Pelaku Penembak Polisi dari Kelompok Teroris?

spirit

Mod
Kepolisian juga telah berkoordinasi dengan pihak Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
JUM'AT, 3 JUNI 2011, 14:57 WIB Arry Anggadha, Sandy Adam Mahaputra

87275_polisi_sisir_hutan_di_palu_mencari_terduga_tindak_terorisme_300_225.jpg

Polda Metro Jaya belum bisa memastikan apakah pelaku penembakan Aipda Sugiantoro di depan Toko Ongko Mulyo Jalan Mess AL RT 4/1 Kampung Jatiraden, Jatisampurna, Rabu dini hari 1 Juni 2011, merupakan kelompok teroris.

Namun, berdasarkan keterangan pemilik toko saat kejadian tidak ada ditemukan barang-barang berharga di dalam toko yang hilang, serta bagian pintu atau akses toko yang rusak.

"Kita belum bisa pastikan, apakah pelaku penembakan dari kelompok teroris atau bukan. Polisi selalu bergerak dari tempat kejadian perkara, dan belum ditemukan indikasi kesana," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Pol Baharudin Djafar di Jakarta, Jumat 3 Juni 2011.

Namun, kata Baharudin, tim gabungan dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya dan Polres Bekasi masih bekerja untuk mengejar pelaku yang diduga berjumlah lima orang. "Kita juga belum temukan data-data apakah, pelaku merupakan kelompok teroris yang masih DPO," imbuh dia.

Untuk itu, kata Baharudin, kepolisian juga telah berkoordinasi dengan pihak BNPT(Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) untuk ikut mengungkap kasus tersebut.

Meski demikian, berdasarkan keterangan saksi-saksi, salah satunya pemilik toko Ongko Mulyo (lokasi kejadian), tidak ditemukan barang-barang di dalam toko yang hilang, begitu juga pintu atau akses toko yang hilang. "Bisa jadi di lokasi itu, menjadi tempat perkumpulan (Metting Point) para pelaku untuk melakukan aksinya," tegas Baharudin.

Lebih lanjut, Baharudin menegaskan telah berkoordinasi dengan Polda Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten untuk memburu para pelaku. Menurutnya, dalam koordinasi itu pihaknya meminta agar mencurigai mobil Kijang Innova warna hitam yang memiliki sejumlah lubang peluru di bagian kaca depan dan samping mobil tersebut.
"Kita sudah lakukan razia untuk menutup ruang gerak pelaku, dan meminta seluruh petugas Kepolisian memantau rumah sakit dan bengkel-bengkel. Diduga mereka sudah tidak berada di wilayah Bekasi," katanya.

Mengenai dugaan senjata laras panjang yang dipergunakan kawanan rampok tersebut, Mantan Kabid Humas Polda Sumut itu menegaskan senjata laras panjang baru sebatas dugaan saja.

Dari hasil otopsi yang dilakukan tim forensik RSCM Jakarta di duga peluru yang menembus kepala Aipda Sugiantoro merupakan peluru jenis kaliber 8 milimeter. Peluru jenis ini, biasanya dipergunakan untuk senjata laras panjang, meski demikian Polisi belum dapat memastikan penggunaan senjata laras panjang tersebut.

Dari hasil olah TKP petugas menemukan empat selosong peluru milik anggota Polisi di lokasi tersebut. Sedangkan, proyektil serta selosong peluru yang dipergunakan pelaku hingga kini belum ditemukan.

Terkait penggunaan senjata api yang dilakukan oleh para pelaku kejahatan. Kebanyakan, senjata tersebut berasal dari pasar gelap. Selain itu, dari hasil penangkapan 80% senjata yang digunakan adalah rakitan, sedangkan 20% adalah senjata pabrikan yang tidak terdaftar. "Senjata pabrik tapi tidak ada nomor regristasinya, sehingga senjata itu tidak pernah terdaftar," ungkap Baharudin. Biasanya, senjata ini banyak beredar dipasar gelap.

