nurcahyo
New member
Pekalen Atas, Sisi Menegangkan Ber-Arung Jeram
KapanLagi.com - "Seru, Menakjubkan, Basah dan Capek!" Itulah gambaran yang pas untuk menggambarkan bagaimana berarung jeram di sungai Pekalen Atas. Bagi para penggemar rafting barangkali lebih mengenal ber-arung jeram di sungai Pekalen Bawah daripada disini. Pekalen Bawah terlebih dahulu terkenal melalui dua operatornya, Songa Adventure dan Regulo Rafting, daripada di Pekalen Atas yang baru mulai dibuka pertengahan 2004 oleh PT Pandawa Condong Nusantara dengan nama operatornya Noars.
Sungai Pekalen Atas ini masih sama terletak di desa Ranu Gedang, kecamatan Tiris, kabupaten Probolinggi, propinsi Jawa Timur. Dinamakan desa Ranu Gedang, karena di desa ini banyak terdapat pohon pisang (dalam bahasa jawa pisang disebut Gedang). Pekalen Atas memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi untuk berarung jeram dibandingkan dengan Pekalen Bawah. Bersumber dari mata air Gunung Argopuro dan Gunung Lamongan dengan lebar sungai rata-rata 5-20 meter dan kedalaman air kurang lebih 1-3 meter.
Jarak pengarungan dari Start-Finish kurang lebih 12 kilometer yang ditempuh selama 3,5 jam. Jumlah jeram sekitar 50 buah seperti Welcome, Batu Jenggot, Pandawa, Rajawali, Xtravaganza, KPLA, Tripple Ace, The Fly Matador, Hiu, Cucak Rowo, Long Rapid, Good Bye. Ada pula Jeram Inul, disebut demikian karena untuk melewati jeram itu, setiap peserta harus "bergoyang bak Inul". Tingkat kesulitan arung jeram disini yaitu grade II sampai III+.
Untuk menemukan lokasi basecamp dari Noars tidaklah begitu sulit karena dari jalan raya Probolinggo tinggal melihat papan petunjuk besar yang terletak di pinggir jalan. Dari jalan raya ini harus menempuh jarak sekitar 15 km untuk sampai ke basecamp. Sayangnya kondisi jalan menuju kesana tidak begitu bagus, sehingga mau tidak mau memaksa para pengunjung terlebih dahulu harus berarung jeram melawati jalan akses yang berlubang-lubang. Perjalanan dari jalan raya sampai ke basecamp Noars ini memakan waktu sekitar 1 jam.
Tiba di basecamp, peserta akan dipersilahkan dulu beristirahat sejenak sambil disuguhi makanan kecil berupa pisang rebus dan minuman yang dinamakan Poka, yang terbuat dari teh dicampur jahe, keningar dan kayu manis. Diberi kesempatan juga untuk berganti pakaian dengan pakaian yang memang siap untuk basah karena pasti akan terciprat derasnya air sungai. Para penikmat wisata arung jeram dilengkapi pelindung keselamatan seperti helm dan jaket pelampung, serta dipandu oleh seorang guide yang telah terlatih dan berpengalaman. Perahu karet yang dipakai adalah jenis inflatable raft yang memang diperuntukkan untuk melewati jeram dengan aman karena berisi udara yang dapat meredam benturan antara badan perahu dengan bebatuan jeram.
Sebelum berangkat peserta akan diberi penjelasan singkat tentang cara berarung jeram. Disini peserta akan dikenalkan dengan beberapa istilah yang dipakai. Seperti "Maju" yang berarti mendayung maju, "Mundur" yang berarti mendayung mundur, "Stop" berarti berhenti mendayung, "Kiri Mundur" yang berarti pendayung kiri mendayung mundur dan pendayung kanan tetap mendayung maju, "Kanan Mundur" berarti pendayung kanan mendayung mundur dan pendayung kiri tetap mendayung maju, "Pindah Kiri/Kanan/Belakang" yang berarti peserta harus pindah duduk ke arah yang diperintahkan dan yang paling penting yaitu "Boom" yang berarti peserta harus duduk di lantai dalam perahu dan mengangkat dayungnya menghadap ke atas - ini dilakukan apabila melewati jeram yang sangat deras dengan dinding samping yang sangat sempit.
Untuk menuju ke lokasi, peserta akan dinaikkan mobil pickup terbuka. Dengan posisi berdiri dapat menampung sekitar 12 orang dan harus berpegengan erat di pegangan pinggir mobil karena jalan yang dilalui lumayan menanjak naik turun. Sayangnya sesudah turun dari mobil, peserta masih harus menyusuri jalan setapak yang lumayan jauh dan curam, sehingga stamina banyak terkuras disini. Malahan dapat dikatakan capeknya disini bukan karena arung jeramnya tetapi karena jalannya ini. Mungkin ini yang perlu diperhatikan pihak operator.
