Pembajak Dikepung Kapal As-Eropa

Kalina

Moderator
26776large.jpg


MOGADISHU - Para bajak laut Somalia yang menyandera kapal Ukraina, MV Faina, kini berada dalam kondisi terjepit. Kemarin (28/9) mereka dikurung tiga kapal perang di perairan dekat Harardhere, Somalia Tengah.

Menurut para saksi mata, menggunakan pengeras suara, komandan dua kapal perang yang posisinya paling dekat dengan Faina memperingatkan para pembajak di bawah pimpinan Ali Yare Abdulkadiragar agar tak mencoba mengeluarkan muatan kapal.

''Kami mendapat informasi bahwa ada tiga kapal perang yang terus membuntuti kapal yang dibajak, dua di antaranya dalam posisi sangat dekat,'' kata Bile Mohamaoud Qabowsade, penasihat presiden wilayah semiotonomi Puntland, kepada AFP di Mogadishu, ibu kota Somalia, kemarin.

''Salah satu kapal itu milik Amerika Serikat dan dua lainnya milik negara anggota Uni Eropa,'' tambahnya.

AS memang telah menugaskan USS Howard untuk turun tangan mengatasi pembajakan. Sedangkan Rusia juga memerintah kapal perang mereka, Neutrashimy, untuk berlayar ke Somalia. Kedua negara raksasa itu tentu khawatir peralatan militer yang diangkut Faina jatuh ke tangan kelompok-kelompok radikal.

Menurut Departemen Pertahanan Ukraina, Faina yang mengangkut 33 tank T-72 produksi Rusia, peluncur granat, dan amunisi dengan tujuan Kenya dibajak Kamis lalu (25/9). Alat-alat militer itu dipesan Departemen Pertahanan Kenya dari Ukraina. Kedua negara tersebut memang baru saja meneken perjanjian kerja sama di bidang pertahanan.

Salah seorang ketua suku yang berdomisili dekat Harardhere mengatakan, dirinya menyaksikan setidaknya dua kapal mengepung Faina. Tapi, dia tidak bisa menyebutkan pasti dari negara mana kedua kapal itu.

''Para pembajak kini terpojok di dekat Desa Hinbarwaqo (di antara Harardhere dan Pelabuhan Hobyo). Komandan kapal perang itu juga meminta pimpinan pembajak naik ke kapal mereka untuk berunding,'' kata si kepala suku yang tak disebutkan namanya itu.

Seorang nelayan setempat, Ali Harun, juga menyaksikan para pembajak melakukan kontak dengan teman-teman mereka di darat. ''Saya yakin, para pembajak itu tak akan bisa lagi melarikan diri,'' ujarnya.

Faina diawaki 21 kru. Sebanyak 17 orang di antara mereka berkebangsaan Ukraina. Tiga orang yang lain berasal dari Rusia dan seorang lagi warga Latvia.

Seorang laki-laki yang mengaku perwakilan pembajak kepada Associated Press pada Sabtu (27/9) mengatakan bahwa pihaknya menginginkan tebusan USD 35 juta (sekitar Rp 325,5 miliar). Namun, kabar itu tak bisa dikonfirmasi lebih lanjut.

Sementara itu, nasib kapal Yunani pengangkut bahan kimia yang juga dibajak di wilayah Somalia, tepatnya di Teluk Aden, pada Jumat (26/9) hingga kemarin belum ada kejelasan. Kapal itu berawak 19 orang. Wilayah perairan Somalia memang dikenal sangat berbahaya. Sebab, negara itu memang seperti tidak bertuan selama 17 tahun terakhir akibat perang yang terus berlangsung.
 
27007large.jpg


[ Selasa, 30 September 2008 ]
Pembajak Turunkan Tebusan Kapal Bermuatan Alat Perang
NAIROBI - Bajak laut Somalia yang dikepung tiga kapal perang Amerika Serikat dan Uni Eropa keder juga. Para penyandera kapal MV Faina berbendera Ukraina sejak Kamis (25/9) itu menurunkan tawaran tebusan.

Semula, perwakilan pembajak kepada Associated Press pada Sabtu (27/9) mengatakan bahwa pihaknya menginginkan tebusan USD 35 juta (sekitar Rp 325,5 miliar). Kemarin, menurut Program Bantuan Kelasi Afrika Timur, mereka menurunkan tawarannya menjadi USD 20 juta (sekitar Rp 191,6 miliar).

Turunnya harga tebusan itu diperkirakan analis juga dikarenakan ketidakmampuan pembajak untuk menurunkan tank dan peralatan militer lain dari kapal. Atau tebusan yang besar bisa menambah konflik berbahaya terhadap perang sipil di Somalia. Di sana, militan sedang berjuang melawan pemerintah.

Bukan hanya muatan kapal yang disandera pembajak yang sedang disorot internasional. Tujuan tank-tank di kapal Ukraina yang dikuasai pembajak juga jadi perdebatan.

Selain 33 tank T-72 produksi Rusia, ada juga peluncur granat dan amunisi di dalam kapal. Alat-alat militer itu dipesan Departemen Pertahanan Kenya dari Ukraina. Kedua negara itu memang baru saja meneken perjanjian kerja sama di bidang pertahanan. Tapi ada juga beberapa analis meyakini alat-alat perang tersebut secara rahasia diperuntukkan bagi Sudan Selatan yang dikenai embargo militer.

Kenya membantah tuduhan tersebut. ''Itu hanya propaganda dari pembajak melalui media yang mengatakan bahwa semua peralatan militer itu bukan diperuntukkan bagi Kenya. Ini hanyalah taktik teroris untuk menangkis pembalasan melawan mereka,'' ujar Alfred Mutua, juru bicara pemerintah Kenya.

''Pemerintah Kenya tak akan merespons teroris yang sudah membajak perlengkapan militer yang dibayar dengan pendapatan pajak untuk digunakan oleh militer Kenya,'' sambungnya.

Andrew Mwangura dari Program Kelasi Dasar Kenya mengatakan bahwa MV Faina tarapung beberapa mil dari pantai Somalia yakni Desa Hinbarwaqo, kemarin. Kapal angkatan laut AS, USS Howard, semakin dekat mengawasi kapal tersebut, jaraknya sekitar sepandangan mata. Juga ada helikopter di udara.

''Dengan helikopter dan Howard, jelas, taktik ini untuk menakut-nakuti pembajak,'' katanya.

Oleh karena di dalamnya banyak bahan-bahan kimia yang mudah meledak, kata Mwangura, kapal tersebut tak dapat diserang begitu saja.

Mwangura juga menambahkan bahwa satu orang kru kapal MV Faina asal Rusia meninggal di atas kapal akibat sakit.

gw gak nyangka.. di zaman sekarang msih ajah ada temen-temennya Jack Sparrow... ahahahaha..
 
jadi pengen dapet tugas di Somalia.... keren banget dan tantangannya asyik! apalagi tempat kerjanya dekat pantai...whuuuiiihhhh!
 
EHm,..........will travel,kalo disandera gmana?

mmmm saya di Sandra Dewi? nggak masalah...he..he.. lagian para bajak laut nggak lebih kejam dari pada orang sekitar kita yang mampu membunuh ratusan manusia dengan bomnya dengan alasan agama
 
Back
Top