Sampai saat ini penyidik masih kesulitan dalam mencari lokasi pasar gelap tersebut. "Kami kesulitan mencari lokasinya, tapi kami tetap melakukan penyidikan," ujarnya. Sementara, sampai saat ini kejahatan tertinggi masih dipegang pencurian kendaraan bermotor.

Sebelumnya, Polres Pemalang, Jawa Tengah mengamankan sebuah mobil Kijang Innova warna hijau metalik bernopol BE 20XX XX saat melakukan razia pada Kamis sore 2 Juni 2011.

Razia itu dilakukan, setelah aparat Polres mendapatkan SMS (Short Messaging System) dari nomor gelap yang menginformasikan jika mobil tersebut adalah mobil pelaku penembakan polisi di Bekasi.

"Polres Pemalang kemudian merazia mobil tersebut. Namun setelah dicek, itu bukan mobil yang dimaksud," kata Kepala Subdit Resmob Direktorat Polda Metro Jaya Komisaris Polisi Herry Heryawan

Petugas mengecek kelengkapan surat kendaraan dan warna mobil tersebut sesuai dengan pelat nomornya. Sementara mobil yang digunakan pelaku penembakan adalah Kijang Innova warna hitam. "Kondisi mobil tersebut juga masih mulus, tidak ada pecahan kacanya atau pun lubangnya," paparnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Aipda Sugiantoro anggota Reskrim Polresta Bekasi Kota tewas ditembak lima perampok saat berusaha menggagalkan aksi perampokkan di Jalan Mess AL RT 4/1, Kampung Jatiraden, Jatisampurna, Kota Bekasi, Rabu dini hari 1 Juni 2011, Pukul 04.30 WIB.

Lelaki yang memiliki satu istri dan dua anak ini tewas seketika di lokasi kejadian dengan luka tembak pada bagian bawah mata kanan yang menembus kepala.

sumber: vivanews
 
Plat Mobil Pelaku Penembakan Bekasi Palsu
JUM'AT, 3 JUNI 2011, 12:01 WIB Elin Yunita Kristanti, Nila Chrisna Yulika

Sebuah mobil berplat BE 20XX XX diamankan di Pemalang. Tapi, itu bukan mobil para penembak​

Tim Gabungan Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya dan Polres Bekasi Kota terus memburu lima perampok yang menembak mati Aipda Sugiantoro. Salah satu petunjuk yang digunakan adalah, pelaku memakai mobil Kijang Innova hitam.

Sebuah petunjuk datang. Aparat Polres Pemalang, Jawa Tengah mendapatkan SMS atau pesan pendek dari nomor gelap yang menginformasikan sebuah mobil Kijang Innova warna hijau metalik bernopol BE 20XX XX adalah mobil pelaku penembakan Bekasi.

Mobil itu, lantas diamankan Polres Pemalang, Jawa Tengah mengamankan mobil itu saat razia Kamis sore 2 Juni 2011. "Namun setelah dicek, itu bukan mobil yang dimaksud," kata Kepala Subdit Resmob Direktorat Polda Metro Jaya Komisaris Polisi Herry Heryawan," Jumat 3 Juni 2011.

Saat petugas mengecek kelengkapan surat kendaraan dan warna mobil tersebut sesuai dengan pelat nomornya. Sementara mobil yang digunakan pelaku penembakan adalah Kijang Innova warna hitam. "Kondisi mobil tersebut juga masih mulus, tidak ada pecahan kacanya atau pun lubangnya," paparnya.

Sementara, Kepala Bagian Pusat Penerangan Umum Boy Rafli Amar mengatakan, plat nomor yang digunakan oleh pelaku penembakan itu palsu."Iya itu palsu, semua kendaraan yang dipakai penjahat itu kan palsu" kata dia.

Penemuan plat palsu tersebut membuat polisi menemukan titik terang untuk menangkap pelaku penembakan itu. "Jadi kita belum bisa menditeksi kendaraan itu. Kita doakan saja cepat ketemu" kata Boy.