Start point dari arung jeram ini berada di dusun Angin-angin, Desa Ranu Gedang. Di tengah-tengah perjalanan akan berhenti di Rest Area Kedung Adem-adem dimana peserta sekali lagi akan dijamu dengan minuman Poka, STMJ dan sajian pisang goreng. Sungguh pas dinikmati di tengah dinginnya deburan air sungai Pekalen. Finish point-nya terletak di Dusun Gembleng, Desa Pesawahan.
air terjun angin-angin
Selama perjalanan peserta akan disuguhi indahnya 7 air terjun (diantaranya bernama Air Terjun Angin-angin), goa-goa kelelawar dan struktur batuan alami. Sungguh menakjubkan air terjun yang ada disana. Masih begitu alami dan airnya masih begitu jernih dan segar. apalagi oleh guide-nya, peserta sengaja diberhentikan tepat di bawah derasnya guyuran air terjun. Dijamin semua peserta akan langsung dapat merasakan segar dan derasnya guyuran air terjunnya. Goa kelelawarnya pun masih begitu lengkap dengan ratusan kelelawar yang sekali-kali memekik dan beterbangan kesana-kemari. Bau anyir dari kelelawar dan kotorannya begitu terasa ketika melewati sana. Terdapat pula tempat untuk terjun bebas dari ketinggian sekitar 5 meter. Tempat yang pas untuk melepaskan ketegangan.
Berarung jeram disini memang begitu menyenangkan. Dijamin rasa penat dan capek pun hilang begitu melihat keindahan dan merasakan serunya ber-arung jeram di sini. Suasananya pun begitu tenang sehingga membuat kita tidak habis-habis mengagumi ciptaan Tuhan ini. Jalur setelah Finish Point belum dibuka karena terlalu terjal, sempit dan berbatu sehingga tidak dapat dilalui oleh perahu. Tim Noars sudah mencoba jalur tersebut tapi masih dirasakan terlalu berbahaya untuk pemula jadi belum bisa dijadikan rute umum.
Untuk kembali ke basecamp peserta kembali harus menyusuri jalan setapak dan dinaikkan lagi ke mobil pickup. Sesampainya di basecamp peserta dapat segera membersihkan badan dan berganti pakaian. Sesudah itu semua, sajian yang menggoda selera siap menggoda. Tempe, tahu dan ikan penyet, urap-urap dan lodeh siap mengenyangkan perut para peserta yang energinya begitu terkuras setelah berarung jeram.
Dengan biaya Rp.350 ribu untuk satu perahu (berisi maksimal 7 orang termasuk guidenya), kita sudah bisa menikmati seru dan indahnya sungai Pekalen Atas. Sungguh alternatif yang bagus untuk menghabiskan liburan. Penasaran khan?
KapanLagi.com - "Seru, Menakjubkan, Basah dan Capek!" Itulah gambaran yang pas untuk menggambarkan bagaimana berarung jeram di sungai Pekalen Atas. Bagi para penggemar rafting barangkali lebih mengenal ber-arung jeram di sungai Pekalen Bawah daripada disini. Pekalen Bawah terlebih dahulu terkenal melalui dua operatornya, Songa Adventure dan Regulo Rafting, daripada di Pekalen Atas yang baru mulai dibuka pertengahan 2004 oleh PT Pandawa Condong Nusantara dengan nama operatornya Noars.
Sungai Pekalen Atas ini masih sama terletak di desa Ranu Gedang, kecamatan Tiris, kabupaten Probolinggi, propinsi Jawa Timur. Dinamakan desa Ranu Gedang, karena di desa ini banyak terdapat pohon pisang (dalam bahasa jawa pisang disebut Gedang). Pekalen Atas memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi untuk berarung jeram dibandingkan dengan Pekalen Bawah. Bersumber dari mata air Gunung Argopuro dan Gunung Lamongan dengan lebar sungai rata-rata 5-20 meter dan kedalaman air kurang lebih 1-3 meter.
Jarak pengarungan dari Start-Finish kurang lebih 12 kilometer yang ditempuh selama 3,5 jam. Jumlah jeram sekitar 50 buah seperti Welcome, Batu Jenggot, Pandawa, Rajawali, Xtravaganza, KPLA, Tripple Ace, The Fly Matador, Hiu, Cucak Rowo, Long Rapid, Good Bye. Ada pula Jeram Inul, disebut demikian karena untuk melewati jeram itu, setiap peserta harus "bergoyang bak Inul". Tingkat kesulitan arung jeram disini yaitu grade II sampai III+.
Untuk menemukan lokasi basecamp dari Noars tidaklah begitu sulit karena dari jalan raya Probolinggo tinggal melihat papan petunjuk besar yang terletak di pinggir jalan. Dari jalan raya ini harus menempuh jarak sekitar 15 km untuk sampai ke basecamp. Sayangnya kondisi jalan menuju kesana tidak begitu bagus, sehingga mau tidak mau memaksa para pengunjung terlebih dahulu harus berarung jeram melawati jalan akses yang berlubang-lubang. Perjalanan dari jalan raya sampai ke basecamp Noars ini memakan waktu sekitar 1 jam.
