEVER WIN” (pemenang tak pernah menyerah dan pecundang takkan pernah menang).
Dulu dia sangat percaya, ‘ sukses diukur bukan dari tingginya pencapaian, melainkan seberapa besarhambatan yang berhasil diatasi dalam proses mencapai sukses’
Dan ‘Tak penting berapa kali anda jatuh, yang penting berapa kali anda dapat bangkit setelah jatuh.’
Maka diputuskannya untuk terus maju, tak gentar menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan. Sekejap pun tak ingin menyerah karena tak sudi menjadi PECUNDANG. Begitulah selama 7 tahun, terus mengejar impian tanpa melakukan analisis kritis pada kehidupan pribadi. Pokoknya maju terus.
Apalagi diperparah dengan kepercayaan ” Semua orang pada dasarnya orang sukses. Mereka gagal karena menyerah terlalu cepat.” Wuuiiihhh....betapa berbahaya kepercayaan ini....
JUJUR PADA DIRI SENDIRI
Sebaiknya pernyataan itu diplesetkan, ”Quitters can win if they know the right reason, the right way, and the right time to quit.”
Nah apakah kita boleh QUIT?? Tentu saja. Hanya, harus dengan alasan yang tepat. Kita harus jujur pada diri sendiri. Apakah quit karena malas, tidak termotivasi, tidak tahan tekanan, kurang ulet, ataukah kita quit karena setelah bekerja sangat keras dan berusaha sungguh2, sepenuh hati tapi apa yg kita dapat tidak sesuai value yang kita harapkan??
Quit bukan hanya untuk mereka yang belum berhasil mencapai sesuatu. Seorang konsultan keuangan sukses di jakarta pada usia 40 tahun memutuskan untuk quit dan banting setir menjadi seorang pelukis. ”Saya merasa jauh lebih tenang dan bahagia. Inilah impian saya sejak lama, menjadi orang yang bebas berekspresi,” katanya.
NILAI HIDUP ADALAH KOMPAS
Tak sedikit orang mendaki kesuksesan, dan setelah mencapai puncak tangga, ia baru tersadar ternyata tangganya bersandar di tembok yang salah. Mengapa begitu? Kebanyakan kita tidak merancang hidup dengan hati- hati dan saksama, tak punya peta kehidupan.
Peta kehidupan dibuat dengan lebih dulu membuat daftar impian tertulis. Impian ini harus lengkap meliputi berbagai aspek kehidupan. Ada aspek spiritual, finansial, bisnis-karier, materi, sosial, keluarga, kesehatan fisik dan mental. Langkah awal menyusun impian adalah dengan mencari tahu, menetapkan, dan menyusun nilai- nilai hidup.
Nilai hidup adalah apa yang kita yakini sebagai hal yang penting bagi hidup kita. Ia berperan sebagai kompas yang mengarahkan perahu kehidupan kita. Dengan nilai hidup sebagai fondasi, impian yang disusun tidak akan menyimpang dari tujuan hidup kita. Dengan demikian saat mencapai puncak kesuksesan kita justru akan semakin bersemangat dan bahagia. Jadi, ukurannya seberapa bahagia kita saat mencapai impian.
PANGGILAN HATI
Seorang kawan Adi W. Gunawan, yaitu Lan Fang, dulunya agen asuransi yang sukses. Namun hatinya selalu gelisah, merasa asuransi bukan dunia yang sesuai dengan panggilan hatinya. Ia senang menulis.
Akhirnya, Lan fang mengikuti kata hatinya, menjadi seorang penulis buku. Ia quit dengan alasan yang tepat, di saat yang tepat, dan dengan perencanaan tersusun baik dan matang. Sampai saat ini Lan Fang telah menulis delapan novel. Reinkarnasi, Laki- laki yang Salah, Perempuan Kembang Jepun, dan Kota Tanpa Kelamin adalah beberapa contoh
Nah, siapa bilang quitters never win? Mungkin sebenarnya yang sering dikatakan the real winner adalah mereka yang berani quit. The Real Loser justru mereka yang bersikeras berkata, ”Never, never, never quit!”.
Maka kita semua harus hati- hati agar tidak menjadi pemenang diantara pecundang hanya karena kita adalah yang paling tidak mau quit.
..........MOGA THREAD NE BISA JADI PENYEMANGAT<3D