Untuk diketahui, Aipda Sugiantoro tewas saat akan menggagalkan aksi perampokan di depan Toko Ongko Mulyo Jalan Mess AL RT 4/1 Kampung Jatiraden, Jatisampurna, Bekasi, Rabu dini hari 1 Juni 2011.


sumber: vivanews
 
Buru Penembak, Polisi Sasar Bengkel dan RS
JUM'AT, 3 JUNI 2011, 09:56 WIB Elin Yunita Kristanti, Sandy Adam Mahaputra

111857_polisi-berjaga-di-bank-bca-tempat-dua-polisi-tewas-ditembak-25-mei-2011_300_225.jpg

Tim Gabungan Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya dan Polres Bekasi Kota terus memburu lima perampok yang menembak mati Aipda Sugiantoro. Polisi malang itu tewas saat akan menggagalkan aksi perampokan di depan Toko Ongko Mulyo Jalan Mess AL RT 4/1 Kampung Jatiraden, Jatisampurna, Bekasi, Rabu dini hari 1 Juni 2011.

Untuk menutup gerak kawanan rampok ini Polresta Bekasi Kota meminta seluruh petugas Kepolisian memantau rumah sakit dan bengkel-bengkel.

"Kita telah melakukan koordinasi dengan seluruh rumah sakit serta bengkel-bengkel mobil untuk menutup ruang gerak komplotan rampok tersebut," ujar Kapolres Bekasi Kota Komisaris Besar Pol Imam Sugianto saat dihubungi VIVAnews.com, Jumat 3 Juni 2011.

Selain itu, kata Kapolres, pihaknya juga berkoordinasi dengan Polda Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten.
Menurutnya, dalam koordinasi itu pihaknya meminta agar mencurigai mobil Kijang Innova warna hitam yang memiliki sejumlah lubang peluru di bagian kaca depan dan samping mobil tersebut.

"Kami terus memburu mereka dan kami tidak tahu apakah mereka masih berada di Bekasi atau sudah kabur ke luar kota," ungkapnya.

Mengenai dugaan senjata laras panjang yang dipergunakan kawanan rampok tersebut, dirinya menegaskan senjata laras panjang baru sebatas dugaan saja.

Dari hasil autopsi yang dilakukan tim forensik RSCM Jakarta di duga peluru yang menembus kepala Aipda Sugiantoro merupakan peluru jenis kaliber 8 milimeter. Peluru jenis ini, biasanya dipergunakan untuk senjata laras panjang, meski demikian Polisi belum dapat memastikan penggunaan senjata laras panjang tersebut.

Dari hasil olah TKP petugas menemukan empat selosong peluru milik anggota Polisi di lokasi tersebut. Sedangkan, proyektil serta selosong peluru yang dipergunakan pelaku hingga kini belum ditemukan.

Sebelumnya, Polres Pemalang, Jawa Tengah mengamankan sebuah mobil Kijang Innova warna hijau metalik bernopol BE 20XX XX saat melakukan razia pada Kamis sore 2 Juni 2011.

Razia itu dilakukan, setelah aparat Polres mendapatkan SMS atau pesan pendek dari nomor gelap yang menginformasikan jika mobil tersebut adalah mobil pelaku penembakan polisi di Bekasi.

"Polres Pemalang kemudian merazia mobil tersebut. Namun setelah dicek, itu bukan mobil yang dimaksud," kata Kepala Subdit Resmob Direktorat Polda Metro Jaya Komisaris Polisi Herry Heryawan

Petugas mengecek kelengkapan surat kendaraan dan warna mobil tersebut sesuai dengan pelat nomornya. Sementara mobil yang digunakan pelaku penembakan adalah Kijang Innova warna hitam. "Kondisi mobil tersebut juga masih mulus, tidak ada pecahan kacanya atau pun lubangnya," paparnya.


sumber: vivanews
 
wah makin berani saja nih kelompok

wah mesti waspada nih jangan jangan bukan polisi saja yang jadi sasaran mereka

tetapi orang yang tidak sepaham dengan ideologi mereka atau kelompok mereka harus di habisin
 
Back
Top