Tiba di basecamp, peserta akan dipersilahkan dulu beristirahat sejenak sambil disuguhi makanan kecil berupa pisang rebus dan minuman yang dinamakan Poka, yang terbuat dari teh dicampur jahe, keningar dan kayu manis. Diberi kesempatan juga untuk berganti pakaian dengan pakaian yang memang siap untuk basah karena pasti akan terciprat derasnya air sungai. Para penikmat wisata arung jeram dilengkapi pelindung keselamatan seperti helm dan jaket pelampung, serta dipandu oleh seorang guide yang telah terlatih dan berpengalaman. Perahu karet yang dipakai adalah jenis inflatable raft yang memang diperuntukkan untuk melewati jeram dengan aman karena berisi udara yang dapat meredam benturan antara badan perahu dengan bebatuan jeram.
Sebelum berangkat peserta akan diberi penjelasan singkat tentang cara berarung jeram. Disini peserta akan dikenalkan dengan beberapa istilah yang dipakai. Seperti "Maju" yang berarti mendayung maju, "Mundur" yang berarti mendayung mundur, "Stop" berarti berhenti mendayung, "Kiri Mundur" yang berarti pendayung kiri mendayung mundur dan pendayung kanan tetap mendayung maju, "Kanan Mundur" berarti pendayung kanan mendayung mundur dan pendayung kiri tetap mendayung maju, "Pindah Kiri/Kanan/Belakang" yang berarti peserta harus pindah duduk ke arah yang diperintahkan dan yang paling penting yaitu "Boom" yang berarti peserta harus duduk di lantai dalam perahu dan mengangkat dayungnya menghadap ke atas - ini dilakukan apabila melewati jeram yang sangat deras dengan dinding samping yang sangat sempit.
Untuk menuju ke lokasi, peserta akan dinaikkan mobil pickup terbuka. Dengan posisi berdiri dapat menampung sekitar 12 orang dan harus berpegengan erat di pegangan pinggir mobil karena jalan yang dilalui lumayan menanjak naik turun. Sayangnya sesudah turun dari mobil, peserta masih harus menyusuri jalan setapak yang lumayan jauh dan curam, sehingga stamina banyak terkuras disini. Malahan dapat dikatakan capeknya disini bukan karena arung jeramnya tetapi karena jalannya ini. Mungkin ini yang perlu diperhatikan pihak operator.
Start point dari arung jeram ini berada di dusun Angin-angin, Desa Ranu Gedang. Di tengah-tengah perjalanan akan berhenti di Rest Area Kedung Adem-adem dimana peserta sekali lagi akan dijamu dengan minuman Poka, STMJ dan sajian pisang goreng. Sungguh pas dinikmati di tengah dinginnya deburan air sungai Pekalen. Finish point-nya terletak di Dusun Gembleng, Desa Pesawahan.
air terjun angin-angin
Selama perjalanan peserta akan disuguhi indahnya 7 air terjun (diantaranya bernama Air Terjun Angin-angin), goa-goa kelelawar dan struktur batuan alami. Sungguh menakjubkan air terjun yang ada disana. Masih begitu alami dan airnya masih begitu jernih dan segar. apalagi oleh guide-nya, peserta sengaja diberhentikan tepat di bawah derasnya guyuran air terjun. Dijamin semua peserta akan langsung dapat merasakan segar dan derasnya guyuran air terjunnya. Goa kelelawarnya pun masih begitu lengkap dengan ratusan kelelawar yang sekali-kali memekik dan beterbangan kesana-kemari. Bau anyir dari kelelawar dan kotorannya begitu terasa ketika melewati sana. Terdapat pula tempat untuk terjun bebas dari ketinggian sekitar 5 meter. Tempat yang pas untuk melepaskan ketegangan.
Berarung jeram disini memang begitu menyenangkan. Dijamin rasa penat dan capek pun hilang begitu melihat keindahan dan merasakan serunya ber-arung jeram di sini. Suasananya pun begitu tenang sehingga membuat kita tidak habis-habis mengagumi ciptaan Tuhan ini. Jalur setelah Finish Point belum dibuka karena terlalu terjal, sempit dan berbatu sehingga tidak dapat dilalui oleh perahu. Tim Noars sudah mencoba jalur tersebut tapi masih dirasakan terlalu berbahaya untuk pemula jadi belum bisa dijadikan rute umum.
Untuk kembali ke basecamp peserta kembali harus menyusuri jalan setapak dan dinaikkan lagi ke mobil pickup. Sesampainya di basecamp peserta dapat segera membersihkan badan dan berganti pakaian. Sesudah itu semua, sajian yang menggoda selera siap menggoda. Tempe, tahu dan ikan penyet, urap-urap dan lodeh siap mengenyangkan perut para peserta yang energinya begitu terkuras setelah berarung jeram.
Dengan biaya Rp.350 ribu untuk satu perahu (berisi maksimal 7 orang termasuk guidenya), kita sudah bisa menikmati seru dan indahnya sungai Pekalen Atas. Sungguh alternatif yang bagus untuk menghabiskan liburan. Penasaran khan?