Pembangunan RS Gaza Dikebut.

jainudin

New member
JAKARTA lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C)

mempercepat proses pembangunan flumah Sakit Indonesia (RSI) di Jalur

Gaza, Palestina.
Menurut Presidium MERC Joserizal Jurnalis, tahun mi RSI itu diharapkan

selesai dibangun. “Jika tak ada kendala, akhir 2013 kami harap RSI

sudah berdiri,” kata Joserizal, Senin (18/2).
Untuk niempercepat pembangunan RSL, Jumat (15/2) lalu MER-C

memberangkatkan Edy Wahyudi, seorang relawan insinyur. untuk membantu

mengawasi pembangunan tahap dua RSI Gaza.
Pembangunan tahap dua RSI berupa pengerjaan arsitektur dan mechanical

electrical yang dilakukan insinyur dan tenaga teknis dan Indonesia.

Semua relawan berasal dan Pesantren Alfatah, Bogrn; Jawa Barat, yang

tergabung dalam. Divisi Konstruksi MER-C.
Tugas Edy untuk memantau proses pembangunan RSI yang memasuki tahap

lebih rumit dan detail l3ersama Edy, berangkat pula tiga relawàn dan

Pesantren Alfatah.



Selain turut membantu pembangunan RSI, mereka juga akan menimba ilmu

di Gaza melalui program kerjaa sama beasiswa antara Universitas Islam

Gaza dan Pesantren Alfatah,
Keempat relawan tiba di Kairo pada Sabtu (16/2) pukul 09.00 pagi waktu

setempat. Dan Kairo, semua relawan langsung menuju perbatasan Rafah.

Mereka masuk Gaza pada Sabtu sore hari yang sama. Mereka akan

bergabung dengan 27 relawan Indonesia yang sudah di Gaza. Semua

relawan berkomitmen akan bertugas di Jalur Gaza hingga pembangunan RSI

selesai. Biaya RSI Rp 60 miliar
Total donasi rakyat Indonesia untuk program pembangunan RSI di Gaza

mencapai Rp 30,7 miliar. Donasi ini murni berasal dari rakyat

Indonesia yang sebagian besar kalangan menengah ke bawah, dari Aceh

hingga Papua.
“Alhamduliliah. perkiraan awal biaya pembangunan sebesar Rp 30 miliar

yang sebelumnya sulit terbayangkan akhirnya tercapai. Bahkan, sudah

melebih target,” ungkap Ketua Divisi Konstruksi MER-C Paned Thalib,

pekan lalu.
Kebutuhan selanjutaya adalah biaya untuk pengadaan alat-alat kesehatan

dan pengembangan kompleks RSI, yaitu pembangunan infrastruktur,

masjid, gedung manajemen, dan juga wisma rakyat indonesia.



Menurut Josenizat, pengadaan alat-alat kesehatan dan pengembangan

kompleks RSI akan menyedot dana tambahan. “Paling tidak, dibutuhkan Rp

30 miliar lagi, baru RSI bisa beroperasi,” ujarnya.
Walau demikian, Joserizal optimistis dana itu akan terpenuhi. Hingga

akhirnya, rumah sakit bantuan rakyat Indonesia itu akan berdiri dan

bermanfaat bagi rakyat Palestina, khususnya di Jalur Gaza,
Terkait dengan pengadaan material, tim relawan MER-C masih bisa

bernapas lega. Sebab, distribusi bahan bangunan ke Gaza sudah mulai

lancar. Kendalanya, kata Josenizal, jika perang pecah antara Hamas dan

Israel. “Kalau terjadi perang, otomatis semua harga material melambung

tinggi. Pasokan susah karena banyak orang butuh.”
Selain itu, pengerjaan proyek tahap dua ini membutuhkan ketelitian

yang cukup rumit dibandingkan tahap pembangunan RSI tahap pentama.

Apalagi, yang terkait dengan meahanical electrical. “Kita tidak bisa

sembarangan memasang instalasi listrik. Harus dengan perhitungan

matang dan teliti,” kata Josenizal.
Tim MER-C mengaku bersyukur sebab stok dan persediaan alat-alat

mechanical electrical itu ada di Gaza. Jika tak ada kendala,

diperkirakan akhir 2013 ini RSI Gaza sudah bisa diresmikan

Sumber : republika, Chairull akhmad
 
Back
Top